BAB XXI

178 35 3
                                    

Sudah seminggu lebih laras di rawat di rumah sakit, kesehatannya kini pun sudah mulai membaik. Bekas luka yang ia dapatkan itu pun perlahan mengering. Lusa laras sudah di izinkan untuk pulang.

Siang itu, Laras termenung sendirian di kamar rawatnya. Ia bersandar pada punggung ranjang dengan pandangan mata turun menatap ke arah perut.

"Aku kira kamu akan betah ada di sini" laras bergumam seraya mengelus perlahan perutnya yang kini tidak membuncit. "Kamu bosan ya ada di perut mama? Gapapa kok, aku baik-baik aja, sekarang kamu udah bahagia ya di surga"

Tidak ada air mata saat laras mengucapkan itu, tapi kesedihan jelas terpancar dari sorot matanya yang sayu.

"Terimakasih sudah pernah hadir di dalam hidup aku, sudah mengajari banyak hal, mengajari aku tentang artinya mengikhlaskan kepergian seseorang yang kita sayangi. Aku harap kamu bahagia di sana" lalu setetes cairan bening itu meluncur tanpa pernah di minta dengan cepat ia menghapusnya. "Sekarang aku ikhlas"

Dan tak lama kemudian, pintu terbuka, mama masuk ke dalam dengan tangan membawa bungkus makanan. Laras ingin menangis begitu melihat wajah menua wanita itu.

"Loh.. kok nangis? Kenapa?" Mama bertanya begitu mendapati putrinya tiba-tiba saja menangis.

"Maafin laras ya, ma.. laras kangen mama" dipeluknya erat tubuh mama tercintanya, melepaskan seluruh tangisnya di dalam dekapan sang ibu. "Kangen banget sama mama"

"Baru juga ketemu kemarin" mama menggeleng seraya terkekeh geli merasa lucu melihat kelakuan anak gadisnya itu.

Beberapa hari ini laras memang tidak hanya mengacuhkan jason, tapi ia mengacuhkan semua orang yang ada di sekelilingnya termasuk mama.

"Pokoknya laras kangen banget sama mama"

Mama kembali tertawa, melepaskan pelukannya pada bahu laras. " Udah, sekarang kita makan dulu yuk" ajak mama membuka bungkusan makanan yang tadi.

Kali ini mama membawakan menu makanan cepat saji yang biasa laras makan. Tentu saja tanpa sepengetahuan suster.

"Ras"

Laras menoleh, kini mama sudah duduk pada kursi di samping ranjangnya.

"Lusa kamu udah boleh pulang" ujar mama seraya memberikan kotak makanan.

Gadis itu menerimanya dengan mata berbinar, sudah beberapa hari ini ia hanya makan makanan rumah sakit yang rasanya hambar.

"Kamu mau pulang kemana?"

Ia menatap ke arah papi. Pergerakan tangan laras terhenti. "Kenapa mama nanya gitu?"

"Mama mau kamu pulang ke rumah, tinggal sama mama lagi"

"Ma, laras pasti nanti pulang kok"

"Bukan cuma pulang, tapi tinggal" tentu kalimat mama membuat larad bingung. "Dan juga tentang impian kamu, mama mau kamu kejar impian kamu ras"

Sampai disini, laras sudah mengerti sedikit maksud ucapan mama.

"Tawaran pekerjaan di Australia belum mama tolak"

Lalu matanya membelakak lebar. Ia kira tidak akan pernah mendengar tawaran pekerjaan itu lagi. Setelah tahu hamil raja.

"Bukan mama tidak mengerti dengan musibah kamu yang alami sekarang, atau mama gak mikirin perasaan kamu. Tapi.. sekarang udah tidak ada halangan untuk mengejar impian kamu"

"Anak Laras bukan penghalang ma"

"Mama ngerti, tapi ras.. kamu juga gak mau menyia-nyiakan kesempatan ini kan?" Mama menepuk punggung tangan laras lembut. "Jason juga dapat tawaran kerja di jepang"

you and me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang