Happy reading my!💜
Kringggggggg
Bel istirahat pertama sudah berbunyi, seluruh penghuni kelas dari semua tingkat di Sekolah Menengah Atas itu segera berhambur dari kelasnya masing-masing untuk mengisi kebutuh perutnya.
Jimin beserta ke-empat teman gengnya (Eunwoo, Mingyu, Chen, dan Yeonjun) juga sudah bersiap untuk menuju kantin. Sekilas Jimin melirik saudara kembarnya yang hanya duduk dikursinya dengan buku tebal dihadapannya. Taehyung sesekali membetulkan kacamatanya yanh turun.
Jimin kenal persis saudara kembarnya jika di kelas. Taehyung itu anak yang rajin, ulangannya di kelas pun selalu mendapatkan nilai yang sangat baik bahkan sempurna. Tidak berbeda jauh dengan Jimin meskipun tak bisa melampaui Taehyung.
Tetapi Ia selalu heran karena saudaranya itu hanya peraih Ranking 2 di kelasnya. Keluarganya juga tidak pernah peduli dengan raport Taehyung, jadi Jimin juga tidak pernah tahu selisih nilainya dengan milik Taehyung.
"Yak! Park Mochi, sampai kapan kamu akan berdiri seperti itu di depan pintu?! Kami sudah lapar." Ucap Mingyu yang sudah sewot melihat Jimin yang hanya mematung di ambang pintu.
"Yak! Apa kau bilang?!"
"Park Mochi, kenapa? Memang kau Mochi kan?"
"Yak~"
"Astaga, kalian tingkat akhir sekolah menengah atas. Tetapi sikap kalian seperti anak kelas 1 sekolah dasar." Ucap Yeonjun memotong perkataan Jimin.
Jimin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, kemudian melangkahkan kaki memimpin gengnya itu menuju surga bermacam makanan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Taehyung melepas kacamatanya. Matanya sungguh lelah, perutnya juga belum terisi. Pria berkulit -tan itu sedikit terkekeh saat mengingat saudara kembarnya tadi bertengkar dengan temannya. Kekanak-kanakan.Sedikit rasa sakit timbul di hatinya, mengingat Jimin bahkan tak pernah bertingkah seperti itu saat bersamanya sejak mereka kecil.
"Taehyungie, kamu terlalu sibuk mengurus olimpiade sampai lupa makan lagi?" Ujar Baekhyun yang datang tiba-tiba di hadapan Taehyung sembari menyodorkan sebungkus roti dan air mineral.
"Sudah makannya?" Tanya Taehyung retorik.
"Kalau aku masih makan, aku tidak mungkin disini, Tae.."
"Ah iya, kau benar juga hehehe." Taehyung menunjukkan senyum kotak khas miliknya.
Setelah itu tangannya meraih roti dan air mineral dari tangan Baekhyun. "Gomawoo,, Baekhyunie.."
Sahabat satu-satunya itu tersenyum kemudian mendudukan bokongnya tepat di samping Taehyung. "Kamu boleh berjuang Tae, tapi jangan sampai berlebihan."
"Eoh, kenapa memangnya?"
"Tubuhmu juga perlu istirahat, tidak lelah? Jangan dipaksakan jika memang tidak bisa."
Taehyung tersenyum, selama ini memang hanya Baekhyun lah yang mengerti akan dirinya.
"Tapi ini olimpiade terakhirku di sekolah ini, Baekie.."
"Astaga, Tae. Aku yakin kamu bisa. Sebelum-sebelumnya kan kamu memang selalu meraih medali emas itu, kamunya saja yang tidak pernah mau dipublikasikan di sekolah." Ucap Baekhyun dengan nada sedikit kesal.
"Sttt, hei. Kamu bisa membongkar rahasiaku kalau begini caranya."
"Ya habisnya!"
Taehyung tertawa. Ia benar-benar tak bisa menahan tawanya saat melihat sahabatnya merajuk seperti Yeoja. "Astaga, Baekie cantik yaa kalau merajuk.." goda Taehyung.
![](https://img.wattpad.com/cover/234683599-288-k588806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything You Never Had (Kim Taehyung) ✅
FanficHargai dan syukuri apa yang sudah Tuhan titipkan dalam hidupmu, berhenti mencari apa yang tidak kamu miliki sebelum Tuhan mengambil apa yang telah Ia titipkan padamu itu. Disclaimer: "Cerita hanya fiktif, Semua Tokoh hanya milik Agensi dan Tuhannya"...