+++++++
"Jimin"
Jimin berbalik dan menatap Taehyung yang saat ini tengah berjalan menghampirinya.
"Bisa kita bicara?"
Jimin mengangguk dan mengikuti Taehyung yang berjalan menuju kamarnya.
"Ada apa Taehyung?"
"Jimin keadaan Ayahku semakin memburuk, aku harus membawanya segera menemui Ayah--
"Tapi Taehyung, keadaan sedang tidak memungkinkan untuk membawanya" Jimin memotong perkataan Taehyung. "Kalau dia sampai tahu kebenaran tentang dirinya, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi, Taehyung"
Taehyung mengusap wajahnya dengan kasar.
"Lalu apa yang harus ku lakukan, Jimin?" Ujar Taehyung prustasi
Jimin terdiam. Ia juga tidak tahu apa yang akan di lakukannya.
"Bersabarlah sebentar lagi Taehyung, aku akan mencoba memberitahu dia tentang ini"
Taehyung hanya bisa mengangguk lemah. "Aku tidak bisa menunggu lama lagi, jika keadaan Ayahku kritis, aku terpaksa untuk memberitahunya"
Jimin menghela nafasnya, entah kenapa keadaan jadi rumit begini.+++++
"Jadi kau tidak menemukan pelakunya?"
Alfin mengangguk pada Alex. "Sepertinya ada orang yang cukup kuat di belakang putrimu dan keponakanku"
"Siapa?"
Alfin menggeleng. "Aku masih mencari tahu"
"Kita harus segera menyingkirkan mereka"
Alex mengangguk. "Bagaimana dengan Mino?"
"Mino sedang berada di luar kota untuk bertemu dengan mereka"
"Alfin, kau yakin bisa membuat mereka menuruti keinginan kita?"
"Aku sudah memberitahu Mino bagaimana cara menaklukan mereka, para mafia itu harus bisa membantu kita"
"Ini terlalu berisiko Alfin"
"Aku tahu, tapi cuma mereka yang saat ini yang bisa membantu kita untuk menyingkirkan penghalang kita"
Alex mengangguk.
"Lalu bagaimana dengan stempel Anjani?"
"Belum ku dapatkan. Angella dan Kavita masih mencarinya di tempat yang ku curigai"
"Kau tidak curiga kalau Rose yang sudah memegang stempel itu?"
"Kalau stempel itu ada di tangan Rose, dia sudah pasti akan menendang ku keluar dari rumah ini"
Alfin diam. Apa yang di katakan Alex benar juga. Tapi tetap saja, dirinya curiga pada Rose mengenai stempel Anjani.
"Apa kau perlu bantuan ku untuk mencari stempel itu?"
Alex menggeleng. "Kita fokus saja pada Rose dan Jimin. Biarkan Angella dan Kavita yang mencari stempel itu"
.
.
.
.
Rose dan Jimin saat ini berada di kantor. Rose sendiri tengah sibuk dengan pekerjaannya sementara Jimin sibuk dengan ponselnya di sofa.
"Jimin kemari"
Jimin menatap Rose sejenak dan kemudian beranjak menghampiri Rose.
"Lihat" Rose menunjuk laptopnya yang saat ini tengah memutar sebuah video.
"Video apa ini?"
"Ini rekaman cctv yang ku ambil di kantor ini beberapa bulan yang lalu"
"Dan kau lihat, pria ini" Rose mempouse video itu dan memperlihatkan sosok seorang pria yang di kenal Jimin.
"Pria itu yang meracuni Angga" ujar Jimin yang diangguki kepala oleh Rose. Rose kemudian kembali memutar video itu.
"Kau mengerti kan?" Tanya Rose setelah memperlihat video itu pada Jimin.
Jimin mengangguk. "Aku akan menghubungi Devan untuk mencari tahu siapa mereka"
Jimin menatap Rose yang baru saja mengirim video ke Devan di Sertai dengan pesan teks.
"Kau sibuk?"
Rose menggeleng. "Kenapa?"
"Mau ikut denganku?"
Rose menatap Jimin. "Kemana?"
"Ikut saja, kau akan tahu nanti"
Rose menghela nafasnya dan kemudian mengangguk.
"Ayo"
Jimin meraih tangan Rose untuk menggandengnya.
Jimin mengajak Rose ke Sungai han. Mereka berdua saat ini sudah duduk di pinggir sungai han menatap hamparan sungai luas di depan.
Jimin menoleh menatap Rose yang saat ini memejamkan matanya menikmati angin yang berhembus menerpa wajahnya. Sebuah senyuman pun terbit di bibir Jimin.
"Tenang sekali rasanya" ujar Rose seraya membuka kedua matanya. Dan pada saat itu pula, kedua mata itu saling berpandangan.
"Aku sering kemari saat aku Lelah" ujar Jimin memutuskan tatapan mereka berdua.
Jimin menatap hamparan Sungai di depannya dan kemudian menarik nafasnya dalam dalam.
"Rose"
Rose menatap Jimin yang saat ini tengah menatapnya dengan serius.
"Kenapa?"
Jimin terdiam mencoba meyakinkan dirinya untuk memberitahu Rose tentang kebenaran dirinya.
"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu"
"Sesuatu? Tentang apa?"
"Tentang dirimu"
Rose menatap Jimin bingung. Tentang dirinya?
"Tentangku?" Jimin mengangguk. "Memangnya kenapa denganku?"
"Aku minta padamu untuk tenang saat mendengar ini"
"Memangnya kau ingin mengatakan apa tentangku? Jangan bertele tele Jimin, katakan saja"
Jimin menarik nafas dalam dalam dan menatap Rose tepat pada manik matanya.
"Rose, sebenarnya kau bukan putri kandung park Alex"
"Apa!?" Kejut Rose. "Apa yang kau katakan Jimin?"
Jimin bisa melihat raut terkejut di mata Rose.
"Kau bukan putri kandung Alex" ujar Jimin kembali dan membuat Rose terdiam.
"Kau memang putri Ibu mu tapi Ayah mu bukan Alex"
Kedua tangan Rose terkepal dan segera saja ia berdiri dari duduknya dan hendak pergi dari sana tapi lengan Rose kini di tarik oleh Jimin.
"Lepaskan aku!" Tekan Rose dan menatap tajam pada Jimin. "KU BILANG LEPAS" teriak Rose
Jimin tidak memperdulikan teriakan Rose. Jimin justru menarik Rose ke dalam pelukannya.
"Tenang Rose" ujar Jimin seraya mengelus punggung Rose.
Rose menggeleng dalam pelukan Jimin.
Rose kemudian melepaskan pelukan Jimin dengan paksa dan kemudian mendorongnya.
"Sudah berapa lama kau tahu tentang kebenaran diriku?" Tanya Rose dengan mata nyalangnya. "Jawab aku, Jimin!"
"Aku akan menjawab semua pertanyaanmu, jika kau tenangkan dirimu" ujar Jimin.
Jimin menatap sendu kearah Rose, kedua tangan wanita itu terkepal kuat, menandakan amarah sedang menguasainya.
"Duduklah kembali, aku akan menjawab pertanyaanmu tadi"
Rose memejamkan matanya sambil menghirup nafasnya dalam dalam. Mata Rose kemudian terbuka dan menatap Jimin.
"Ceritakan semua yang kau ketahui"
Jimin mengangguk. Mungkin ini sudah saatnya Rose mengetahui semuanya.
Keduanya kemudian kembali duduk.
"Cepat katakan!"
"Semuanya berawal saat kau menyuruhku mencari tahu investor resort itu" Jimin memulai ceritanya. "Saat itu aku juga mencari tahu tentang dirimu dan menemukan fakta kebenaran itu"
"Awalnya aku tidak tahu siapa kau sebenarnya, tapi Devan yang mencaritahu tentangmu mendapatkan sebuah fakta yang mengejutkan"
"Fakta apa?"
"Fakta siapa Ayah-mu"
"Siapa? Siapa Ayah kandungku?"
"Ayahmu bernama Ni--
"Niranja Park"
Rose dan Jimin sama sama berbalik saat mendengar sebuah suara dari belakang.
Disana Taehyung dan Jennie sudah berdiri menatap Rose dan Jimin.
"Taehyung, Jennie" gumam Rose
Taehyung dan Jennie kemudian menghampiri Jirose.
"Kau adalah adikku Rose" ujar Taehyung dan kembali membuat Rose terkejut.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.OKE SGTU DLU YA SEMOGA KALIAN SUKA
VOTE NYA JANGAN LUPAJANGAN LUPA STREAMING MV ROSEEEEEE 🌹🌹🌹🌹🌹😘😘🌹🌹🌹🌹🌹😘🌹😘🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE AND LOVE || Jirose [END]
Ficção Adolescente"aku bahkan bisa memberikanmu uang lebih banyak" "yak! Apa maksud perkataanmu itu" "asal kau mau menikah denganku, bukan guci itu saja yang ku ganti. Kau juga akan mendapatkan uang yang sangat banyak"