54

6 0 0
                                    

Dunianya benar benar hancur saat ini, bara pergi menghilang dari hidupnya. Seharusnya dari awal ia percaya apda bara seharusnya ia memberi semangat pada bara bukannya malah menghakimi bara yang tak tahu apa apa.

Ia merasa sangat bersalah dan menyesal sekarang, mengapa rasa menyesal ini tak muncul dari awal? Mengapa ketika ia kehilangan semuanya ia malah baru merasakannya.

Safira berlari tanpa tujuan seperti waktu malam itu. Jika malam itu ia terhenti di jalanan sepi sekarang ia terhenti di sebuah jempatan yang cukup panjang dan besar.

Safira berpegangan dengan pagar pembatas yang ada disana melihat kearah sungai yang cukup deras. Dirinya melemas ketika melihat betapa tingginya ini ia jadi teringat ketika bara menjatuhkan dirinya dari atas rooftop.

Safira memejamkan matanya mengingat apa yang terjadi ketika dirumah sakit ketika ia kehilangan bara untuk selamanya.

Flashback on.

Safira berlari mengikuti berangkar yang diatasnya bara yang sudah terkapar lemas ia menangis meneriaki nama bara berharap sang empu menyautinya dan terbangun.

Safira terduduk lemas di lantai ketika bara sudah masuk ruangan uang berbau obat obatan itu. Safira menangis sambil menutup wajahnya yang sudah benar benar merah karna sedari tadi menangis.

Bajunya benar benar penuh dengan darah, tak peduli dengan bau amis di sekujur tubuhnya ia lebih memilih menangis dan berdoa berharap bara baik baik saja.

Devano dkk datang dengan cepat menghampiri safira yang terduduk dilantai dengan keadaan menangis.

Devano berlari ke arah safira dan memeluknya erat berusaha membuat safira tenang. Safira menenggelamkan wajahnya di dada bidang devano dan menangis meluapkan semuanya.

"bara bang" rintih safira sambil memukulkan tangannya ke arah dada bidang devano menyalurkan rasa sakit yang ia tahan sedari tadi.

Devano semakin mengeratkan pelukannya ke safira ia benar benar tak kuasa ketika melihat safira hancur berantakan seperti ini.

Rangga dan rio menenangkan tasya dan tasyi yang sudah lemas sedari tadi sedangkan oliv hanya terdiam sambil menggigit bibirnya berusaha tak ikut menangis melihat keadaan safira yang hancur.

Pintu yang sedari tadi tertutup pun terbuka menampakan seseorang dengan baju dokter membuat mereka semua bangkit dari duduk begitu pun safira.

"maaf saya sudah berusaha sekeras mungkin untuk menyelamatkan bara tapi kondisinya benar benar sangat parah kami gagal menyelamatkannya saya minta maaf." ucap dokter itu membuat safira terjatuh untung tubuhnya langsung  ditopang oleh devano agar tak jatuh.

"DOKTER BOONG KAN?! BARA PASTI SELAMAT DOK TOLONG PERIKSA LAGI DOK SAYA GAK MAU KEHILANGAN BARA!" teriak safira sambil memegang kerah kemeja sang dokter sedangkan dokter itu hanya bisa pasrah.

Devano segera membawa safira kepelukannya agar safira tenang tapi safira malah menangis lebih kencang dari pada tadi membuat siapa pun yang mendengarnya bisa tahu seberapa sakit hati safira saat ini.

"kamu pasti safira? Ini ada surat yang bara tulis buat kamu saya mendapati ini di saku bajunya mungkin agak tak jelas karna terkena bercak darah tapi setidaknya masih bisa terbaca." ucap sang dokter sambil memberikan sebuah amplop dari sakunya safira mengambil surat itu dengan cepat lalu memilih memasukannya ke sakunya dengan cepat.

"saya mau lihat bara." ucap safira yang diangguki oleh sang dokter dengan cepat safira pun pergi ke dalam ruangan itu. Ia melihat dengan jelas tubuh bara sudah tertutupi kain putih.

Ia menangis semakin keras sambil memeluk tubuh bara yang sudah kaku itu meraung raung meminta agar membuka matanya lagi.

Flashback off.

SAFIRA & BARA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang