Jungkook melamun di kamarnya, hari ini adalah akhir tahun. Jimin, dan Taehyung sudah sejak dua jam yang lalu pergi ke luar rumah-katanya untuk membeli beberapa barang suruhan Eomma untuk acara nanti malam.
Ya, meskipun Taehyung dan Jimin tidak akan ikut acara di rumah nanti malam, tetapi keluarga Kim tetap mengadakannya. Hitung-hitung sebagai bentuk refreshing dari kesibukan masing-masing.
"Oy, kenapa Kau melamun, Jungkook?" Hoseok yang tiba-tiba bertanya, membuat Jeongguk tersadar dari lamunannya.
"Sejak kapan Kau berdiri di ambang pintu kamarku, Hyung?"
"Baru saja, saat akan turun dan tak sengaja melihatmu melamun seperti pria tua banyak hutang." Jawab Hoseok santai.
Jungkook menghela napas panjang.
"Hyung, kemarin Taehyungie Hyung bercerita kalau dia punya segalanya. Dan yang lebih parah, Ia berkata kalau Ia memiliki banyak prestasi. Kau tahu Hyung? Aku sedikit penasaran dengan itu." Ucap Jungkook dengan nada penuh rasa penasaran.
Hoseok melangkahkan kaki menuju kamar Adik Bungsunya itu. "Kau tahu? Aku pernah tidak sengaja melihat rapotnya, dan nilainya sangat membuatku merasa bersalah pernah menganggapnya berbeda." Ucap Hoseok sembari duduk di pinggiran ranjang Sang Adik.
"Aku berpikir, 'Ah ternyata adikku punya nilai yang cukup sempurna meskipun Ia tidak begitu aktif di kegiatan lain.' Kapan ya? Waktu Dia masih sakit kalau tidak salah." Sambung Hoseok.
Jungkook menggelengkan kepalanya.
"Hyung, Kau sadar ada yang aneh tidak, sih? Aku rasa Taehyungie Hyung masih banyak menyembunyikan sesuatu dari kita." Ucap Jungkook.
Ya, anak itu bertekad mencari tahunya.
***
Malampun tiba, Jimin dan Taehyung kini sudah berada di festival akhir tahun. Mereka menikmatinya dengan tawa dan kebahagiaan.
Keduanya menikmati wisata kuliner kaki lima dari berbagai stand yang berjejer di sepanjang festival.
Tteokbokki, Odeng, Bungeoppang, Hotteok, dan beberapa jenis jajanan lainnya sudah terdaftar sebagai makanan yang Taehyung dan Jimin nikmati.
Kini keduanya sedang duduk bersantai di sebuah bangku taman yang cukup panjang. Dengan sebuah Mozarella Corndog di tangan mereka masing-masing, keduanya saling berbincang sembari menunggu kembang api pergantian tahun.
"Aku tahu Kau selalu menukar namamu setiap kenaikan kelas dulu, Tae.."
Taehyung yang masih mengunyah hanya menoleh dengan tatapan bingung. Jimin tersenyum.
"Makasih, tetapi seharusnya Kau tidak perlu begitu. Menjadi peringkat dua di kelas sangat tidak masalah bagiku. Kenapa Kau rela menukar dan membiarjan namamu tidak ada di daftar ranking kelas? Kau juga mengeluarkan namamu sendiri dari ranking paralel, kan?" Ucap Jimin.
Taehyung tersenyum tipis. "Aku pikir kalian kan tidak akan pernah peduli prestasiku, jadi untuk apa?"
"Taehyung, maaf-"
"Gak apa-apa, Hyung."
"Ah, Iya dulu Aku juga sempat berpikir kalau Guru tidak memasukkan namamu di ranking karena Kau tidak aktif diberbagai kegiatan di luar jam belajar, tapi Aku mencurigai sesuatu."
Taehyung meneguk air putihnya, kemudian kembali menoleh ke arah Jimin. "Apa?"
"Kau dulu suka membaca buku tebal, seperti buku persiapan olimpiade. Kau mungkin berpikir Aku tidak peduli, tapi sungguh Aku memperhatikanmu. Kau yang selalu mencadi juara itu, bukan? Kau yang menjadi Sang Juara yang namanya tidak pernah ingin diungkap."
Taehyung tertawa. "Lho, Aku pikir sudah dibeberkan saat wisuda?"
"Mana ada! Kau tidak ada si sana, bagaimana guru-guru akan melakukan hal itu." Jawab Jimin dengan nada berpura-pura merajuk.
Taehyung tersenyum, "Itu semua gak penting buat Aku, Hyung. Percuma kan Aku selalu bawa piala olimpiade, tapi kalian semua sibuk sendirian? Aku tetap kesepian.."
Pandangan Jimin menyendu, "Maaf.."
"Sudah kubilang, tak apa."
"Maaf Taehyungie, hiks." Jimin memeluk saudara kembarnya begitu erat. Ia tiba-tiba saja menjadi ingin menangis.
Taehyung menyambut pelukan itu dengan hangat, Ia tersenyum manis. "Sudah, kan Aku ada di sini sekarang. Aku sehat, Aku baik-baik saja, Aku sudah bisa kembali membuat prestasi hehe. Dan yang terpenting Aku sudah punya keluarga yang sesungguhnya.."
"Maafkan Aku Taehyung.."
"Hyung, tak apa." Jawab Taehyung sembari mengelus punggung saudara kembarnya.
Kembang api yang menyala indah di langit membuat Taehyung menatapnya takjub. "Hyung, berhenti menangis.. Lihat, indah sekali." Ucap Taehyung.
Jimin melonggarkan pelukannya, Ia menghapus sisa air matanya dan kemudian ikut menatap takjub kembang api yang berwarna-warni di langit malam berbintang.
"Indah sekali."
"Iya, kan, Hyung?"
Jimin anggukan kepalanya, "Um, Hyung. Berarti belum ada yang tahu?" Tanya Taehyung tiba-tiba.
Jimin tersenyum, kemudian Ia menggelengkan kepalanya.
"Kau tahu, Taehyung? Aku tidak akan pernah mengatakan apapun sebelum Kau sendiri yang siap mengatakan hal itu pada orang lain, sama seperti prestasimu di bidang olimpiade sains. Aku tidak akan mengatakannya pada Eomma dan Appa sekalipun, kecuali Kamu yang akan mengatakannya sendiri."
Taehyung tersenyum kotak, "Terima kasih banyak, Jiminie Hyung!"
EVERYTHING YOU NEVER HAD
Jungkook masuk ke dalam kamar Taehyung di saat yang lain sibuk melihat indahnya kembang api dari halaman belakang rumah.
Ia penasaran, sangat. Dan Ia tidak bisa menunggu lama lagi.
Meskipun Ia sering kali masuk ke dalam kamar Taehyung, Ia tidak pernah memeriksa secara keseluruhan isi kamar tersebut.
Jungkook benar-benar akan meminta maaf pada Kakaknya itu karena dengan tidak sopan mengacak-acak isi kamarnya. Ia benar-benar tak tahan.
Laci meja belajar, nakas, lemari, semua sudah Jungkook geledah, tetapi Ia tidak menemukan apapun.
"Kotak apa itu?" Monolog Jungkook saat melihat sebuah kotak berukuran besar di bawah tempat tidur Taehyung.
Tangannya baru saja akan meraih kotak tersebut jika saja sebuah suara tidak menghentikan kegiatannya.
"Jungkook, kenapa Kau di sana?"
"A-appa?"
Tuan Kim tersenyum, Ia menghampiri Putra Bungsunya yang sedang terduduk kaku di lantai kamar Kakaknya.
"Gak boleh mengambil barang orang lain tanpa izin, Sayang." Ucap Tuan Kim seraya mengelus surai lembut Jungkook.
"M-maaf, Appa.."
"Tidak apa-apa, Ayuk keluar? Sebentar lagi Kakakmu pasti akan kembali, kalau Ia lihat Adiknya lancang seperti ini, Apa nanti Taehyungie tidak sedih?"
Jungkook anggukkan kepalanya. "Baik, Appa.."
Rasa penasarannya terhadap Taehyung menjadi lebih banyak.
Tbc.
~~~~ Author's Note ~~~~~
Selamat Sore teman-teman! ^^
Heheh Aku update, spesial.
Sebenarnya Aku sudah nulis ini barengan sama bagian yang 'Birthday' kemarin, tapi sengaja Aku upload di beda hari :D
Aku ngerasa book fanfiction pertamaku masih banyak kekurangan🥺 jadi Aku berniat untuk revisi besar-besaran ketika book ini sudah selesai.
Semoga kalian gak bosan bacanya, dan makasih yang masih suka nungguin cerita ini walaupun masih sangat berantakan💜
Stay healthy temen-temen ^^
![](https://img.wattpad.com/cover/234683599-288-k588806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything You Never Had (Kim Taehyung) ✅
FanfictionHargai dan syukuri apa yang sudah Tuhan titipkan dalam hidupmu, berhenti mencari apa yang tidak kamu miliki sebelum Tuhan mengambil apa yang telah Ia titipkan padamu itu. Disclaimer: "Cerita hanya fiktif, Semua Tokoh hanya milik Agensi dan Tuhannya"...