BAB XVII

191 37 11
                                    

Tubuh jason baru saja keluar dari kamar mandi saat ia melihat laras sedang merapikan baju di lemari.

“sayang, aku main futsal dulu ya” ujarnya

Pergerakan tangan laras berhenti. Ia menoleh dan menatap jason. “lama? Pulang jam berapa? Kelar futsalnya jam berapa?”

Jason mengedik. “paling jam delapan, sebelum jam tujuh biasanya baru kelar”

“Kok lama sih?” bibir laras tertarik maju.

“cieee... Mama laras takut kangen ya sama papa jason? “ ledeknya. Tangannya laku terayun memanggil laras. “sini sini kiss dulu, biar kangennya berkurang”

Astaga.

Laras mendengkus. “apa sih kamu” sungutnya, kemudian kembali menyibukkan dirinya. “jam berapa pulang cepetnya?” Laras berbalik, melihat jason yang sedang merapikan peralatan futsalnya.

“Kaos kaki aku dimana?”

“Di laci ketiga” laras menunjuk pada lemari di samping meja kaca.

Semenjak laras tinggal di sana, kamar jason jadi berubah drastis. Di atas meja kaca biasanya hanya sedikit peralatan miliknya, Sekarang meja itu sudah penuh dengan make up karas. Lemari baju pun mulai terbagi menjadi dua, sebelah kiri milik jason dan sebelah kanan milik Laras. Untung lemari itu besar.

“jason kamu pulang jam berapa?” gadis itu mengulang kembali pertanyaannya.

“jam tujuh udah dirumah”balas laki-laki itu. “tapi kalau kemaleman kamu makan duluan aja, aku jalan ya” jason mengecup bibir laras sekilas.

Laras mengamati sang suami. Laki-laki itu kini sedikit membungkuk, mensejajarkan wajahnya di depan perut laras.”papa futsal dulu ya boy, jangan nakal” ujarnya, lalu mengecup perut itu cepat dan kembali menegakkan tubuhnya.

“jangan malem-malem ya pulangnya” mata bening dan teduh itu menyeroti penuh permintaan.

Jason lalu terkekeh kecil. “takut banget ya kangen sama Aku?” diusapnya rambut laras dengan gemas.

“Jangan aneh-aneh ya disana”

“iya aku gak aneh-aneh”
Ponsel jason sudah bergetar sejak tadi. “udah ya papa main futsal dulu. Bye mama laras” pamitnya di selingi kecupan di pipi.

--

“gimana ras, kamu bisa tidur gak di rumah baru?” seperti itulah tipikal orang tua yang terbiasa tinggal bersama anak gadisnya, lalu tiba-tiba berubah karena anak gadisnya harus mengikuti sang suami.

Laras tersenyum. “bisa kok mah”

'Perutnya masih suka kram?'

“Mmm masih tapi sekarang udah jarang”ia melirik jarum jam di dinding. “biasanya kalau kram suka diusap-usap sama jason mah”

Pikiran laras terbagi antara suara mamah dan pintu kamar yang tak kunjung terbuka dari tadi. Jason pulang sampai saat ini.

'betah? Jason jagain kamu dengan baikkan nak?'

Laras melirik jarum jam lagi. “iya mah, jason jagain aku dengan baik” Laras terdiam sejenak. “mamah udah makan?” laras mengalihkan pembicaraan.

'Sudah, kamu?'

“mm... Udah makan kok” bohongnya.
Perut laras belum diisi makanan sedikit pun, meskipun tadi bibi menawarkannya makanan tapi dirinya menolak. Laras ingin menunggu jason, menunggu jason untuk makan malam bersama.

'Kalau ada waktu main ke rumah mamah ya'

“iya mah,nanti aku pulang kesana”

'Mamah seneng dengernya, jangan lupa ajak jason'

you and me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang