DINNER AND AGREEMENT

696 72 0
                                    

Happy reading, jangan lupa klik 🌟
Mon maap kalau masih ada typo...😚

***

J

ena berdiri sambil meregangkan otot tubuhnya yang terasa kaku. Dia benar-benar tidak tidur siang. Dengan langkah gontai, dia berjalan memasuki kamarnya kemudian melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah tiga siang.

Jena berjalan ke arah kamar mandi sambil meremas handuk yang dia bawa.

Sebenarnya dia mulai merasa mengantuk tapi dia juga tahu kalau tidak akan ada gunanya kalau dia tidur sekarang karena sebentar lagi dia juga harus bersiap-siap untuk menemui Jaehyun dan kekasihnya itu.

“Baiklah, aku akan berendam saja!” gumam Jena sambil mengambil botol sabun yang berada di dekatnya, kemudian menuang isinya dengan pelan. Dia juga menambahkan minyak esensial beraroma storberi dan vanilla ke dalamnya. Aroma favoritnya dari dulu.

“Hah! Benar-benar nyaman sekali!”

Tangannya mulai bergerak memijit bahu, leher dan kakinya. Jena benar-benar menikmati aktifitasnya dan lupa dengan hal-hal yang mengganggunya belakangan ini.

Dia tidak tahu lagi harus berbagi cerita kepada siapa, dia ingin mengunjungi makam kakaknya saja besok karena dia juga masih belum memiliki pekerjaan, daripada diam saja di rumah.

“Aku merindukan kakak,” Jena menutup wajahnya sambil beberapa kali menarik napas untuk meredam sesak yang dia rasakan. Dia tidak mau menangis hari ini dan kalau bisa di masa depan dia tidak ingin menangis hanya karena hal-hal kecil. Dia ingin tumbuh menjadi seseorang yang benar-benar kuat dan tidak akan ada yang bisa menandinginya.

Merasa sudah cukup, Jena membilas tubuhnya kemudian mengenakan handuk kimono yang tadi dia bawa dan segera keluar dari kamar mandi. Dia mencari baju yang menurutnya nyaman dikenakan dan yang pasti hangat, karena udara di malam hari sangat dingin selama musim gugur ini.

Setelah mengganti pakaiannya, Jena duduk di depan meja rias dan mulai merias dirinya dengan sangat sederhana.

Kulitnya sudah bersih dan sehat, jadi Jena tidak perlu repot-repot untuk menutupi bekas jerawat atau apapun. Sebagai sentuhan akhir, dia mengoleskan lipbalm berwarna pink ke bibirnya yang memang sudah merah merona alami.

Tepat saat Jena memasukkan lipbalm miliknya ke dalam tas, ponselnya bergetar menandakan sebuah pesan masuk. Dengan cepat, Jena membukanya dan benar saja itu pesan dari Yesung yang ternyata sudah menunggunya di luar.

Jena mengernyit kemudian menatap jam dinding yang berada di atasnya. Dia terpekik saat mengetahui kalau jam sudak menujukkan pukul empat tepat.

“Astaga! Ternyata aku berendam lumayan lama juga!” gerutu Jena sambil mengenakan sepatunya dengan cepat. Setelah semua selesai dan dia sudah memastikan penampilannya suda rapi, dia bergegas berjalan keluar dan mengunci pintu rumahnya.

“Maaf Yesung, apa kau sudah lama menunggu?” tanya Jena sambil menatap khawatir ke arah pria itu.

“Tidak nyonya, saya baru saja sampai lima menit yang lalu,” kata Yesung sambil menyalakan mesin mobil dan mereka mulai menginggalkan rumah Jena.

Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam dan tidak ada yang berminat membuka suara sedikitpun.

Jena yang tadinya sangat ingin tahu kemana mereka akan pergi seketika merasa malas untuk bertanya. Dia sendiri juga heran kenapa moodnya sering berubah akhir-akhir ini.


***

Tepat pukul lima sore, mobil Jaguar XJ berwana hitam itu memasuki areal parkiran sebuah restoran mewah yang memiliki nuansa oriental. Jena segera keluar saat Yesung membuka pintu mobil untuknya dan menatap restoran di depannya dengan tatapan datar dan malas.

THE BOND ( Jung Jaehyun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang