26

3 1 0
                                    

Seminggu pun berlalu, saat ini ia bara sedang berbaring santai di tempat tidurnya sambil menatap langit langit kamarnya.

Seminggu ini ia habiskan untuk berkencan dengan safira seperti biasa tak ada yang berubah hingga tadi siang hingga kini sudah malam safira menjauhinya entah kenapa.

Ia merasa tak melakukan sebuah kesalahan yang bisa menyebabkan safira marah dan menjauh seperti ini.

Bara menghela nafas kasar memikirkan safira benar benar membuatnya pusing hari ini ia pun memejamkan matanya untuk pergi ke alam mimpi yang menurutnya indah tapi ia harus mengurungkan niatnya itu ketika ponselnya berdering dengan nada dering yang selalu berbunyi ketika ia akan tidur.

Itu pasti safira.

Ya memang ia sengaja mengganti nada deringnya agar ketika safira mengiriminya pesan atau menelponnya ia akan langsung tahu dari nada dering jika itu safira. Ia menatap layar ponselnya dan benar saja tulisan "mine♡" muncul dilayar ponselnya.

Mine♡ is calling....

Saat bara ingin berbicara suara parau safira terdengar disebrang sana dengan cepat ia berdiri dari tidurnya.

"kamu kenapa?"

"bar... Hiks... Ak--aku..."

"kamu dimana sekarang?"

"ak---aku di...hiks.. Di depan restoran **** hiks."

"aku kesana sekarang kamu jangan kemana mana."

Tut....

Dengan cepat bara menyambar kunci motornya dan juga jaket yang tergantung dibelakang pintu kamarnya.

Ia pun bergegas pergi dari rumah tak peduli dengan keadaan rumah yang tak ada siapa siapa. Ia hanya menghawatirkan satu nama saat ini.

Safira.

Gadisnya.

Bara melajukan motornya dengan cepat ketempat yang safira ucapkan tadi, ia benar benar tak mengerti apa yang terjadi dengan gadisnya, tapi ini benar benar membuatnya gila.

Bara akan sangat cepat jika itu menyangkut soal safira ia akan meninggalkan semuanya hanya untuk memastikan bahwa gadisnya itu baik baik saja.

Bara turun dari motornya dengan cepat lalu berlari ke arah restoran yang safira maksud lalu memandang kesana kemari untuk mencari keberadaan safira. Tapi nihil ia tak melihat safira dimana mana.

Dengan terburu buru ia masuk kedalam restoran yang cukup besar menurutnya sepertinya ini restoran baru karna ia baru melihat restoran ini.

Saat ia masuk keadan di dalam benar benar sepi seperti tak ada siapa pun lampunya pun mati seperti restoran yang sudah tutup tapi diluar benar benar tak ada bacaan tutup ketika ia melewati pintu.
Ia berjalan dengan pelan sambil memanggil manggil safira tapu tak ada sahutan hingga kakinya menendang sesuatu yang sangat ringan.

Itu balon.

"HAPPY BIRTHDAY BARA" teriak semua orang ketika lampu restoran itu dinyalakan.

Semuanya ada disana, dari mulai orang tuanya, orang tua safira, teman temannya dan juga gadis yang membuat ia hampir kehilangan akal.

Ia menatap tajam mereka semua begitu pula ketika ia menatap safira. Lalu ia menghela nafas dengan kasar. Lalu berlari ke arah safira dan memeluknya erat.

Ia benar benar khawatir dengan safira ia takut kehilangan gadis cantiknya ini. "hey aku tadi cuma bercanda kenapa kamu panik banget gini?" tanya safira yang keheranan tapi ia juga membalas pelukan bara.

Yang lain hanya terkekeh melihat keduanya lalu mereka pun makan makanan yang sudah disiapkan oleh staf yang ada direstoran ini sedangkan safira sudah dibawa pergi ke lantai atas oleh bara.

Bara memeluk safira lagi ketika mereka sampai di balkon, bara menyembunyikan wajahnya di ceruk leher safira membuat safira menggeliat geli ketika nafas bara mengenai permukaan kulit lehernya.

"kamu kenapa ih?" tanya safira bingung ditambah lagi bara yang tiba menangis di bahunya membuat ia tambah panik.

Safira berusaha melepas pelukan bara untuk melihat keadaan bara tapi bara lagi lagi menahan tubuh safira untuk tak bergerak membuat safira memilih menurut dan menepuk nepuk pelan punggung bara supaya bara tenang.

"aku fikir aku bakal kehilangan kamu fir" gumam bara sambil melepaskan pelukannya.

Safira ingin ikut menangis ketika ia menatap bara yang menatapnya sendu safira tak menyangka bahwa lelaki ini begitu menghawatirkannya hingga ia menangis.

Bara tak berbohong ia benar benar takut kehilangan safira, ia benar benar mencintai safira lebih dari safira mencintainya lebih dari yang orang fikirkan.

Safira pun menarik bara kedalam pelukannya lagi menaruh wajahnya di dada bidang bara dengan sangat nyaman.

Dihari yang bahagia ini mereka sama sama menitihkan air mata hanya untuk menunjukan bahwa mereka benar benar saling mencintai, bahwa mereka takut kehilangan satu sama lain.

SAFIRA & BARA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang