BAB XXIV

139 36 5
                                    

Jason menutup pintu dengan cepat lalu menguncinya, membuat laras yang ada di belakang tubuhnya membelalak.

"Gak perlu di kunci, kita cuma ngobrol sebentar kan?"ujar laras yang masih belum mau bergerak kemanapun. Masih berdiri di belakang punggung Jason yang tiba-tiba berbalik setelah menarik ujung kunci dari lubang pintu. "Mana kuncinya?"

"Kamu mau ini?" Jason menunjukkan kunci itu ke wajah laras, lali melempar benda tersebut ke tengah ranjang. "Ambil sendiri"

"Mau kamu apasih?"

"Cium" jawab jason cepat.

"Gak lucu ya!"

Tangannya hampir mencapai kunci tersebut, tiba-tiba kedua tangan jason melingkar di pinggang laras dan menariknya hingga tubuh laras terjatuh diatas tubuh jason.

Sontak laras terkejut tapi dengan pipi yang memanas. "Apasih!"

"Kamu bisa galak juga ya?" Ledek jason seraya berguling ke samping. "Udah lama ga ngerasain kaya gini"

Mendadak gadis itu panas dingin, tubuh mereka menempel sangat erat. "Ma-mas?"

"Mau anu sama kamu"

"Mas!" Laras berseru galak, mencoba mendorong dada bidang Jason tapi kedua tangannya ditahan.

Jason mengecup bibir laras sekilas"maaf sayang, jangan marah please aku bisa jelasin ini semuanya"

Dengan wajah angkuh laras menjawab "silahkan aku dengerin"

Jason mengecup bibir laras sekilas lagi yang hampir membuatnya diamuk. "I-iya aku jelasin" Jason terdiam sejenak. "Jadi gini.. kamu tahu kan kontrak kerja itu lima tahun?"

"Terus?"

"Perusahaan di sana kasih aku proyek yang cukup besar dan aku gak mungkin menyia-nyiakan itu" jelas Jason. "Kalau aku bisa fokus dan mempercepat Kerjanya, sisa masa kerja aku di persingkat" sepertinya laras masih tidak bisa mengerti mengapa Jason sampai harus mengacuhkan dirinya.

"Dan gak ngasih kabar salah satu biar kamu fokus? Memang aku ganggu banget ya?" Dengus gadis itu tidak terima.

Jason terkekeh, kemudian menatap wajah laras lekat-lekat. "Makanya aku minta maaf banget sama kamu, komunikasi terakhir kita membuat aku gagal fokus"

Itu adalah saat dimana mereka bertengkar hebat. Saat laras meminta Jason untuk menemuinya lagi, lalu disusul dengan jason yang melupakan hari ulang tahun gadisnya itu.

"Bonusnya besar sayang, bisa buat kita beli rumah lagi"

"Alasannya gak bisa aku terima mas" gadis itu masih mencebik. "Setahun mas.. selama itu aku nungguin kamu. Apa aku masih di anggap istri atau kamu malah nemuin cewek baru disana"

"Kok gitu Ngomongnya sih?"

"Bisa jadikan?"

"Kamu gak percaya sama aku?"

Bibir laras tertutup rapat.  Tapi siapasih yang tidak percaya kalau selama setahun tidak mendapatkan kabar dari suaminya?

"Ya ampun.. aku benar-benar gak punya waktu untuk mikir ke sana. Kepalaku isinya cuma proyek sama kamu. Membagi dua hal itu aja rasanya berat banget"

Lihatkan? Ia memang sudah mudah sekali terkena bujuk rayu jason.

Jelas laras percaya, ucapannya tadi hanya sebuah bentuk kekesalannya pada jason.

"Jadi maafin?"

Laras berfikir sebentar kemudian kepalanya mengangguk.

"Gak marah lagi kan?"

you and me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang