MEET AGAIN

983 79 2
                                    

Hari ini sungguh berbeda menurut Jena. Dia yang biasanya sibuk di pagi hari, menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri, membersihkan rumah, berkejar-kejaran dengan waktu agar tidak terlambat untuk berangkat ke kantor, kini sudah tidak ada lagi.

Jena masih berguling di atas kasurya, telentang sambil memandangi langit-langit kamarnya. Dia bangkit seraya menghela napas dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

“Kenapa jadi seperti ini? Aku masih sangat penasaran alasannya. Apa aku melakukan kesalahan yang tidak aku sadari?” gumam Jena sambil memandangi pantulan dirinya di depan cermin.

Jemarinya mengetuk-ngetuk pelan cermin itu kemudian mendesah pelan. Dia sangat ingin tahu apa alasan di balik semua ini, dia tadi juga berniat menghubungi tuan Jongin lagi, tapi dia mengurungkan niatnya.

“Sepertinya, kalau aku semakin ingin tahu, semakin rapat pula mereka menutupnya dariku.” Jena menghela napas kemudian memulai ritual mandinya sambil terus berpikir kenapa nasibnya seperti ini.

Dia merasa tidak adil, selalu saja, seseorang mencegahnya, mematahkan impiannya, bahkan memisahkannya dari kakaknya pun tidak didasari alasan yang jelas.

Setidaknya, sebuah alasan dapat membuat Jena berhenti memikirkan hal seperti ini. Tapi orang-orang di sekitarnya justru membuat Jena selalu berpikir sendirian.

Gadis itu keluar dari kamar mandi dan...

Bukhh...

Dia baru saja melempar seorang pria yang sedang duduk santai di atas ranjangnya.

Jena yang merasa ketakutan pun kembali masuk ke dalam kamar mandi dengan cepat dan mengunci pintunya dari dalam.

Sungguh, dia trauma dengan hal-hal seperti ini. Apalagi bayangan pria kemarin masih beberapa kali melintas di dalam pikirannya.

Setelah dirasa aman dan tidak mendengar suara apapun, Jena membuka pintu kamar mandinya sedikit kemudian mengintip keluar untuk memastikan orang itu sudah keluar atau tidak.

Tapi ternyata orang itu masih ada disana, duduk membelakanginya membuat Jena tidak bisa melihat siapa pria kurang ajar yang seenaknya masuk ke dalam kamar.

“Lancang sekali! Siapa kau? Berani-bearninya masuk sembarangan ke apartemen perempuan!” teriak Jena lantang.

Untung saja gadis itu tadi membawa pakaiannya masuk ke dalam jadi dia sudah memakai pakaian lengkapnya. Kaos hitam yang kebesaran dan celana di atas lutut yang dia tutupi dengan lilitan handuk.

“Kita bertemu lagi, Jena.” Suara berat pria itu mengalun memasuki telinganya, satu detik, dua detik, Jena masih terdiam dan tidak menanggapi apa pun. Sebelum akhirnya pria itu berdiri dan membalikkan badannya, membuat gadis itu meremang seketika.

“Kau...”

“Ya, Jena. Ini aku, Jung Jaehyun. CEO dari Alpha’s Company, dan... calon suamimu.”

Pria itu menatap angkuh ke arahnya, kemudian tatapannya turun ke arah handuk yang melilit pinggang gadis itu. Jena yang menyadari hal itu sudah bersiap dengan memegang sebuah botol sabun yang masih penuh untuk berjaga-jaga kalau pria itu melakukan hal yang tak senonoh padanya.

“Tenang saja, aku tidak akan melakukan apapun padamu. Aku hanya ingin memberimu itu.” Jaehyun menunjuk sebuah kotak besar berwarna hitam dengan pita merah maroon di atasnya dengan dagunya kemudian beralih lagi menatap Jena yang masih terlihat ketakutan.

“Pakai gaun itu nanti sore. jam tujuh malam aku akan menjemputmu kemari. Jangan membantah. Aku tidak suka gadis pembangkang. Aku pergi dulu calon istri.”

THE BOND ( Jung Jaehyun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang