Halo! Sesuai janji^^
Aku up lagi hari ini, dan akhirnya bisa lebih awal untuk upHappy Reading!
Namjoon membuka matanya ketika samar-sama cahaya matahari menelisik masuk dari jendela. Sebuah suara tangis terdengar begitu lirih dari sudut ruangan—dekat jendela besar yang ada di ruang rawat inap Taehyung itu.
Sembari mengucak matanya dan mengumpulkan sebagian nyawanya yang masih berkeliaran, Namjoon melihat Taehyung berdiri di sana—di depan jendela, dengan tangan kanan menggenggam gagang infus. Anak lelaki itu menangis dengan tatapan lurus menghadap luar jendela yang gordennya terbuka sedikit.
Inisiatif, Namjoon melangkahkan kakinya—menghampiri Taehyung, dan memeluknya dari belakang. Namjoon tidak berbicara apapun, Ia hanya memeluk Sang adik lembut.
Kondisi di ruang rawat cukup hening. Jungkook masih tertidur, Seokjin dan Yoongi tidak ada di dalam ruangan.
Taehyung berhenti terisak, Ia menghapus airmatanya yang sudah terlanjur membasahi pipi. "Hyung, Aku akan mati?" Tanya Taehyung dengan suara serak—terlalu banyak menangis.
"Hum? Tidak. Taehyung akan sembuh."
"Aku takut kemo, Hyung." Jujur Taehyung.
Namjoon bertanya-tanya dalam pikirannya, Apa Taehyung baru saja dipaksa untuk kemo oleh salah satu kakaknya yang tidak ada di dalam ruang rawat?
"Kenapa?" Tanya Namjoon lembut, begitu penuh kasih sayang.
"Seokjin Hyung tadi pagi datangi dokter, lalu kembali dan langsung berucap kalau aku akan kemo lusa. Bagaimana Hyung? Aku selama ini menolaknya. Aku takut mati sebelum keinginanku terwujud semuanya." Jelas Taehyung lirih, Namjoon menuntun Taehyung—membawanya kembali duduk di atas brankar.
"Taehyung punya keinginan apa?"
"Banyak. Makanya Aku takut mati sekarang."
"Sayang, gak akan ada yang mati sekarang ataupun nanti. Taehyung pasti sembuh lalu bisa mewujudkan semua keinginan Taehyung." Jawab Namjoon dengan senyuman manisnya—lesung yang Ia miliki menambah kemanisan ukiran sabit di bibirnya.
Bohong kalau Namjoon baik-baik saja saat melihat adiknya seperti ini, Ia begitu menyesal—kenapa harus adiknya? Sebuah monster ganas ada di dalam tubuh Sang adik, melemahkan imun adiknya, membunuh satu persatu fungsi organ dan syaraf dalam tubuh adiknya.
Bohong jika Namjoon tidak takut kehilangan adiknya. Adiknya bisa pergi kapan saja, dan Namjoon belum siap jika itu terjadi.
Jemarinya mengelus surai Taehyung, kemudian dikecup keningnya oleh Namjoon lembut.
"Taehyung, kau tahu?"
"Apa hyung?"
"Dulu mimpiku adalah membuat Eomma dan Appa berhenti melihat pekerjaan dan uang sebagai sumber kebahagiaan anak-anaknya, tetapi Aku tidak berhasil. Kini, ketika kau sakit Eomma dan Appa mulai memperhatikan anak-anaknya. Aku tak tahu harus bahagia karena keinginanku terwujud, atau sedih karena adikku sakit keras. Jadi, tidak semua keinginan yang kita ingin adalah yang terbaik dan paling membahagiakan ketika terwujud." Namjoon bercerita, Taehyung memandanginya—menyimak seksama cerita Namjoon.
"Kenapa diam?"
"Jadi keinginanku, belum tentu baik?" Tanya Taehyung tanpa merespon pertanyaan Namjoon sebelumnya.
Namjoon mengangguk, lalu tersenyum. "Iya sayang. Kalau Tuhan belum atau tidak mengabulkannya, bukan berarti Taehyuny tidak di sayang Tuhan. Kalau Tuhan kasih Taehyung penyakit ini, bukan berarti Tuhan jahat."
"Iya, Namjoon Hyung."
"Nanti yang jaga kamu adalah Jimin, Hoseok, serta Yoongi Hyung. Kamu tidak mau Hyung peluk dulu? Hyung akan rindu."
Taehyung tertawa, "Besok Hyung jenguk lagi kan?" Tanyanya.
Namjoon menganggukkan kepala, "Tapi sama saja, rindu."
"Kalau gitu peluk aku sampai aku tertidur." Kata Taehyung antusias.
"Boleh? Hum?" Goda Namjoon
Taehyung menganggukkan kepala—semangat. "Yang erat yaa?"
"Siapp jagoan Hyung!".
Kemudian, Namjoon memeluk tubuh kurus adiknya—berbaring di atas brankar, dan menemani adiknya beristirahat.
Hold Me Tight.
Tbc.
Sehat2 ya semuaaa! Btw, congrats buat Dynamite!! 800 streams on youtube!
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything You Never Had (Kim Taehyung) ✅
FanfictionHargai dan syukuri apa yang sudah Tuhan titipkan dalam hidupmu, berhenti mencari apa yang tidak kamu miliki sebelum Tuhan mengambil apa yang telah Ia titipkan padamu itu. Disclaimer: "Cerita hanya fiktif, Semua Tokoh hanya milik Agensi dan Tuhannya"...