BAB XVI

198 30 2
                                    

“Dimana nih?” laras bertanya pada rara.

Laras bisa melihat empat cowok di dalamnya yang sedang menunggu mereka. Sontak jantungnya berdegub kencang.Laras dan rara tiba-tiba takut.

“Ayo masuk sayang” daniel berujar sambil menyentuh pinggang rara, membuat gadis itu langsung tersentak menjauh.

“Kamu bilangnya mau ajak aku jalan! Kenapa ke sini?” protesnya sorot mata tajam. “Aku gak mau masuk!”
Daniel tertawa sarkas sambil melipat tangannya di depan dada. “kamu pasti tahu apa yang aku mau!”

“Perjanjian awalnya gak kaya gini!”

“aku gak butuh perjanjian sayang, aku Cuma mau Laras!” balas daniel yang membuat laras semakin ketakutan.

Sebisa mungkin ia menutupi itu dengan balas melemparkan sorot mata tajam. “Kurang ajar!” kedua tangan rara mengepal erat dan pandangannya Langsung tertuju pada laras yang berada di belakangnya.

Laras memeluk rara erat, lalu berbisik pelan,” kamu ulur waktunya, aku udah sent location ke suamiku”
Kedua mata rara melebar sempurna, entah dari mana, keberaniannya yang tadi tercecer kini kembali terkumpul.

“Kalian berdua mau masuk atau aku paksa!” suara daniel seolah menginterupsi kegiatan itu dan membuat pelukan mereka terlepas.
Dasar brengsek! Rara benar-benar akan menghajar laki-laki itu.

“aku bakalan masuk sendiri, tapi aku laper!” ia menjeda kalimatnya.” Aku sama laras mau 5 loyang pizza ditambah Boba, tapi bobanya yang di deket taman Darwansa...”

“kenapa harus yang disitu?” potong daniel.

Rara mengedik. “ya karena disitu paling the best” lalu kembali melanjutkan kata-katanya. “kita berdua laper karena perjalanan dari tempat tadi kesini lumayan! Jadi kamu sebagai tuan rumah harus memenuhi kemauan kita, ya gak ras?”

“Iya betul” sahut laras bersemangat.
Mereka berdua masuk ke dalam gudang kosong itu dengan pelan dan takut-takut. Rara terus menggenggam tangan laras, mencoba mencari kekuatan di sana.

Tempat itu terlihat kumuh dengan tiga sofa yang telah usang. Saat masuk ke dalam laras langsung merasa mual karena mencium bau alkohol dan debu.

“Tahan ras” bisik rara.

“kalian berdua duduk dulu” ujar
daniel sambil berlalu menggiring ke empat temannya pada sudut ruangan. Mereka berbincang serius tanpa bisa di dengar oleh laras dan rara.

“ras, kalau suamimu belom dateng dan si daniel udah mulai macam-macam kamu ambil botol itu ya” rara menunjuk botol bekas alkohol di atas meja. “kamu pecahin ke kepalanya, okey?”

Laras meringis mendengarnya.“serem banget si lu ra”

“Gapapa ini tuh udah kondisi darurat. Pokoknya kita harus lawan mereka bareng-bareng okey?”

Laras mengangguk kemudian daniel datang menghampiri mereka. “aku gak suka kekerasan, aku tau kamu gak cinta sama jason ras yakan? Jadi.. aku mau kamu ras nyerahin diri kamu tanpa paksaan”

Rara berdecih geli. “cihh... Mimpi aja dulu” balasnya. “kamu pikir temenku ini murahan ha!”

“Wiidihhh... Kayanya kamu lebih suka sama kekerasan ya?” ancam daniel.
Rara memecahkan botol bekas alkohol itu hingga ujungnya terbentuk lancip. Sontak daniel terkejut dengan memundurkan tubuhnya, membuat ke empat laki-laki berdiri di sudut ruangan menghampiri mereka.
Rara dan laras beranjak mundur, membuat tameng dengan sodoran pecahan botol tadi. “jangan mendekat!”

“Hm. Berani juga kamu?” wajah yang sebelumnya terkejut tiba-tiba menghilang dan tergantikan raut meledek.
Keduanya mundur selangkah saat daniel mencoba maju mendekati mereka.

you and me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang