11

4 0 0
                                    

Hari ini adalah hari yang ditunggu tunggu oleh safira, ia sudah bangun dari jam 4 saking semangatnya.

Ia berlari menuju kamar rangga yang berada di sebelah kamar devano lalu mengetuknya dengan semangat.

"abangggg bangun ih udah jam 6" ucap safira sambil terus mengetuk pintu kamar rangga berharap sang empu bangun dan membukakan pintu untunya.

Ceklek.

Bukan, bukan pintu rangga yang terbuka itu adalah suara pintu devano yang terbuka, menampakan ciri khas muka bantal milik devano tapi tetap saja ia kelihatan sangat tampan.

"lo gila? Ini masih jam 4 buset ngebet banget lo liat bule pake bikini" ucap devano sambil menatap safira kesal.

"itu sih lo bukan gue! Cepet sana mandi, 10 menit belum mandi gue lempar bom kamar lo" ujar safira sarkas lalu mulai mengetuk pintu milik rangga yang tak kunjung dibuka.

Devano lebih memilih untuk segera mandi dari pada harus bertengkar dengan adiknya pagi pagi buta seperti ini.

setelah pintu devano tertutup kini giliran pintu rangga yang terbuka menampakan rangga dengan atasan kaos polos dibalut dengan kemeja kotak kotak dan celana selutut.

Tampan.

Safira hampir lupa bernafas kalau saja abangnya ini tak menyadarkannya dari pesonanya.

"udah siap?" tanya rangga sambil memperhatikan baju yang digunakan oleh safira.

"udah bang dev belum siap siap, emang dasar kebo udah dibilangin jangan bergadang malah bergadang" ujar safira kesal sambil menatap pintu kamar devano yang tertutup rapat.

Rangga hanya bisa terkekeh dan menghela nafas pelan lalu membawa adiknya untuk pergi sarapan di bawah.

Saat sampai di ruang makan ternyata papa dan mamanya sudah menunggu mereka. Safira dan rangga pun tersenyum lalu menyapa kedua orang tuanya.

"pagi mah pah" ucap rangga dan safira bersamaan.

"pagi sayang"

Mereka pun mengobrol sambil menunggu devano selesai siap-siap.

"hello everyone devano ganteng udah siap" ucap devano semangat lalu berlari kearah safira yang sedang memakan makanannya dengan tenang.

Devano mengambil roti yang baru saja safira beri selai, safira mendelik karna roti yang ingin ia makan diambil oleh devano.

Devano tak memerdulikan safira yang melotot hingga matanya akan siap keluar, devano hanya memasang wajah tak berdosa andalannya.

orang tuanya hanya terkekeh melihat itu sedangkan rangga memberikan rotinya untuk safira membuat safira tersenyum dengan senang.

"lo harus banyak belajar bang ke bang angga" ucap safira sambil menatap devano yang sibuk dengan makanannya.

Sebenarnya safira tidak membanding bandingkan rangga dan devano ia hanya bercanda, ia juga sangat menyayangi mereka berdua.

Ketika ia bersama rangga, rangga akan selalu perhatian kepadanya dan juga sangat lembut. Sedangkan devano meskipun ia terlihat sangat menjengkelkan dan protektif tapi devano seperti teman baginya, devano membuatnya merasa lebih nyaman dengan caranya dan tak membuatnya kaku.

Mereka berdua saling melengkapi setiap sisi yang kosong di kehidupan safira membuat safira bersyukur memiliki mereka berdua.

"yang penting gua ganteng gak bikin lo malu kalo dibawa kemana mana" ucap devano santai sambil mengigit roti keduanya.

"gak ada nyambung nyambungnya" ucap safira kesal.

"udah udah kalian tuh bisa gak sih sehari aja gak ribut bosen mama liatnya" ucap mama safira sambil geleng geleng menatap safira dan devano bergantian.

"papa sih dukung kalian ribut tenang aja" ucap papa safira santai mendapat pelototan dari mama safira.

Mereka pun melanjutkan makan hingga selesai lalu menunggu kedatangan teman temannya menjemput, mereka memutuskan untuk menggunakan 1 mobil kali ini.

SAFIRA & BARA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang