20

3 0 0
                                    

Semua mata tertuju pada rio dan safira karna mereka berdua terlihat berangkat bersama dan safira tak bersama bara itu adalah hal yang langka.

Safira turun dari motor besar milik rio dengan santai tanpa menghiraukan tatapan tatapan penarasan dari murid yang berada disekitar tempat parkir.

Rio membalikan tubuhnya ke arah safira lalu membetulkan anak rambut safira yang sedikit berantakan sedangkan safira memilih diam menerima perlakuan manis dari rio.

"yuk ke kelas" ajak rio lalu mereka pun berjalan bersama ke arah kelas.

Mereka berdua pun berbincang bincang kecil lalu tertawa bersama membuat semua orang iri pada mereka.

"lebih cocok sama rio ternyata"

"gua sih tetep tim bara"

"bara lebih ganteng kemana mana ya anjir"

"ganteng doang, perebut pacar orang"

"fir gantian yu pengen banget direbutin banyak orang"

"tim hore aje dah gua mah"

"sansino ya mbanya"

Mereka berdua lebih memilih melanjutkan langkah mereka berdua menuju kelas dari pada merespon ocehan ocehan netizen yang tak berarti untuk mereka.

"sirik ya mbanya"

Tunggu, itu bukan safira yang merespon ucapan siswi berambut panjang itu.

Itu oliv.

Oliv menghampiri siswi itu dengan langkah angkuh lalu berdiri di hadapan siswi yang sudah berdiri takut.

Oliv mentapnya dari atas hingga bawah, dandanannya yang menor membuatnya sangat mencolok membuat oliv terkekeh.

"lo kesekolah mau belajar apa ngelonte?" tanya oliv sambil terkekeh lalu pergi begitu saja menghampiri safira dan rio yang ikut menahan tawanya karna ucapan oliv.

Siswi itu terdiam mukannya merah bukan hanya karna marah tapi juga malu diperlakukan seperti itu di depan banyak orang.

Ini memang salahnya mengatai safira yang jelas jelas disayang banyak orang. Ia mengatai safira berarti juga siap dikatai balik ini adalah boomerang untuknya.

Safira rio dan oliv pun pergi meninggalkan koridor kelas yang penuh dengan murid tadi mereka semua sama sama hanya bisa diam tak berkutik.

----

Pagi ini seperti biasa upacara bendera pada hari senin dilaksanakan, semua murid berkumpul dan berbaris dengan rapih di lapangan.

Baru saja mulai sudah banyak keluhan keluhan yang dilontarkan beberapa murid. Sama halnya oliv dan safira yang kini berada dibarisan paling belakang.

"wah gila ni lapangan seharusnya atasnya dipasangin terpal atau tenda kek gitu panas banget gila" ucap oliv pelan takut takut guru guru yang berada didepan mendengar ucapannya.

"lo kira mau nikahan segala pasang tenda" jawab safira sambil mengibaskan tangannya didepan wajahnya yang sudah memerah karna sinar matahari yang begitu terik.

Kini giliran kepala sekolah yang menyampaikan amanat, entah berbicara apa oliv dan safira sama sama tak fokus pada amanat yang diberikan kepala sekolahnya itu.

"eh itu kamu bara hidung kamu" ucap kepala sekolah tiba tiba sambil menunjuk kebarisan anak kelas ipa 1 yang berada di tengah tengah.

Semua mata langsung tertuju pada bara, ia terkenal maka tak heran mereka semua hafal betul siapa itu bara. Bara yang dipanggil namanya pun terkejut lalu menunjuk dirinya sendiri ketika semua mata tertuju padanya.

"hidung lu berdarah bar" ucap salah satu siswa sontak bara pun buru buru mengusap hidungnya dan terkejut ketika mendapati darah di telapak tangannya.

Bara memejamkan matanya sebentar lalu memilih untuk pergi ke belakang dimana anak PMR sedang berjaga.

"aku anterin ke UKS ka" tawar siswi berambut coklat itu dengan segera ketika bara berjalan kearah belakang.

Dari kejauhan bara melihat safira sedang menatapnya khawatir membuat bara terdiam tak menanggapi ucapan siswi itu.

"kak?" panggil siswi itu lagi ketika bara tak meresponnya.

"gua bisa sendiri" ucap bara lalu menjauhkan dirinya dari gadis itu lalu pergi begitu saja ke arah UKS.

SAFIRA & BARA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang