Cuss... lanjut...
***
Setelah pemakaman Johan selesai, kedua keluarga itu berkumpul di ruang tengah mansion Jaehyun karena Jin Wook yang memintanya dan Jaehyun menyetujuinya, dia tahu apa yang akan dibicarakan oleh mertuanya itu.
Jena terlihat duduk dengan gelisah dan menatap takut ke arah ayahnya, dia tidak mau lagi mendengar perintah apapun dari ayahnya setelah ini. Dia takut akan mengulang kesalahan besar lagi. Sudah cukup berhenti sampai disini dan Jena berharap tidak ada lagi.
“Ada apa ini?” tanya Jena setelah mereka terdiam dan saling menatap cukup lama. Jujur saja sudah beberapa tahun sejak kepergian kakaknya, Jena menjadi pribadi yang dingin dan sangat tertutup kepada ayahnya. Dia menyayangi ayahnya, tapi tidak dengan tindakannya yang semena-mena.
“Aku akan menjelaskan semuanya padamu, nak...” kata Jin Wook sambil menatap Jena dengan tatapan lembut khas seorang ayah.
“Tentang? Tentang kematian kakak atau...” Jena berhenti melirik Jaehyun sebentar kemudian kembali menatap ke arah ayahnya.
“Atau tentang pernikahanku yang didasari alasan aneh ini?” tanya Jena dengan tajam.
Semua orang disana terdiam dan hanya memperhatikan interaksi antara ayah dan anak itu, mereka terlihat sangat serius kali ini dan Jaehyun sendiri juga tidak bisa bertindak apa-apa.
Dia hanya memperhatikan Jena dan akan mencegahnya bertindak terlalu berlebihan mengingat keadaannya yang sedang hamil tua.
“Aku ingin menjelaskan tentang kakakmu dulu dan maaf, aku baru berani menjelaskannya sekarang. Aku tidak mau ada kesalahpahaman lagi di antara keluarga kita, Jena...” kata Jin Wook sambil melirik putrinya yang masih diam menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.
“Ceritakan saja, aku akan mendengarkannya.” Jawab Jena dengan tenang.
Dia tahu semua akan ada masanya dan mungkin sekarang adalah saatnya. Jadi dia akan mendengarkan semuanya dengan baik meskipun perasaan bersalah karena tidak menghadiri pemakaman kakaknya itu masih membekas dalam benaknya. Setidaknya setelah ini, dia tidak akan merasa berat lagi.
“Dulu kau dan kakekmu mengalami kecelakaan dan kau mengalami gegar otak. Kau hilang ingatan, bahkan kau juga melupakan kami, keluargamu. Kakekmu meninggal di tempat dan kau melihatnya secara langsung, Jena. Kemudian kau pingsan dan saat di rumah sakit dokter memvonismu gegar otak dan kehilangan semua ingatanmu.”
“Mungkin kau lupa tentang kecelakaan mengerikan itu, tapi setelah operasi dan kau mulai siuman, kau berteriak dengan keras hampir setiap kali kau membuka matamu. Kau bilang kalau ada mayat di depanmu dan kau menjadi trauma dengan kata meninggal dan juga kematian. Kau menjadi phobia kepada kata-kata itu dulu, sampai kami membawamu ke psikiater demi kau bisa sembuh dari traumamu itu.”
“Berapa lama aku melakukan terapi penyembuhan?” tanya Jena sambil menatap ayahnya penasaran. Dia baru tahu kalau dia pernah mengalami kecelakaan parah dan juga gegar otak.
“Sekitar dua atau tiga tahun dan selama itu pula kau tinggal dengan kakakmu. Taeyong yang mengurusmu sampai kau pulih. Kemudian dia pergi ke luar negeri untuk melanjutkan kuliahnya. Kau terpuruk dan sering berdiam diri di kamar. Kau menjadi pendiam tapi kamu juga bersyukur ingatanmu tentang keluargamu kembali dan kau bisa sembuh dari trauma itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BOND ( Jung Jaehyun )
FanfictionHanya sepenggal kisah dari sebuah ikatan yang rumit namun tidak bisa dilepaskan. Menyerah dan berpisah hanya sekedar bualan dan tidak pernah sekalipun mereka lakukan. THE BOND (CERITA SUDAH LENGKAP YA BUND...)