BAB XIX

194 40 10
                                    

Pendarahan hebat membuat kandungan laras harus segera di keluarkan. Raja tidak dapat bertahan saat mereka membawa laras ke rumah sakit. Janin berusia enam bulan itu memilih untuk pergi. Bukan hanya hampir meregang nyawa, laras juga kehilangan calon anak mereka.

Dunia jason jatuh, kedua kakinya seperti tidak berpijak lagi.
Disaat suster menyodorkan berkas yang harus ia tanda tangani perihal operasi pengangkatan janin di dalam kandungan laras. Jason tahu, semesta lagi sedang mengujinya. Bahkan untuk sekedar bernafas saja jason tidak sanggup.

Tubuhnya seperti mati rasa. Duduk bersandar di atas lantai rumah sakit didepan ruang operasi. Jason menangis, sesuatu yang sudah lama sekali ia tidak lakukan. Laki-laki itu menangis seraya menyembunyikan wajahnya ke dalam tangkupan tangan.

Bryan,evans,calvin dan Helena datang setelah satu jam laras berada di ruang operasi, dan kesedihan semakin larut mamah datang menangis.

“Apa salah anak saya?” mamah mencengkeram erat kaus jason, mengguncang bahu laki-laki itu.

“laras... Laras anak saya” mamah meilirih pilu dan itu sekakin membuat jason merasa tercekik. Ulu hatinya seperti dipukul keras hingga bernafas saja sulit.

Setelah hampir dua jam dilakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi dari dalam perut laras, jason yang ditemani bryan dan evans langsung melakukan prosesi pemakaman untuk anak laki-lakinya.

Suasana duka menyelimuti mereka yang ada di sana. Pandangan Jason terlihat kosong, wajahnya terlihat sangat pucat.

Berbicara tentang Natasya, perempuan itu sedang koma akibat terjatuh dari tangga. Benturan keras di kepalanya mengakibatkan pendarahan di otaknya. Natasya tidak sadarkan diri bahkan setelah operasi.Natasya ditetapkan sebagai tersangka atas percobaan penculikan dan pembunuhan atas laras. Ivanah yang ada di lokasi kejadian menjadi saksi atas tindakan kriminal perempuan itu.

Sementara laras yang sudah di pindahkan ke ruang rawat masih tertidur akibat pengaruh obat. Mamah dan helena menemaninya di ruangan itu. Sembilan jam setelah di pindahkan, laras akhirnya bangun.

Awalnya laras masih terlihat bingung dengan kondisinya saat itu. Namun,begitu ia menyadari ada yang lain dengan tubuhnya sontak laras berteriak histeris, ia menangis sangat kencang.

“ras, tenang sayang” mamah berusaha untuk menenangkan, tapi sepertinya laras terlalu terkejut dengan satu fakta yang baru saja ia ketahui.

Ia baru saja kehilangan anaknya, bayi yang dikandungnya hampir selama enam bulan pergi begitu saja. Rasa sakit di sekujur tubuhnya mungkin tidak akan sebanding dengan rasa sakit di hatinya. Laras mengamuk, melempar semua barang yang di dekatnya.

Nyatanya, tidak ada satu orang pun yang baik-baik saja setelah kehilangan.

“kenapa harus begini mah? Apa salah laras? Kenapa harus anak aku yang pergi?” laras masih berontak bahkan nyaris mencabut jarum infus yang berada di tangannya.

“mamah... Anak laras! Kenapa harus dia? Tolong balikin anak laras mah”Jeritan histeris suara laras bahkan terdengar sampai keluar ruangan. Laras ingin marah, ingin melampiaskan semua rasa sakitnya.
Semua itu tidak mudah, dan tidak akan pernah mudah.

--

Setelah cukup kesulitan untuk menenangkan laras, akhirnya dokter berhasil menyuntikkan obat penenang. Laras kembali tertidur akibat pengaruh obat. Wajahnya terlihat berantakan bahkan sangat berantakan, jejak air mata tertinggal di wajah laras seperti menunjukkan kalau semua ini terlalu menyakitkan bagi dirinya.

Siang berganti malam, kaki jason berhenti tepat di depan pintu kamar inap laras.  Perlahan ia membuka pintu itu. Dari sana, ia bisa melihat tubuh sang istri yang terbaring lemah.

you and me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang