25

4 1 0
                                    

Saat ini mereka sedang bersantai di sofa yang berada diruang tamu, tempat safira beristirahat tadi.

Mereka mendudukan diri dengan santai di sofa itu sambil menonton tv berukuran besar yang berada di dinding ruangan tersebut.

"belajar yu?" ajak bara lalu diangguki oleh safira dengan cepat.

Karna sebentar lagi akan ada ujian sekolah mereka harus belajar untuk itu karna mereka sedang bersama jadi bara mengajaknya belajar bersama.

Bara pun pamit untuk mengambil beberapa buku di kamarnya sedangkan safira mengeluarkan beberapa buku dan alat tulis yang ia bawa.

Sambil menunggu bara yang lumayan lama ia pun memutuskan untuk membuka ponselnya mengecek siapa tahu ada notifikasi penting.

Ponselnya berbunyi ketika ia menyalakan data seluler begitu banyak notifikasi yang muncul di layar ponselnya dari mulai chat rio, oliv, grup kelas dll tapi ada satu notifikasi yang mengalihkan perhatiannya.

Itu dari devano tumben sekali devano mengiriminya pesan biasanya langsung telpon jika ada perlu kepadanya.

Devano is calling....

Tuhkan benar devano memang memiliki kebiasaan seperti itu tak peduli jika orang yang ia telpon sedang sibuk atau apapun devano akan tetap menelpon.

Safira pun dengan malas mengangkatnya paling devano akan bertanya dimana keberadannya.

"Kenapa?"

"dimana?"

"rumah bar--"

"gua otw"

Tut...

Sambungan telpon terputus devano lebih dulu memutuskan safira menatap aneh ke arah ponselnya lalu mengelengkan kepalanya tak percaya.

Abangnya yang aneh itu benar benar tak bisa ditebak untuk apa ia kesini? Menjemputnya? Tapi kenapa? Apa ada yang penting?

Safira pun menghidikkan bahunya tak peduli lalu mematikan ponselnya secara bersaman bara sudah ada di depannya dengan tangan yang penuh dengan buku entah sejak kapan ia kembali.

"kenapa?" tanya bara sambil duduk di sebelah safira yang sudah duduk di bawah berhadapan dengan sebuah meja sedang.

"bang dev katanya mau kesini" jawab safira sambil mengambil alih beberapa buku yang ada didepan bara.

Safira dan bara pun membuka buku dan mulai belajar bersama tapi tiba tiba bel  rumah bara berbunyi. Safira mengerutkan keningnya karna bingung apa itu devano? Padahal baru beberapa menit yang lalu ia menelponnya.

"bentar" ujar bara lalu pergi ke arah pintu utama untuk melihat siapa yang datang.

Bara membuka pintunya dengan santai, saat ia membuka pintu itu terlihat lah wajah girang devano dan diikuti dengan rangga dibelakangnya.

"helo adek ipar" ujar devano sambil tersenyum lalu memilih masuk tanpa menunggu bara memintanya masuk.

Devano berjalan dengan girang ke arah ruang tamu lalu berlari ke arah safira yang sedang menyelesaikan beberapa soal yang ada di buku yang bara bawa tadi.

Bara dan rangga mengikutinya dari belakang, rangga hanya bisa menghela nafas pasrah ketika devano mengganggu safira yang sedang belajar.

Percayalah devano kesini untuk mengganggu kencan safira dan bara padahal mereka berdua hanya ingin belajar bukan berkencan.

"hai adek abang yang cantik" sapa devano girang lalu mendudukan dirinya di sofa yang berada di sebelah safira.

Safira mendengus kasar lalu menatap abangnya tak percaya. Tak lama setelah itu tasya dan tasyi yang mendengar keributan dari bawah pun ikut ikutan turun kebawah untuk melihat apa yang terjadi.

"ngapain lo kesini sih? Perasaan cepet banget lo kesininya?" ujar safira sambil menatap sinis abangnya.

"sebenernya tadi gua emang udah ada di sekitaran sini terus ternyata lo ada disini yaudah gua mampir" jelas devano sambil membuka makanan yang ia bawa tadi.

Devano melahap kentang goreng dengan santai tanpa memperdulikan safira yang menatapnya kesal.

"bohong fir abang lo sengaja noh sebelum nelpon lo dia nelpon gua dulu baru nelpon lo dia sengaja kesini buat ganggu lo bucin" ucap tasya lalu duduk disebelah devano diikuti tasyi yang berada disebelahnya.

Memang itu kenyataannya, devano memang sengaja ingin mengganggu safira dan bara menurutnya mengganggu orang yang pacaran terlebih lagi adiknya adalah hal yang sangat menyenangkan.

"gila lo, lagian gua ga bucin ye anjing gua lagi belajar sama bara" ucap safira kesal membuat devano terkekeh.

Lihatlah benarkan apa kata devano? Meellihat adiknya marah adalah suatu hal yang sangat menyenangkan.

"udah udah nih makan tadi gua beli ini buat lo sayang kalo ga lo makan" ucap devano sambil mengeluarkan burger kesukaan safira membuat mata safira berbinar tapi detik selanjutnya ia menatap devano dengan sinis karna ia masih kesal dengan devano.

SAFIRA & BARA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang