BAB VII

184 28 4
                                    

Natasya melempar ponselnya ke kasur dan menatap cermin dengan tajam,”gue harus tau siapa calon tunangan jason”

--

“Haii byy.... Akhirnya kamu pulang ke Jakarta. Gimana perjalanannya?” senyum sumringah laki-laki itu melebar ketika ada gadis yang ia cintai dihadapannya. Ia memeluk erat gadisnya, “aku kangen banget sama kamu, kamu sekarang beda banget ya jadi makin cantik”

“haii byyy...”

Nurul melepaskan pelukannya. Nurul, kekasih bryan. “maaf byy aku disana kan juga kuliah, aku juga kangen banget sama kamu” Ujar nurul.

“iya sih, pasti kamu lagi kuliah mikirin aku terus ya. Tapi gapapa pendidikan kamu lebih utama” ujar bryan.

“ih geer banget deh kamu” jawab nurul.

“Jujur aja byy, aku tau kok kan dipikiran kamu Cuma ada aku” ledek Bryan. Nurul mencubit lengan bryan.”awww sakit byy”bryan meringis kesakitan.

“Ini langsung pulang apa gimana?”

“Gak! Aku mau culik kamu dulu” ucap bryan membawakan koper kekasihnya. “kemana?”

“Udah kamu ikut aja”

Sepanjang perjalanan bryan fokus menyetir, matanya menangkap kepadatan jakarta. 2 tahun pasca ditinggal kuliah, ia melirik kekasihnya yang terlelap, membuat dirinya mengurungkan niat untuk jalan-jalan hari ini, sekarang kekasihnya makin cantik dimatanya.
Telah sampai di depan rumah kekasihnya , Bryan membukakan pintu mobil tapi dia bingung membangunkan kekasihnya itu. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu, setelah dia berfikir kekasihnya itu terbangun.

“arrrhhhh, udah sampe byy?”  ucap Nurul mengusap matanya.

“Hufftt syukurlah kamu bangun, kita udah sampe”. Nurul mengangguk lalu turun dari mobil, Bryan membantu membawakan koper sampai ke depan pintu rumah. “aku pulang ya byyy”

Drrrttt...drrrtttt....

Pesan masuk, dari evans

‘lu dimana? Gue mau minjem kemeja hitam punya lu, tapi gak tau dimana. Pulang sekarang”

--

Di dalam bioskop, penuh dengan orang pacaran, hening dan fokus melihat layar bioskop. Jason masih tak menyangka bahwa gadisnya kini telah menjadi calon tunangannya. Ia melirik kekasihnya yang tengah fokus menatap layar bioskop.

“kenapa liatin aku? Ituloh filmnya lagi seru nanti kamu ketinggalan loh alurnya, aku gak mau spoiler ya nanti, udah sana ih liat filmnya jangan liat aku Jason Anggara Winata”

“filmnya gak seru, serunya itu nonton kamu gemes. Pipinya itu loh kaya bakpao pengen aku cubit ihhh gregetan sama pacarku ini aduuhh...” ucapnya menunjukkan ekspresi gemas melihat kekasihnya. Saat filmnya habis pun jason masih setia memandangi wajah kekasihnya, kekasihnya memberikan kode untuk berhenti menatapnya.

Mereka melangkah keluar dari bioskop. Tangannya tak lepas dari menggenggam tangan kekasihnya, tanpa ia duga kekasihnya mengecup kepala jason, jason mematung ia tak percaya. Ingin rasanya teriak namun ia masih punya urat malu.

“larass.... Aku ternodai...” jason terpaku. “kenapa kamu gak cium bibirnya? Kenapa harus kepala?” laras memukul lengan jason,”ih jason jangan gitu”
“aku gak mimpi kan? Coba cubit aku” Jason masih mematung tidak percaya, kekasihnya mencubit perut jason. “aw sakit, ternyata aku gak mimpi”

Laras melihat salah satu toko baju, dan rasanya ia ingin membeli baju baru. Dirinya langsung menarik lengan jason ke dalam toko baju itu. Ia melihat baju couple yang lucu, dia mengambil baju tersebut dan memperlihatkan ke arah jason.

“je bagus gak?” gadis itu memperlihatkan dengan semangat. Jason menaikan alisnya ia tak mengerti maksud dari tatapan kekasihnya .

Laras menaruh baju itu kembali,”aku mau beli buat kita couple” ia lalu merengek Kepada Jason dan jason yang tidak terbiasa mengenakan baju couple terpaksa mengiyakan kemauan kekasihnya.

Jason mengangguk, laras mengambil baju itu dan berlari ke kasir. Senyumnya tak pudar sampai ke kasir. Laras membuka tasnya untuk mengambil dompet, dilihatnya sekali lagi namun nihil dia tidak menemukan dompetnya, diliriknya jason yang bermain ponsel.

“totalnya 500.000 mba” ucap kasir, laras mulai panik menepuk keningnya berulang kali, jason yang melihatnya buka suara. “kenapa? Ada masalah?”

Laras mendekati jason,”aku lupa bawa dompet” bisiknya. Jason terkekeh geli bisa-bisanya dia belanja tidak membawa dompet,”yauda aku bayarin, tapi kamu harus ganti dengan sesuatu” jason mengeluarkan 5 lembar 100.000 dan membayar ke kasir.

“dengan apa?” Jason menyerahkan paper bag berisi baju itu dan menarik kekasihnya untuk keluar toko.

“diganti dengan ini” jason menunjuk  bibirnya.

“JASON ANGGARA WINATA!!!”

--

Daniel menunggu iqbal di cafetaria, tidak lama kemudian iqbal datang. Iqbal memberitahukan rencananya untuk memusnahkan jason. Daniel yang mendengarnya tersenyum jahat.
“Bagus juga ide lu, mau mulai kapan?”

“hari pertunangan mereka”

Disamping mereka gadis berbaju putih menyimak pembicaraan mereka, gadis itu menghampiri mereka dan menawarkan kerja sama.

“hai niel, kamu mau pisahin hubungan jason sama calon tunangannya kan?” daniel menengok ke sumber suara dan didapatinya natasya. “lu ngapain disini?”

“Gue ga sengaja denger rencana lu nih ya.. kita kayanya punya satu visi misi yang sama. Lu mau cewe itu gue mau jason”

“Maksud lu?” tanya Daniel

“gue mau nawarin bantuan untuk misahin mereka”

“caranya?” natasya mendekat ke arah daniel membisikkan sesuatu yang membuat daniel tersenyum jahat. “bagus”

--

Jason merebahkan dirinya ke sofa, ia masih mengingat kejadian tadi di mall ketika kekasihnya mencium keningnya. Menatap langit-langit kamar seraya tersenyum, ingatannya tak lepas dari itu.

Ia memeluk bantal sofa dan memukul-mukul guling itu. Ah serasa mimpi tapi itu nyata.

*tok tok*

Laki-laki itu beranjak dari sofanya, pasti antara bryan dan evans. Saat pintu terbuka dan benar saja evans langsung menerobos masuk ke kamar.

“gue mau ngedate diem-diem aja nih, minjem mobil sama sepatu”
Jason mengangkat alisnya,”woi masuk nyelonong aja tiba-tiba minjem barang segala minjem mobil ya Tuhan”

Evans menghela nafas dia gugup untuk ngedate kali ini, “ayolah bro gue mau ngedate sama calon pacar tapi lu jangan bilang bryan ya, awas aja lu”

Jason melipat kedua tangannya di dada. “emang kenapa kalo Bryan tau? Masalah?”evans membalikkan tubuhnya,”je ayolah bantuin gue kali ini aja”

Jason mengangkat 3 jarinya. “oke gue bantuin tapi ada 3 syarat” evans yang sudah terbiasa dengan hal ini langsung mengiyakan kemauan Jason”oke apa?”

“Yang pertama,kasih tau nama pacar lu siapa dan ngedate dimana. Kedua gaboleh pulang jam 11 malem dan mobil gue harus kembali bersih. Ketiga bantuin acara pertunangan gue Minggu depan”

“A-apa tunangan? Lu cepet banget mau tunangan ya tuhan”

“bisa gak?”

“Bisa!”

--

“hai evans... Maaf nunggu lama” suara itu membuat pandangannya beralih, senyum sumringah laki-laki itu terpancar lebar ketika melihat ivanah mengenakan gaun cantik sekali. “enggak lama kok baru sampe juga, kamu cantik banget hari ini”

Ivanah yang mengenakan gaun peach selutut dan rambut di urai dengan hiasan pita di rambutnya membuat dirinya tampil sangat manis. “evans jangan gombal udah tua masih aja gombal”

Evans dengan santainya membukakan pintu mobil,”silahkan masuk Cantik hati-hati masuknya nanti jatoh” ujar evans.

Evans fokus menyetir sesekali ia melirik ivanah. “evans nyetir yang bener jangan ngelirik kesini terus” evans yang ketahuan melirik ivanah langsung fokus menyetir lagi, ketahuankan.

“Kamu mau ke restoran flow gak?” tawar evans pada ivanah.

Ivanah menatap Evans,”kemana aja deh terserah evans aja”, pandangannya beralih ke langit malam. “Cantik banget langitnya”

Evans memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, ivanah melihatnya heran. “loh katanya mau ke restoran ko berhenti?” evans mengeluarkan snack di mobil memberikannya pada ivanah.

“Kita disini aja ya makan snack sambil liat langit malam”ujar Evans memberikan beberapa macam snack, ivanah tersenyum. “gapapa ko, ivanah malah senengnya disini daripada di restoran disini tuh lebih adem gak usah mewah kalo sederhana aja bikin bahagia” ucap ivanah menatap Evans seraya tersenyum.

Deg.

Jantung evans berdetak kencang ketika menatap ivanah tersenyum dengan indahnya. Evans membalasnya dengan senyum. Dirinya membuka kaca mobil untuk bisa melihat langit, langit malam sangat cantik saat itu.

--

Suara kemarahan dari balik pintu kamar terdengar. Sejak mendengar laras ingin bertunangan dengan Jason, amarahnya memuncak. “AAARRRRGGGHHH!! Gue gak mau tau pertunangan mereka harus batal! Laras ditakdirkan sama gue bukan sama je! Gue gak mau tau! MEREKA HARUS PISAH!!!”

Daniel mengingat perkataan iqbal tentang pertunangan mereka. Belum lagi tiba-tiba Natasya mengajak kerjasama untuk memisahkan mereka.

“SHIT!” ia memandangi dirinya di cermin. “ gue... Gak bakalan biarin laras jatuh ke tangan laki-laki lain. Cuma gue yang pantes!”

Hay guys!
Mungkin untuk Minggu besok aku gak up ya karena UAS😌
Tapi tenang aja aku langsung up kalo udah selesai UAS.
Jangan lupa vote❤️
Thank you for support ❤️❤️
Lopyuuu❤️❤️

Jangan lupa vote❤️Thank you for support ❤️❤️Lopyuuu❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
you and me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang