36

3 0 0
                                    

Safira tak ingin berharap bara benar benar menepati janjinya karna ia takut kecewa lagi tapi berbeda dengan tubuhnya yang sedari tadi menunggu bara di teras rumahnya. Tubuhnya tak juga bergerak untuk masuk ke dalam rumah walau pun hari sudah mulai gelap.

Beberapa kali devano dan rangga pun menyuruhnya untuk menunggu didalam rumah tapi ia hanya menggeleng kekeuh tetap pada pendiriannya untuk menunggu bara tak peduli berapa lama lagi ia harus menunggu.

Sampai malam tiba pun bara tak kunjung datang sedangkan safira sudah menggigil kedinginan ketika hujan yang tanpa diminta turun menemaninya menunggu bara.

Ceklek.

Pintu utama terbuka menampakan tubuh tegap rangga yang memakai baju rumahan. Rangga menatap punggung safira yang menggigil ia menghela nafas pelan.

"dek mending kamu tidur bara gak akan datang. lagian ini udah malem mungkin dia udah istirahat" ucap rangga ketika ia melihat ke arah jam yang ia gunakan.

Ini sudah pukul 9 malam tapi bara belum juga menampakan batang hidungnya atau bahkan mengirimi pesan safira membuat safira enggan beranjak dari duduknya.

"dek jangan keras kepala deh nanti kamu sakit" ucap devano yang kesal karna safira tak kunjung masuk.

Safira mendengus kasar lalu ia pun dengan cepat berlari melewati rangga dan devano yang berada di dekat pintu ia pun pergi ke kamarnya yang berada di lantai atas lalu menutupnya dengan rapat.

Rangga dan devano hanya menghela nafas kasar lama kelamaan melihat safira seperti itu membuat keduanya kesal entah kenapa.

Setelah kepergian safira datanglah pengantar pizza yang memang tadi devano pesan. Ia tahu safira belum makan sedari siang, saat diminta untuk makan malam bersama pun safira hanya menggeleng pelan dan memilih untuk menunggu kedatangan bara yang entah kapan akan datang.

Devano pun membayar pizza tersebut lalu pergi ke kamar safira untuk mengantarkan pizzanya kepada safira.

Tok tok tok..

"dek abang masuk" ucap devano lalu membuka pintu kamar safira yang memang tak terkunci ia pun menghampiri safira yang sedang tiduran di kasur.

"galau boleh tapi jangan lupa makan, jangan nyiksa diri kamu cuma karna hal hal yang bikin kamu sakit. Good night princess nya abang." ucap devano sambil meletakan pizza itu di atas nakas safira.

Devano pun keluar kamar safira agar safira bisa memakan pizzanya ia tahu jika safira tak akan makan jika ada dirinya di kamarnya jadi ia memutuskan untuk pergi memberi waktu kepada safira untuk makan.

Setelah kepergian devano safira membuka kedua matanya yang sedari tadi tertutup ia pun langsung bangun lalu mengambil kardus pizza itu dan meletakannya di pahanya.

Ia pun membuka kardus itu lalu mulai memakan pizza itu satu persatu, menangis dan menunggu bara membuat perutnya kosong.

Benar kata orang kalau galau juga butuh makan agar memiliki cukup energi untuk bersedih.

Ia pun menghabiskan pizza itu dengan cepat karna takut devano ataupun rangga tiba tiba masuk ke kamarnya dan memergokinya sedang makan dengan lahap. Sebenarnya ya tak masalah hanya saja ia masih punya rasa malu.

Setelah selesai makan safira membuka ponselnya sebentar ia menatap layar ponselnya dengan sendu bara masih tak mengabarinya dengan kasar ia melemparkan ponselnya entah kemana lalu memilih untuk tidur karna lelah.

Bara tak menepati janjinya itu yang ia tahu.

SAFIRA & BARA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang