GARLIC BREAD IS MY ENEMY

716 73 0
                                    

“Jena...” panggil Jaehyun dengan pelan sambil membuka pintu kamar. Pria itu melihat ranjang yang kosong dan selimut yang kembali acak-acakan, tidak seperti tadi.

“Ada apa?” tanya Jena sambil menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar mandi. Jaehyun tertegun saat melihat wanita itu memakai masker dan menatap sengit ke arahnya.

Jaehyun hendak berjalan ke arah Jena yang masih menyembunyikan tubuhnya di balik pintu kamar mandi, tapi dengan gerakan cepat Jena masuk kembali ke kamar mandi dan mengunci pintunya dari dalam.

“Jangan mendekat! Kau masih bau roti bawang!” teriak Jena dari dalam. Jaehyun tergelak kemudian dia berjalan cepat menuju ke arah kamar mandi dan mengetuk pintunya beberapa kali.

“Aku bilang jangan mendekat!” teriak Jena sekali lagi.

“Astaga! Aku sudah tidak memakan roti bawang! Rotinya sudah habis, Jena! Aku bahkan baru saja selesai memakan permen mint agar baunya hilang.” Pria itu mengacak rambutnya sebal sambil memukul-mukul pintu kamar mandi lagi.

“Tidak mau!” pekik Jena.

“Keluar atau aku dobrak!” ancam Jaehyun, dan sepertinya ancaman pria itu berhasil.

Setelah menunggu beberapa saat, Jena membuka pintu kamar mandi dengan pelan kemudian menatap Jaehyun dengan waspada dan masih mengenakan maskernya.

“Jangan mendekat!” hardik Jena. Wanita itu keluar dengan cara berjalan menyamping yang aneh sambil tetap menatap tajam ke arah Jaehyun yang juga tengah menatapnya aneh.

Akhirnya Jena menyerah dan duduk di atas ranjang sambil memainkan jarinya dengan gugup. Ini pertama kalinya Jena mual di depan Jaehyun dan semakin parah saat Jaehyun membawa masuk makanan yang sudah mati-matian dia hindari belakangan ini.

Jaehyun menghampirinya dan ikut duduk di sampingnya. Beberapa menit mereka hanya diam dengan Jaehyun yang tengah memandang ke arah Jena yang masih sibuk memainkan jari-jarinya dengan kikuk.

“Hey!” Jena terpekik saat Jaehyun menarik maskernya sampai terlepas, ditambah lagi posisi mereka sekarang sangat berbahaya.

Bagaimana tidak? Jaehyun tengah menatapnya dengan intens dan wajah mereka hanya berjarak beberapa centi saja.

Jena masih diam, begitu juga dengan Jaehyun yang masih tetap diam di tempatnya. Menatap langsung ke arah iris kecoklatan milik Jena yang sangat cantik dan bodohnya Jaehyun baru menyadari kalau Jena itu cantik.

Beberapa detik mereka hanya saling diam sebelum Jaehyun mulai mendekat menahan bahu Jena dengan kedua tangannya dan kejadian yang sama seperti saat mereka berdiri di depan altar pun terjadi. Jaehyun mencium bibir Jena dengan pelan, setelah beberapa saat dia melepaskan ciuman itu dan menatap ke arah Jena yang terlihat bingung. Kebingungan Jena digantikan oleh rona merah di kedua pipinya dan menjalar ke kedua telinga wanita itu.

“Aku tidak bohong, kan?” kata Jaehyun sambil tersenyum manis.

Jena mengernyit menatatap Jaehyun sebelum akhirnya dia mengambil sebuah bantal dan memukul Jaehyun dengan bertubi-tubi.

“Dasar mesum! Pria gila! Pergi kau!” Jena masih memukuli Jaehyun dengan brutal dan tidak mempedulikan pria itu yang kini mulai mengaduh kesakitan.

“Hey! Apa salahnya? Kau kan istriku! Dasar gila!” teriak Jaehyun sambil merebut bantal yang dibawa Jena membuat Jena terhuyung ke belakang dan jatuh telentang dengan posisi yang sekali lagi sangat-sangat berbahaya menurut Jena.

“Bi... bisakah kau... menyingkir?” cicit Jena sambil menunduk. Jujur saja, dia takut saat Jaehyun tengah menatapnya dengan ekspresi dingin seperti itu.

THE BOND ( Jung Jaehyun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang