10

3 1 0
                                    

Setelah menghabiskan waktu bersama untuk menonton, safira pun berniat untuk pulang karna hari sudah mulai gelap.

"aku mau pulang bar" ucap safira sambil mengambil tasnya yang berada di kursi belajar milik bara.

"gak usah pulang nginep aja" ucap bara santai membuat safira melebarkan mata kecilnya.

"yakali aku nginep sini, nanti aku tidur dimana hah?" tanya safira.

"ya kamu tidur di kamar aku apa susahnya"

"terus kamu tidur dimana? Disofa? Kaya mau tidur di sofa aja"

"ya aku tidur sama kamu lah dikasur"

Safira membulatkan matanya lagi saat ucapan bara mulai melantur.

"gila kamu" ucap safira lalu keluar dari kamar bara berniat untuk pamit kepada mama bara sedangkan bara hanya terkekeh.

Bara pun mengikuti safira kebawah tanpa membawa apa pun. "mana kunci motonya? Siap siap ih aku mau pulang udah mau malem bar" ucap safira sambil menuruni tangga.

Saat sampai dilantai bawah sudah ada keluarga bara dan juga...

Keluarganya.

Safira menatap bingung mereka. "kalian ngapain?" tanya safira sambil melirik anggota keluarganya.

"diskoan, ya makan malem lah, lo mau kemana bawa bawa tas?" tanya devano sambil melirik tas yang dibawa safira.

"pulang lah"

"aneh banget jadi orang, udah tau mau pada makan malem ngapain balik?" ucap devano.

Safira melirik bara yang berada dibelakangnya yang hanya merespon dengan kekehan. "kan aku bilang gak usah pulang dulu, batu sih" ucap bara lalu membawa safira duduk di bangku kosong sebelah devano sedangkan bara duduk didepannya.

"bucin mulu sih lo kerjaannya" ucap devano meledek safira.

"diem lo" ucap safira membuat semua orang tertawa.

Mereka pun makan malam dengan tenang. Sambil sesekali berbincang hal hal kecil.

"gimana kalo pas sabtu kita ke laut?" ucap tasyi tiba tiba.

"tapi tante sama om gak bisa soalnya mau ada meeting" ucap mama safira.

"papa sama mama juga gak bisa" kini giliran papa bara yang menyahut.

"yauda kita kita aja" ucap rangga yang diangguki oleh yang lainnya.

"iya sambil nganter safira ketemu sodaranya yang dilaut kasian belum pernah ketemu" timpal devano memancing keributan dengan safira.

"sodara lo juga dong bang? Lo kan abang gua"

"engga lah, itu sodara asli lo, lo kan anak pungut" ucap devano makin memancing emosi safira.

Memancing emosi safira adalah hal menyenangkan menurut devano. Safira hanya merotasikan bola matanya malas karna ia ada di depan calon mertuanya.

Harus jaga image depan camer.

Devano menatap sinis ke arah safira yang tak menanggapi omongannya itu. Yang lain pun hanya bisa tertawa karna kelakuan adik kakak itu.

-----

Setelah selesai makan bersama keluarga safira pun berniat pamit. "makasih ya jeng udah ngundang kita buat makan malem disini, masakan kamu enak banget" ucap mama safira membuat semuanya tersenyum.

"mah makasih ya udah masakin makanan favorit fira, fira seneng banget" ucap safira lalu memeluk mama bara dengan erat.

Setelah safira melepaskan pelukannya bara pun merangkulnya.

"lo balik sama bara ye di mobil sempit kalo ada lo" ucap devano membuat safira ingin sekali menghajarnya.

"kamu apaan sih dev biarin kali safira ikut sama kita lagian kasian bara di repotin mulu sama safira" ucap mama safira.

"gpp mah safira sama bara aja pulangnya" ucap bara membuat mereka pun mengangguk lalu pamit untuk pulang duluan.

Tak lama setelah kepergian keluarganya safira pun pamit kepada keluarga bara.

"kamu keluar duluan aja aku ngambil kunci dulu" ucap bara membuat safira mengangguk lalu pergi keluar menunggu bara.

Tak lama menunggu bara pun keluar dari rumah besar miliknya lalu menghampiri safira yang berada di sebelah motor bara.

"pake ini" ucap bara sambil menyerahkan switer tebal yang baru ia beli kemarin untuk safira.

"punya siapa?"

"kamu, mulai sekarang kalo kemana mana bawa itu jadi kalo dingin langsung pake" ucap bara posesif.

Safira pun mengangguk lalu memakai switer itu.

Mereka pun pergi menggunakan motor besar milik bara meninggalkan perkarangan luas rumah bara.

SAFIRA & BARA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang