46

3 0 0
                                    

Wajah panik safira berubah menjadi senyuman yang sangat cerah ketika mendapati bunga mawar yang berjejer di kanan dan kirinya.

Ia berjalan mengikuti kemana arah jalan yang sudah ditunjukan oleh bunga mawar itu, ia melihat sekekeling lalu tersenyum kecil ketika melihat tulisan "happy birthday safira" yang terpampang jelas di bagian taman kecil milik keluarga bara.

Safira membuka ponselnya dengan cepat melihat tanggal berapa ini ah ternyata tanggal 12 januari, ulang tahunnya. Bagaimana safira bisa lupa jika hari ini adalah hari ulang tahunnya?

Jadi karna itu mereka semua mengabaikan safira? Baiklah setidaknya safira bisa bernafas lega jika itu yang sebenarnya terjadi tapi mengapa rumah ini sangat sepi? Kemana semua orang?

Sepertinya pestanya akan dilakukan di perkarangan rumah bara melihat begitu banyak hiasan yang sudah terpasang tapi kemana semua orang?

Safira pun berjalan ke arah pintu utama rumah bara yang di pinggirnya dihiasi degan balon balon berukuran sedang ia pun masuk dengan tenang.

Ia berjalan pelan sambil menundukan wajahnya karna pipinya sudah merah sekarang mungkin karna ia terlalu senang.

Safira terus berjalan pelan tapi tak ada satu pun yang meneriakinya "selamat ulang tahun" hanya keadaan hening yang ia dapati ketika ia masuk kedalam rumah bara.

"lo mau bilang apa?"

Safira mendongkakan wajahnya ketika ia mendengar ucapan itu. Ia melihat ke arah ruang tamu ternyata semuanya sudah berkumpul disana dengan wajah yang sulit diartikan. Ia pun berjalan pelan ke arah ruang tamu.

"gua hamil bar"

Brukkk

Bungkusan baju yang safira genggam erat sedari tadi terlepas dan jatuh begitu saja seperti air mata nya yang juga ikut meluncur bebas dari kedua matanya. ia diam tak berkutik seakan semua bagian tubuhnya berhenti berfungsi.

Semua orang terkejut ketika mendapati safira sudah berdiri di ujung sana dengan keadaan mematung. Devano berlari menghampiri adiknya yang terdiam.

"lupain, kita pulang" ucap devano lalu menarik safira tapi safira enggan meninggalkan tempatnya.

Ia memilih diam dan berfikir cepat dengan apa yang sebenarnya terjadi apa ini juga bagian dari skenario ulang tahunnya? Tapi mengapa ini begitu terlihat nyata?

"apa yang sebenernya terjadi?" kini mama bara yang mengambil alih ia hanya ingin tahu apa yang anaknya lakukan.

Wendy.

Ya wanita itu wendy, yang selama beberapa minggu ini menghilang entah kemana lalu muncul dan bilang bahwa ia hamil anak bara.

Wendy mengeluarkan testpack dan selembar foto yang menunjukan kalau bara dan wendy sedang berciuman, ia meletakannya di atas meja ruang tamu. Dengan cepat mama bara mengambilnya lalu menganga tak percaya.

"maksud lo apa bilang kalo gua yang bikin lo hamil?" ucap bara masih berusaha tenang walaupun suasana disini sudah begitu menyeramkan.

"jangan pura pura bego bar malam itu kita ngelakuin itu" jawab wendy dengan santai seolah ucapannya tak akan menyakiti siapa pun.

"GUA GAK PERNAH SEKALIPUN NYENTUH LO WEN!" bentak bara keras membuat semua orang terkejut.

Bara menatap sekitar semua mata memandangnya dengan tatapan kecewa dan kedua mata yang sangat bara cintai, ia menjadi lemas ketika melihat kedua iris mata itu memandangnya dengan sendu.

"gua bener bener ga ngelakuin apapun" ucapnya frustasi ketika tak ada yang menanggapi ucapannya.

Bara berjalan ke semua orang memohon agar mereka percaya padanya tapi karna semua bukti sudah ada mereka semua lebih memilih membuang muka tak menatap bara.

Bara pergi ke arah safira berharap gadisnya itu mempercayainya hanya dia satu satunya harapan yang bara punya. Bara berjalan menghampiri safira yang menatapnya sendu.

"kamu percaya kan sama aku?" tanya bara sambil mendekatkan wajahnya ke arah safira sedangkan safira hanya menatapnya dengan tatapan yang menunjukan bahwa sekarang hatinya benar benar sakit.

SAFIRA & BARA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang