Haloo!!
Sebelumnya aku mau minta maaf karena minggu kemarin ingkar janji buat update╥﹏╥Aku lagi gak enak badan saat itu jadi gak bisa update..
Dan hari ini Aku update buat menemani malam minggu kalian:)
Semoga suka^^
Happy reading!!
Tiada yang lebih menyakitkan menurut Nyonya Kim selain kenyataan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah mengetahui bagaimana kondisi putra-putranya dirumah—khususnya Taehyung.
Bagaimana bisa Ia telat mengetahui kenyataan jika ada monster mengerikan bersarang di pankreas Sang Putra? Menyesali dirinya yang lebih mementingkan pekerjaan dibanding anak-anaknya di rumah.
Nyonya Kim duduk di sebelah brankar tempat Taehyung berbaring. Anak itu belum sadar sejak pertama kali pihak rumah sakit mengabari keluarga Kim perihal putra keenamnya yang di bawa seorang gadis ke rumah sakit itu dengan keadaan hidung yang berdarah cukup banyak.
Tangan Nyonya Kim mengelus lembut punggung tangan kurus Taehyung—menggenggamnya seolah tak ingin Taehyung cepat meninggalkannya.
"Kanker Pankreas, Nyonya Kim. Sudah cukup lama, tetapi Ia menolak untuk kemotherapy."
Air mata kembali membasahi pipi mulus Nyonya Kim. Penjelasan Dokter tadi pagi membuat dadanya sesak bak dihantam suatu batu besar.
Pintu terbuka kasar—Tuan Kim, beserta Seokjin dan Yoongi muncul dari balik sana dengan tatapan penuh kekhawatiran. Yoongi berlari mendekati brankar Sang Adik, Ia langsung menangis cukup keras sembari mengecupi seluruh wajah Taehyung.
"Kenapa kamu bisa seperti ini, Taehyungie?" Lirih Yoongi disela tangisan. Tangisannya terdengar begitu menyedihkan bagi siapapun yang mendengarnya.
"Yoongi-ya" Panggil Nyonya Kim.
Yoongi menoleh, Ia memperhatikan mata bengkak wanita paruh baya itu yang terlihat merah dan kelelahan menangis.
"Kenapa kau sembunyikan?" Tanya Nyonya Kim dengan suara penuh ketegasan.
Yoongi terdiam, seketika suasana di dalam ruang bernuansa putih tulang itu menjadi sunyi. Nyonya Kim menatap nyalang mata putra kedua nya.
"JAWAB KIM YOONGI!"
"Memangnya, kalau Aku cerita Eomma akan peduli? Eomma akan percaya?" Tanya Yoongi dengan suara datar—menatap wajah Sang Eomma tanpa ekspresi.
"Aku Ibunya, Yoongi. Jika kau lupa."
"Lalu, Ibu mana yang lebih mementingkan harta ketimbang putranya? Ada? HAH?!"
Yoongi murka, kini ruangan yang seharusnya damai itu menjadi penuh ketegangan. Seokjin mencoba melerai—mengelus pundak Nyonya Kim, kemudian membisikan sebuah kalimat penenang untuk Sang Eomma.
Keduanya masih saling bersitegang, Seokjin masih berusaha menenangkan Ibundanya, sedangkan Tuan Kim hanya berdiri agak jauh dari brankar—memperhatikan semua yang terjadi di dalam ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything You Never Had (Kim Taehyung) ✅
FanfictionHargai dan syukuri apa yang sudah Tuhan titipkan dalam hidupmu, berhenti mencari apa yang tidak kamu miliki sebelum Tuhan mengambil apa yang telah Ia titipkan padamu itu. Disclaimer: "Cerita hanya fiktif, Semua Tokoh hanya milik Agensi dan Tuhannya"...