14

3 0 0
                                    

Pagi ini sama seperti biasanya bara yang menjemputnya pagi pagi dan sedikit keributan yang dibuat oleh devano yang berakhir dengan gelengan dan tatapan jengah dari rangga.

Safira menatap sinis abang keduanya itu membuat devano hanya terkekeh. Paginya dirusak oleh devano lantaran devano menjahilinya.

"jauh jauh lo dari gua" ucap safira sambil menjauhkan dirinya dari devano lalu mendekat ke arah bara yang baru selesai memarkirkan motornya di parkiran sekolah.

Devano merangkulnya seperti biasa membuat teriakan iri dari beberapa siswi memenuhi gendang telinganya dengan sangat nyaring.

"kagak ada gua kangen lo" ucap devano sambil menatap adiknya remeh.

Ini bukan hanya guyonan semata, perkataan devano memang benar adanya. Safira selalu menangis jika devano pergi jauh darinya tapi ketika dekat entah kenapa gadis itu selalu ingin memecat devano sebagai abangnya.

Safira pun memilih menghiraukan ucapan devano dan menarik bara untuk mengantarkannya ke kelas, bel masuk sekolah akan segera berbunyi.

Ketika melewati koridor seperti biasa mereka mendapatkan tatapan tatapan sinis, kagum dll. Mereka risih sebenarnya lagian siapa yang tidak risih ditatap begitu intens padahal kenal saja tidak.

Bara dan safira memilih untuk menghiraukan tatapan dan ucapan ucapan yang orang orang lontarkan untuk mereka.

Setelah berjalan cukup lama mereka pun sampai di kelas safira yang didalamnya sudah lumayan banyak siswa yang sudah hadir.

"belajar yang bener ya jangan males" ucap bara lalu mengusap rambut safira lembut membuat safira salah tingkah.

Meskipun bara selalu melakukan hal manis untuknya safira selalu saja merasa malu dan berakhir dengan salah tingkah seperti ini.

Bara membuatnya tidak bisa berkutik, jangan salahkan safira jika tidak bisa berpaling dari bara karna bara sendiri tidak akan membiarkan gadisnya itu untuk berpaling darinya.

Bara pun pamit untuk pergi ke kelasnya karna bel sudah berbunyi tadi. Safira pun melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas karna melihat bu mariam, walikelasnya dari kejauhan sedang berjalan dengan seorang siswa dibelakangnya.

"bucin mulu lo" ucap oliv saat safira duduk disebelahnya dengan santai.

Bu mariam pun masuk kedalam kelas yang sudah hening. Tak ingin peduli dengan sekitar safira pun mengeluarkan buku pelajaran dari tasnya dengan hati hati.

Tanpa safira sadari ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan kegiatannya lalu tersenyum kearah safira meskipun safira tak melihatnya.

"baiklah anak anak hari ini kelas kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan diri kamu nak" ucap bu mariam sambil menatap siswa itu. Siswa itu pun mengangguk lalu melangkahkan kakinya selangkah untuk lebih maju.

"kenalin gua rio alligon, lo bisa panggil rio" ucap rio memperkenalkan diri tapi pandangannya tak pernah lepas dari safira.

"kalo panggil sayang boleh?"

"cakep banget anjir kaya sehun"

"abang gua jangan dibawa bawa woi"

"sehun mana mau anjir punya adek buluk dekil kaya lo"

"no wa lo berapa kalo boleh tau"

"username ig lo apa? Biar kalo ngode gampang gua tagnya"

Begitulah celetukan teman teman sekelas safira membuat bu mariam yang memang jengah dengan sikap anak anak di kelasnya hanya bisa menghela nafas pasrah.

"rio kamu bisa duduk di kursi kosong yang ada di belakang safira ya, safira angkat tanganmu." titah bu mariam membuat safira yang tak fokus kedepan pun kaget lalu buru buru angkat tangan ketika diberi kode oleh oliv untuk mengangkat tangannya.

Rio mengangguk lalu berjalan kearah kursinya dengan santai tapi ia benar benar tak mengalihkan pandangannya dari safira.

"kayanya si anak baru suka sama lo deh" ucap oliv saat rio sudah ada ditempat duduknya.

SAFIRA & BARA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang