Part 18

963 80 3
                                    


++++++

Jimin menatap Rose yang saat ini baru saja mendapatkan kabar kalau rencana mereka berubah. Keduanya setuju saja selama tidak ada yang berada dalam bahaya.
"Jimin"
Jimin menatap Rose yang memang selalu bersamanya.
"Itu tuan June"
Jimin menatap kearah yang sama dengan Rose. Di sana di sudut ruangan ada Alfin, Alex , Mino Dan June yang merupakan para investor resort. Keempatnya nampak terlibat obrolan serius.
Dor~~~
Sebuah peluru meleset mengenai sebuah vas bunga pas di samping Alex. Mereka berempat sangat terkejut begitu juga orang yang berada di sana.
"Sudah di mulai" gumam Rose
Jimin kemudian menarik Rose untuk segera keluar dari kekacauan ini. Para tamu kini sudah berhamburan keluar dari rumah Jeon.
"Bisakah kau menembak Alex, Dev? Lengannya saja" ujar Rose. Jimin menghentikan langkahnya dan menatap Rose.
"Tertembak di lengan tidak akan membuatnya mati" ujar Rose kembali.
Rose dan Jimin memang kini terhubung dengan Devan, Jennie dan Taehyung melalui alat yang terpasang di telinga mereka.
"Lakukan saja apa yang Rose katakan" ujar Rose
"Baiklah" ujar Devan di seberang sana
Tak berselang lama, sebuah pekikan masuk ke dalam Indra pendengar Rose dan Jimin.
"Terima kasih Devan" ujar Rose yang kemudian segera masuk ke dalam mobil yang sudah di siapkan oleh Taehyung dan Jennie.
Di dalam mobil, Jimin bertanya pada Taehyung tentang berubahnya rencana mereka.
"Jennie melihat sniper yang di sewa oleh Alfin untuk menembak kalian. Jadi kami merubah rencana kami, tentu saja rencana kami barusan kalian setujui"
"Lalu sniper itu?"
"Sudah di bereskan oleh Devan" ujar Taehyung
"Sekarang rencana kedua sedang berjalan" ujar Jennie berbalik menatap Rose dan Jimin yang memang duduk di kursi penumpang.
"Devan sudah bergerak, aku akan mencoba meretas cctv rumah Jeon" ujar Jennie yang saat ini tengah menyalakan laptopnya.
Saat ini mereka berempat berada tidak jauh dari kediaman Jeon, karena rencana kedua mereka sedang berjalan.
"Devan sudah berhasil masuk ke dalam ruang kerja Alfin" ujar Jennie memperlihat sosok Devan.
"Devan" panggil Jimin melalui alat penghubung mereka.
"Jimin? Ada apa? Kau baik baik saja?"
"Aku baik baik saja, bagaimana denganmu?"
"Aku sudah masuk ke dalam ruang kerja Alfin, aku akan mencari apa yang bisa ku dapatkan. Aku tidak bisa berlama lama di sini, Alfin pasti akan kemari"
"Kau tenang saja, Jennie sudah meretas cctv kediaman Jeon, kau bisa mencari apapun itu dengan perlahan. Kami akan memberitahumu kalau Alfin akan ke sana nanti"
"Baiklah"
Devan kemudian memulai pencariannya. Sementara di layar lain, nampak Alex sedang duduk di sofa bersama dengan Alfin serta Angella dan Kavita. Saat ini Alex sedang di obati oleh dokter yang memang sudah di sediakan oleh Alfin sebelumnya.
"Sial" rutuk Alfin di dalam hatinya. Rencananya gagal total malam ini untuk melenyapkan keponakannya.
"Alfin bagaimana bisa anak buahmu salah menembak orang?"
"Orang yang menembakmu bukan anak buahku Alex" Alfin menatap Alex. "Ada seseorang yang sudah merusak rencana kita"
"Siapa?"
"Itu tugas kita untuk mencari tahu" ujar Alfin. "Dan aku sudah meminta pada mino untuk menghentikan sementara pembangunan resort itu"
"Kenapa?"
"Jika kita tetap melanjutkan pembangunan resort itu, putrimu akan menemukan apa yang di carinya"
"Untuk sementara kita fokus untuk melenyapkan mereka" kedua tangan Alfin terkepal. "Jimin kali ini kau bisa lolos bersama istrimu, tapi lain kali tidak lagi. Aku akan memastikan kematianmu di rencanaku berikutnya" batin Alfin
"Kalian pulanglah, Jaka sudah menyiapkan mobil untuk mengantar kalian" ujar Alfin
Alex mengangguk dan kemudian beranjak dari duduknya bersama Angella dan Kavita.
"Aku akan menemuimu besok pagi" Alfin mengangguk mendengar perkataan Alex.
Setelah mengantar Alex, Alfin langsung masuk ke dalam rumahnya dan berjalan ke ruang kerjanya. Alfin saat ini ingin memeriksa cctv rumahnya yang terhubung dengan komputer yang ada di dalam ruang kerjanya.
Sementara itu Devan sama sekali tidak mendapatkan apapun di ruang kerja Alfin dan itu membuat Rose dan Jimin prustasi. Bahkan surat kuasa akan harta orang tuanya tidak di temukan di sana.
"Devan, keluar dari sana, Alfin sedang menuju ke ruang kerjanya" ujar Jennie
Devan hanya mengangguk dan segera meninggalkan ruang kerja Alfin. Setelah melihat Devan sudah keluar dari rumah Jeon, Jennie segera menghapus rekaman cctv yang memperlihat Devan yang berada di ruang kerja Alfin. Tadi juga Jennie sudah menghapus rekaman cctv saat pesta di mulai.

+++++

Alfin menggeram marah melihat rekaman cctv rumahnya banyak yang terhapus. Kedua tangannya kepal dengan rahang yang mengeras.
"Jimin" desis Alfin. "Kau rupanya sudah mulai pintar. Kali ini kau bisa satu langkah di depanku. Tapi tidak untuk yang kedua kalinya" geram Alfin
Sementara itu di kediaman Park, Rose dan Jimin saat ini tengah berada di kamar Alex. Mereka menatap Alex yang saat ini tengah terbaring diatas kasur.
"Kalian keluarlah, Ayahmu butuh istirahat" ujar Angella entah pada siapa, Rose ataukah Kavita.
Jimin menarik tangan Rose untuk keluar dari kamar dan membawanya ke ruang kerja milik Rose.
"ROSE"
Rose menatap Jimin yang saat ini tengah menatapnya.
"Kau--
Perkataan Jimin terhenti saat melihat sudut bibir Rose terangkat. jimin sudah menduga ini, istrinya itu pasti sedang merencanakan sesuatu di kepala cantiknya.
"ROSE jangan berbuat hal yang macam macam. Saat ini kita harus waspada setelah apa yang terjadi di kediaman Jeon"
Rose menghela nafasnya, dan menatap sebal pada Jimin.
"Kau itu dukun atau apa, kenapa kau selalu tahu apa yang ku pikirkan" kesal Rose dan membuat Jimin terkekeh.
Benar dugaannya.
"Aku ini suamimu, dan aku tahu apa saja yang di pikirkan oleh otak cantikmu itu" ujar Jimin
"Tapi ini waktu yang tepat untuk menyingkirkan Alex"
Jimin menggeleng. "Belum waktunya"
"Dan lagi, apa kau akan memberikan kematian yang mudah bagi pembunuh Ibu mu?"
Rose terdiam mendengarnya.
"Kau benar Jimin, aku tidak akan membiarkan pembunuh Ibuku mati semudah itu"
Rose dan Jimin saling berpandangan.
"Alex harus merasakan siksaan dariku sampai dirinya sendiri yang memohon untuk kematiannya padaku"Jimin bisa melihat amarah di kedua mata Rose.
.
.
.
.
.

.
.
.

..
.
.

.
.
.
.
.
.
.

..
.

.

JANGAN LUPA VOTE NYA MOGA SUKA YA DAN GABOSEN SMA CERITANYA

JANGAN LUPA STREAMING MV ROSE YA  🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

REVENGE AND LOVE || Jirose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang