You Never Walk Alone

2.1K 205 15
                                    

"Taehyung-ah! Kau sudah meminum susu di atas meja?"

"Taehyungie, dik. Ponselmu tertinggal di kamarku!"

"Hyung, Tunggu! Aku ingin berangkat denganmu dan Jimin Hyung!"

•••

Hari demi hari terlalui, bulan terus berganti. Waktu terus berjalan, dua tahun telah terlalui dengan begitu cepat, dan tidak terasa kini Taehyung sudah berkuliah semester dua di sebuah universitas ternama di Seoul.

Beberapa bulan setelah Ia kembali dari rumah sakit, Ia mengambil Paket C dan akhirnya bisa mendaftarnya kuliah di universitas yang sama dengan Jimin. Meskipun Ia tertinggal cukup jauh dari saudara kembarnya, dan anak-anak yang seharusnya seangkatan dengannya—hal itu tidak membuat Taehyung menjadi malu atau bahkan tidak semangat menjalani aktivitas belajarnya.

Jungkook yang kini sudah memasuki tingkat akhir di Sekolah Menengah Atas juga sering berangkata bersama kedua Kakaknya itu, Ia begitu semangat sekolah semenjak Taehyung kembali berkumpul dengannya dan yang lain di rumah.

"Aku turun duluan di sini, Hyung. Nanti Aku ada yaja, jadi Aku akan pulang malam." Ujar Jungkook yang diberi anggukan oleh Taehyung dan Jimin. Anak itu menekan tombol merah di dalam bus, kemudian mobil berhenti dan Ia segera turun dari dalam bus.

"Hati-hati, Jungkookie!" ujar Taehyung sedikit kencang. Dan dari luar bus Jungkook hanya bisa melambaikan tangan kepada kedua Kakaknya.

***

Taehyung duduk di kafetaria kampus dengan buku binder besar dan beberapa kertas lainnya, Minjae—temannya di kampus itu duduk di sebelahnya dengan dua buah gelas berisikan coklat hangat.

"Kau semangat sekali belajar untuk ujian, Hyung? Santai saja, tidak begitu menegangkan kok." Ujar Minjae sembari menepuk pundak yang lebih tua di sebelahnya.

Ya, Minjae memang lebih muda di banding Taehyung meskipun mereka seangkatan. Jangan ditanya lagi apa penyebabnya, sudah pasti karena Taehyung telat memasuki bangku perkuliahan.

"Aku tidak mau kalau sampai mengulang, Minjae. Kau tahu bukan kalau Aku sudah terlalu tua untuk usia mahasiswa semester dua." Ujar Taehyung tanpa mengalihkan pandangannya dari buku binder besar di atas meja.

Minjae tertawa kecil, "Aku tahu. Aku hanya tidak ingin Kau terlalu kelelahan, Hyung." Ujarnya yang entah mengapa terdengar sangat hangat oleh Taehyung. Ia menoleh ke arah Minjae, kemudian Ia tersenyum.

"Kau masih dua puluh tahu, tidak terlalu tua kok."

"Tapi tetap saja, Kim Minjae."

Everything You Never Had (EYNH)

Namjoon baru saja pulang dari rumah sakit pukul dua belas malam. Ia mendengar suara ribut dari arah dapur, dan ketika Ia menoleh ke asal suara—Taehyung sedang berusaha menuangkan sepanci ramyoen ke dalam mangkuk.

"Taehyung?"

"Uh? Hyung??"

Namjoon menghampiri Sang Adik yang terlihat kesusahan, Ia membantu Taehyung menuangkan ramyeon itu dengan hati-hati ke dalam mangkuk. 

"Terima kasih, Hyung." Ujar Taehyung dengan senyum kotaknya.

Namjoon tersenyum. "Kau tidak tidur?"

"Tidak, Aku akan menghadapi ujian."

"Tapi Kau bisa drop kalau terlalu memaksakan diri, Taehyungie."

Taehyung cemberut, Ia baru ingat kalau meskipun Ia sudah sehat, monster itu bisa kembali kapan saja jika pola hidupnya tidak sehat.

"Baik, Aku akan tidur. Tapi hyung, bagaimana mie nya?" ujar Taehyung menunjuk mangkuk di atas meja.

"Aku akan makan nanti, sekarang Kau mau kutemani tidur?" tawar Namjoon. Taehyung mengangguk antusias. Umurnya memang sudah dua puluh tahun, tetapi sifatnya masih seperti anak kecil yang menggemaskan.

Namjoon tersenyum gemas dengan tingkah adiknya. "Baik, Mari kita tidur. Aku ganti baju dulu sebentar."

***

Kini taehyung sedang tidur dengan memeluk Namjoon, dan Namjoon yang mengusap lembut surai Adiknya. Namjoon tak hentinya mengucap syukur kepada Tuhan, Adiknya begitu kuat sehingga kini Ia bisa diberi kesempatan untuk menyayangi Sang Adik—hal yang tak pernah Ia beri sebelumnya kepada Taehyung.

"Hyungie, kenapa tubuhmu hangat sekali?" tanya Taehyung

"Kau nyaman, Dik?"

"Huum, Nyaman. Hyung tidak akan pernah meninggalkanku lagi, kan?"

Pelukan Taehyung mengerat, dan kini Namjoon mengecup kening Sang Adik. "Tidak akan pernah, Taehyung juga janji untuk tidak meninggalkan Kami, ya?"

"Tidak janji."

"Kenapa?"

"Aku takut ingkar."

Namjoon tertawa kecil, "Tidak akan, kalau Kau bisa menjaga pola hidup dengan baik." Ujarnya, dan Taehyung mengangguk ringan.

Tak lama setelahnya Taehyung benar-benar terlelap, meninggalkan Namjoon dengan segala rasa yang berkecamuk di dalam hatinya.

"Kamu tidak akan pernah berjalan sendirian lagi, Dik." Bisik Namjoon sebelum Ia kembali mengecup kening Taehyung, dan ikut terlelap bersamanya.

~~~~~~~~Author's Note~~~~~~~~~~~

Halo semuanya! maaf baru update lagi dan sedikit, tiba-tiba aku terserang writers block dan itu menyusahkan sekali TT

Dan setelah berusaha mengerjakan part ini di tengah writers block, hanya segini yang kudapat. Aku akan secepatnya menyelesaikan work ini dan melanjutkan work "Winter Promise" doakan semoga Aku tak lagi terserang writers block.

Makasih buat temen-temen semua yang sudah menunggu, dan masih setia membacca work ini. tanpa kalian ceritaku sebenarnya bukan apa-apa.

Segini dulu ya, See Next Chapter! <3

Everything You Never Had (Kim Taehyung) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang