39

3 0 0
                                    

Pagi ini bukan wajah murung, sedih muram yang devano dan rangga lihat mereka hanya melihat wajah ceria safira yang sudah kembali setelah dua minggu hilang entah kemana.

Dengan semangat safira menghabiskan sarapannya membuat devano dan rangga pun ikutan senang melihat safiranya kembali.

"muka sedih lo aneh muka seneng lo bikin ngeri" celetuk devano yang dihadiahi pukulan kecil dari rangga membuatnya meringis.

"alah lo gua yang galau lo yang nangis aneh lu" ejek safira membuat devano membulatkan matanya bingung dari mana safira tahu bahwa ia menangis karna melihat safira sedih?

Sebenarnya safira melihat ketika devano mengobrol bersama rangga kemarin ia dengan jelas melihat devano menyalahkan dirinya sendiri untuk kesalahan yang dibuat oleh bara dan safira.

Safira sedikit tersentuh ketika melihat itu ia kira abangnya itu tak akan sepeduli itu padanya nyatanya devano sangat menyanginya melebihi siapapun.

"gua gak nangis gua cuma sedih aja liat lo sakit, kalo lo sakit yang gua bully siapa dong?" ucap devano membuat safira menatapnya sinis.

Adiknya benar benar kembali akhirnya safira merespon leluconnya lagi ketika safira sedih maka safira yang devano kenal akan hilang.

Devano tak ingin lagi kehilangan wajah ceria safira. Ia ingin safira selalu bahagia agar dirinya bisa tenang jika harus pergi meninggalkan safira.

Saat sedang mengobrol dan sarapan bersama tiba tiba bel rumah berbunyi lalu masuklah bara dengan santai seperti tak ada yang terjadi dalam dua minggu ini.

"udah selesai sarapannya?" tanya bara sambil mengusal lembut rambut hitam safira.

Sudah lama ia tak mengusap rambut yang sangat ia sukai itu, ia merindukan safira gadisnya.

Safira mengangguk lalu bangkit dari duduknya lalu berpamitan kepada devano dan rangga begitu pun bara.

"adek gua lecet dikit otong lu ilang ye bar tiati." peringat devano membuat rangga terkekeh karna sifat protektif devano yang selalu muncul ketika safira bersama dengan cowo selain devano dan rangga.

Safira hanya mendengus dengan peringatan devano sedangkan bara hanya mengangguk patuh ia akan selalu menjaga gadisnya ini. Ia berjanji.

Tolong garis bawahi bahwa bara berjanji akan selalu menjaga safira dimana pun.

Mereka berdua pun bergegas pergi kesekolah meninggalkan halaman rumah besar milik safira.

----

Sesampainya disekolah seperti yang diprediksi safira semua murid kini memandang safira dan bara dengan penuh tanda tanya mungkin karna selama 2 minggu ini mereka tak bersama lalu tiba tiba mulai bersama lagi.

Mereka hanya menilai apa yang mereka lihat tanpa mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka hanya bisa mencemooh hidup orang lain tanpa melihat bahwa hidupnya sendiri pun tidak lebih baik dari orang yang mereka cemoohkan.

"kemaren sama rio sekarang balik lagi sama bara gimana sih?"

"safira jadi cewe bergilir cowo hits kali"

"biasa cewe murahan kemana aja oke asal dibayar"

"gua tim netral aja deh gak mau ikutan war"

"cih murahan"

Begitulah cibiran cibiran yang safira dengar dari beberapa siswi, bara menyuruhnya untuk tak memperdulikan itu tapi safira juga punya telinga ia bisa dengan jelas mendengar ocehan ocehan mereka semua meski ia menutup telinganya rapat rapat.

"ngehujat safira lagi gua gampar ya mulut lo semua" teriak oliv tiba tiba yang sudah datang bersama yang lainnya.

"ngusik adek gua, gua keluarin lo dari sekolah ini." timpal devano membuat mereka semua membisu ia tahu devano tak main main dengan ucapannya.perintah devano adalah mutlak kalau ada yang mengusik safira lagi  orang itu akan dikeluarkan dari sekolah ini.

Tidak ada yang berani jika sudah berurusan dengan devano karna devano akan dengan mudahnya melakukan yang ia ingin kan termasuk mengeluarkan salah satu murid di sekolah ini hanya karna berani mengusik adiknya.

Uang bukanlah masalah besar bagi keluarga devano uang tidak ada apa apanya jika menyangkut kebahagiaan adiknya ia akan membungkam mulut siapapun yang berani mengusik adiknya.

SAFIRA & BARA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang