Taehyung berhasil menjalani kemotherapy nya, kini kabar baik menyelimuti keluarga Kim. Dokter Park berkata bahwa sel kanker pada tubuh Taehyung sepenuhnya telah hilang.
Jimin sedari tadi betah memeluk saudara kembarnya yang tengah duduk di atas brankar dengan tatapan tak percaya. Memang benar, terkadang keajaiban datang di saat-saat yang mungkin tidak akan pernah manusia duga.
Nyonya Kim tersenyum hangat, Ia tak henti-hentinya bersyukur kepada Tuhan setiap Dokter Park menjelaskan detail kondisi Taehyung.
"Sekarang Taehyungie boleh kembali ke rumah." Ujar Dokter Park dengan senyum. Taehyung mengerjapkan matanya—masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.
"Aku benar-benar sembuh?" Ucap Taehyung dengan tatapan polosnya yang menggemaskan, astaga.. Anak itu sudah lulus SMA harusnya, kenapa tingkahnya masih menggemaskan seperti itu?
Dokter Park menganggukkan kepalanya—masih dengan senyuman cerah yang tak luntur. "Iya Tae sembuh, dan sekarang bisa pulang. Tae bisa ambil program Paket C dan melanjutkan kuliah seperti Jimin ya??" Jawab Dokter Park.
Memang sebab menghabiskan waktu hampir satu tahun di rumah sakit, anak itu menjadi ketinggalan banyak pelajaran, bahkan Ia melewatkan ujian kelulusan dan tidak bisa kuliah seperti Jimin—saudara kembarnya.
Taehyung sontak memeluk Jimin erat, Ia menangis di dalam pelukan Jimin—merasa terharu akhirnya Ia bisa sembuh dan merasakan bangku kuliah seperti Jimin. Lelaki bermata sipit itu tersenyum haru, Ia mengelus punggung kurus Taehyung lembut, kemudian membisikkan beberapa kalimat penyemangat dan ucapan selamat.
Keluarga Kim memutuskan kembali hari itu juga dari rumah sakit. Setelah memakaikan bannie hat berwarna hitam pada kepala Taehyung dan syail putih tulang senada dengan warna coat yang Taehyung kenakan, Jimin mendorong kursi roda Taehyung dengan perasaan bahagia.
Akhirnya, Taehyung dapat melihat salju yang turun di Seoul secara langsung lagi, tidak melewati jendela kamar rawat inap rumah sakit dengan bau obat dan infus yang menemani.
Di dalam mobil, Taehyung menghabiskan perjalanannya dengan menikmati pemandangan jalanan Seoul yang sangat Ia rindukan, dengan sebelah tangan masih terus bergenggaman dengan tangan Jimin.
Mereka hanya berempat; Tuan dan Nyonya Kim, Taehyung, juga Jimin. Karena kebetulan kala itu seharusnya adalah waktu untuk Jimin menjaga Taehyung, tetapi Ia malah di suruh Dokter Park untuk menghubungi kedua orangtuanya karena ada suatu kabar yang akan Dokter Park sampaikan.
Jimin sempat takut, Ia takut kabar yang akan di sampaikan adalah kabar terburuk—nyatanya tidak. Kabar itu kini membawa Taehyung bersamanya—di sisinya.
Tidak ada satupun penghuni mansion yang di beri kabar kepulangan Taehyung, dan kini Jungkook, Hoseok, dan Namjoon sedang mematung tak percaya di ruang tengah.
Momen yang sangat pas memang, hari ini adalah hari sabtu—lima hari sebelum natal tiba, semua tengah libur, dan Taehyung pulang. Mereka benar-benar diserang kebahagiaan bertubi-tubi.
"Yak! Namjoon-ah apalagi yang Kau hancurkan di dap—YAK?! TAEHYUNGIE?!" Seokjin reflek menjatuhkan panci pink kesayangannya begitu melihat Taehyung bersama Jimin dan kedua orangtuanya di ruang tengah.
Nyonya Kim tertawa kecil, kemudian Ia hampiri putra sulungnya yang masih tampak syok.
"Sudah nak, tidak usah berlebihan. Ayuk memasak bersama Eomma, hari ini kita makan enak untuk merayakan kepulangan Taehyung." Ujar Nyonya Kim sembari menyeret Seokjin kembali ke dapur—tidak lupa membawa kembali panci pink ke tempat asalnya.
Putra Kim yang lain langsung menyerbu Taehyung—memeluknya penuh kasih sayang, berterimakasih pada Taehyung karena Ia sudah kuat bertahan dan bisa kembali sembuh. Taehyung menerimanya dengan senang hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything You Never Had (Kim Taehyung) ✅
FanfictionHargai dan syukuri apa yang sudah Tuhan titipkan dalam hidupmu, berhenti mencari apa yang tidak kamu miliki sebelum Tuhan mengambil apa yang telah Ia titipkan padamu itu. Disclaimer: "Cerita hanya fiktif, Semua Tokoh hanya milik Agensi dan Tuhannya"...