BAB VIII

188 31 1
                                    

Dilain tempat, bryan turun dari mobil menutup mata nurul. Bryan membuka kain penutup mata, mata nurul takjub dengan kejutan yang diberikan oleh kekasihnya. Belum lagi dengan dekorasi warna biru, dengan hiasan bunga-bunga dan kolam air mancur didepannya.

“ini beneran? Kamu dari kapan siapin ini semua?”

Bryan menggenggam telapak tangan nurul, “aku udah lama siapin ini semua dan aku mau hubungan kita serius..”

Senyum nurul memudar,”apa?”

Laki-laki itu tau penyebabnya, ia tau kalau nurul tidak suka dilamar terlalu buru-buru dan ditambah evans yang belom tahu hubungan mereka, walaupun bryan ingin cepat menikah dengan nurul. “aku tau kamu keberatan hal ini. Cuma... Aku mau serius sama kamu, ini udah aku pikirin jauh sebelum kamu pulang, aku gak larang kamu buat nempuh pendidikan dan masalah evans nanti aku kasih tau dia. Kamu gak perlu jawab sekarang gapapa, yang penting aku udah berusaha untuk Ngomong ini sama kamu” jelasnya.

Nurul menghela nafas,”aku belom siap, pendidikan aku belom selesai bryy..”

“Aku tau, aku Cuma menyampaikan isi hati aja. Kamu jawab setelah lulus juga gapapa aku tungguin kamu”

--
Mobil hitam terpakir dirumah laras, tepat saat itu mama laras yang baru pulang sehabis kerja. Langsung keheranan melihat mobil yang asing Didepan rumahnya.

“mama!” laras menghampiri mamanya diikuti jason dibelakangnya. “Eh ternyata kalian kiraiin siapa, mobilnya beda sih”

“ngg.. maaf tante mobil yang biasa dipake koko jason”

Mama laras mengangguk paham,”iya gapapa nak je” pandangannya beralih pada paperbag laras,yang dari tadi ditenteng laras. Ia kembali fokus ke jason.”hadu nak je pake belanjain laras dia kalo belanja suka lupa kondisi dompetnya”

Jason terkekeh, setelah mendengar ucapan mamanya mata laras menaikkan alisnya dan matanya membulat.

“Apa liat kaya gitu? Emang benerkan? Kalo salah mah ngapain melotot segala si neng ini” Laras menghela nafas,”ih siapa yang melotot segala, dah aku mau masuk”

Laras masuk ke dalam rumah, jason berpamitan pulang. Mama laras menggeleng kepalanya melihat kelakuan anak satu-satunya itu, hanya saja dia heran ada laki-laki yang ingin menjadi suaminya.

“Saya pamit pulang ya tante”

“Iya nak hati-hati ya dijalan sekali lagi terimakasih”

--

Evans baru saja pulang dari ngedate dengan calon kekasihnya, dilihatnya Calvin yang terdiam di ruang tamu.

“Calvin”

“Koko udah pulang”

Evans mengangguk,”aku udah pulang ini, kamu kenapa? Kenapa sendirian disini? Ko Bryan mana?”

Calvin menangis,”hikss..hiks.. aku dari kemaren Cuma berdua doang dirumah... hiks...hiks.. ko jason jalan sama pacarnya.. ko bryan gaktau jalan kemana hiks..hiks.. semua sibuk..semua ninggalin calvin”

“Ya ampun.. Vin maafin koko.. koko janji gak ninggalin kamu lagi” evans memeluk sang adik, menenangkannya, sesekali mengusap tengkuk adiknya. Tangisan calvin menjadi pecah, evans bingung menangkan adiknya. Ia lalu menyambar ponselnya.

‘Cepetan balik calvin nangis ditinggal berdua doang sama bibi. Ayo balik cepetan gak pake lama! Minta maaf sama dia!’

Begitulah pesan singkat yang dikirim evans ke bryan dan Jason. Matanya melirik figura disudut meja ruang tamu, fotonya yang masih kecil dengan helana, Calvin,bryan dan jason. “aku ngerti perasaan kamu vin.. kamu rindu kita yang dulu” gumamnya.

you and me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang