27

3 0 0
                                    

Kemarin malam menjadi malam yang sangat indah untuk bara dan safira, mereka merayakan ulabg tahun bara di restoran berasama yang lainnya.

Meniup likin bersama, berdoa bersama, memotong kue bersama, dan juga memberikan potongan pertama untuk kedua orang tuanya lalu yang pasti akan memberikan potongan special untuk gadisnya, safira.

Cahaya matahari mulai memasuki kamar bara, cahaya itu masuk dari sela sela tirai jendela kamarnya membuat ia menggeliat pelan lalu membuka matanya perlahan untuk menetralisir cahaya matahari.

Ia pun bangun lalu memperhatikan sekitarnya lalu tersenyum tiba tiba ketika ia mengingat apa yang terjadi malam tadi ia benar benar bahagia mempunyai safira dan juga keluarga yang sangat peduli padanya.

Ketika ia ingin bangun untuk bergegas mandi tiba tiba ponselnya berdering dengan nada dering yang ia pakai untuk safira.

Mine♡ is calling...

Bara tersenyum ketika menatap layar ponselnya lalu mengangkatnya dengan cepat.

"kamu dimana ih? Udah siap siap belum? Ini udah jam 10 loh kamu kok belum jemput aku?"

Bara lupa hari ini adalah hari minggu dan ia sudah berjanji akan mengajak safira ke mall hari ini.

"aku baru bangun tapi bukannya kita pergi jam 11 ya?"

Dari sebrang sana bara mendengar dengan jelas safira mendengus kesal membuat bara terkekeh.

"ya emang tapi aku udah kangen cepet ih jemput"

Ternyata bukan hanya dirinya yang rindu safira tapi safira juga merindukannya, baguslah karna bertepuk sebelah tangan itu memang menyakitkan bukan?

"iya bentar ya aku siap siap dulu"

"cepet ya aku udah lumutan nih"

"iya sayang"

Terdengar suara tawa kencang dari safira disebrang sana, lagi lagi bara mmemanggilnya sayang. Itu terdengar lucu pendengarannya.

Tutt....

Bara pun menyimpan ponselnya ketika safira sudah mematikan telponnya, lalu ia pun bergegas bersiap siap supaya safira tak menunggunya lama.

----

Bara pun sudah siap sekarang ia hanya memakai pakaian santai seperti kaos hitam polos dan jelana jins lalu memakai topi hitam pemberian safira.

Ia pun keluar dari kamarnya lalu kelantai bawah dan mendapati tasya tasyi yang sedang sarapan.

"kemana lo?" tanya tasyi ketika melihat adiknya sudah rapih dengan pakaian santai.

"pacaran lah ini kan hari minggu emangnya gua lo pada yang tiap hari minggu membusuk di rumah karna jomblo?" jawab bara santai lalu pergi begitu saja meninggalkan tasya tasyi yang menatapnya kesal.

"balik balik kamar lo uda angus bar" teriak tasya yang masih terdengar jelas di telinganya tapi ia tak memperdulikan itu karna yang ia fikirkan sekarang adalah bertemu safira secepatnya.

Bara pun menaiki mobilnya ia memutuskan untuk menggunakan mobil  di hari yang cerah ini. Ia pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

----

Bara memarkirkan mobilnya diperkarangan rumah safira lalu turun dari mobilnya dan menghampiri gadis berbaju pink yang sedang duduk lesu di teras rumah safira.

"kenapa gak nunggu di dalem aja? Aku kan sekalian mau minta izin ke mama papa" ucap bara lalu mengusap lembut surai hitam safira.

"males ada bang dev, gak usah mama papa lagi bucin sambil jogging kalo bang rangga lagi pergi ketemu pacarnya." jelas safira membuat bara mengangguk mengerti.

Mereka berdua pun berniat pergi tapi pintu utama rumah safira terbuka menampakan devano yang sudah rapih dengan pakaian santainya membuat safira dan bara menatapnya aneh.

"kenapa lo berdua natap gua kaya gitu? Gua tau gua ganteng tapi gak perlu berlebihan gitu guanya jadi enak kan" ucap devano ketika melihat safira dan bara menatapnya dengan tatapan yang sama.

"mau kemana lo bang? Lo kan jomblo tumben keluar" tanya bara mewakili safira sedangkan safira mengangguk anggukan kepalanya setuju dengan ucapan bara.

"sialan, gak gua restuin sama adek gua bau tau rasa lo, gua mau bucin sama cewe gua" ucap devano lalu pergi begitu saja.

"bukannya lo jomblo?" tanya safira membuat devano menghentikan langkahnya dan membalikan badannya ingin mengumpati safira tapi ia urungkan karna hari ini pun ia dalam mood yang bagus.

"gua lagi gak mau ribut" ucap devano lalu pergi begitu saja memasuki mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecetan sedang menghilang dari pengelihatan keduanya.

Bara dan safira pun memilih tak ambil pusing dengan ucapan devano, mereka pun juga ikut pergi meninggalkan perkarangan rumah safira.

SAFIRA & BARA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang