56

5 0 0
                                    

BYURRRR

"SAFIRAAA" teriak devano dengan kencang.

Safira terkejut ketika air sudah membasahi tubuhnya. Ia mengerjapkan matanya lalu bangun melihat kesekitarnya ia mengerutkan kening ketika ia sedang berada dikamarnya.

Tunggu, apa tadi mimpi?

Safira menatap devano yang kini sedang memegang ember besar yang tadi sudah ia isi dengan air dan menyiram safira.

"bang dev?" tanya safira bingung bukannya marah karna disiram safira malah menatap devano dengan nanar membuat devano terdiam.

"lo kenapa sih anjir? Tadi pas tidur malah nangis nangis ngigo lagi. Lagi tidur aja gak waras lo." ucap devano membuat kerutan di keningnya semakin dalam.

Safira benar benar masih tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Apakah ia benar benar mimpi? Tapi mengapa ini terasa begitu nyata?

"bara baik baik aja kan bang?" tanya safira cepat membuat devano menatapnya aneh.

"bara siapa anjir? Udah sana lo mandi ini kan hari pertama lo sekolah SMA." ucap devano sambil pergi begitu saja meninggalkan kekacauan yang sudah dibuatnya.

Safira terdiam makin bingung apa yang sebenarnya terjadi. Hari pertama? Bukan kah ia sudah kelas 11? Ah safira tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Safira bergegas ke arah kamar mandi untuk mandi meskipun ia masih memiliki banyak pertanyaan dibenaknya tapi ia memilih untuk mandi karna ini sudah jam 06.45.

Setelah bersiap siap ia pun pergi ke bawah untuk sarapan disana sudah ada  seluruh keluarganya.

"pagi sayang." sapa mama dan papa safira dengan senyuman.

Safira hanya mengangguk lalu duduk disebelah rangga abangnya. Ia menyantap makanannya dengan tak selera. Ia haru memastikan sesuatu.

"bang mantan pacar lo wendy hamil ya?" tanya safira membuat devano tersedak karna ucapan tiba tiba itu.

"uhuk uhuk" batuk devano lalu dengan cepat mama safira memberikannya minuman dan langsung di teguk habis olehnya.

"lo mau bikin gua mati keselek?!" ucap devano sambil mendelik sedangkan safira hanya merotasikan bola matanya.

"wendy? Mantap pacar gua hamil? Lo kalo ngomong kagak difilter ye sejak kapan mantan gua itu nikah? Gila lo." ucap devano sinis.

Safira terdiam ah ternyata benar itu semua hanya mimpi, bahkan tentang ia dan bara pun hanya sekedar mimpi. Ia menghela nafas pelan merasa lega karna setidaknya ia tidak benar benar kehilangan seseorang.

Bara tersenyum tipis lalu melanjutkan makannya yang tertunda mengabaikan tatapan aneh dari keluarganya. Setelah selesai ia pun bersiap untuk pergi bersama devano.

"bang ayo." ajak safira pada devano yang sedang memakai jaketnya.

"lo naik angkot aja ya gua mau jemput cewe gua kalau enggak sama rangga noh." jawab devano lalu pergi begitu saja meninggalkan safira yang mendengus kesal.

Ia menatap rangga penuh harap agar abangnya itu mau mengantarnya lagi pula mereka berada disekolah yang sama, baru saja ia mau menghampiri rangga ucapnnya membut langkah safira berhenti.

"gua bukan gak sayang lo dek tapi gua harus jemput pacar gua juga." ucap rangga lalu pergi meninggalkannya juga safira menggerang keras karna kesal.

Ia pun berjalan keluar dari rumahnya sambil terus menyumpah serapahi kedua abangnya itu ia pun menunggu bus lewat di halte depan rumahnya.

"gak di mimpi gak di kenyataan sama sama ngajak ribut ye." gumam safira sambil menjatuhkan bahunya.

Hari ini adalah hari tersial selama ia hidup, tadi pagi ia bermimpi dengan mimpi yang sangat mengerikan dan sekarang ia ditinggal oleh dua abangnya hanya karna pacar mereka sunggu sangat menyakitkan.

SAFIRA & BARA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang