HAECHAN tengah menunggu sekarang, hari ini dia sudah berjanji dengan kelompok prakteknya yang kemarin untuk mendiskusikan hasil kerja mereka, mencatat dan mengetiknya menjadi sebuah laporan utuh. Matanya masih sibuk membaca sebuah referensi yang menyajikan berbagai macam huruf dan kata merangkai kalimat-kalimat panjang, mencatat hal yang perlu dan dibutuhkan sebagai bahan laporan.
"Yoss...Haechan maaf menunggu." seorang datang menenteng sebuah benda pipih yang akan digunakan untuk mengetik laporan.
"Tidak apa Eui, aku juga baru datang. Teman-teman yang lain belum terlihat juga, duduklah."
Haechan dan Eui akhirnya duduk bersama, mempersiapkan perlengkapan yang sekiranya dibutuhkan, sebuah pulpen, kertas, dan Eui menyalakan laptopnya, tidak lama dari itu datang lagi dua orang.
"Wah kalian sudah datang rupanya, maaf ya kami sedikit terlambat. Kami membeli beberapa cemilan untuk menemani kita."
"Tidak apa Sanha, dan terimakasih sudah repot-repot membelikan cemilan untuk kita." Eui menepuk bangku kosong yang berada didekatnya.
Seorang langsung duduk di sana, dan satunya lagi duduk di dekat Haechan.
"Yangyang kau bawa catatan yang kemarin bukan? Aku ingin mencocokkannya dengan milikku."
Yangyang mengangguk, dia mengeluarkan buku bersampul biru miliknya, membuka beberapa halaman sampai halaman yang dia butuhkan terlihat, dia lipat dan kemudian diserahkan pada Haechan.
"Kurasa tidak ada yang berbeda, ini sudah sama. Berarti percobaan kita kemarin sudah lumayan. Sekarang kita tinggal salin dan buat laporannya, tidak apa jika kau yang mengetik kan Eui?"
"Tidak apa, itu tugas yang mudah bagiku. Kau bisa mengeceknya nanti."
Suasana sedikit sepi sekarang, karena masing-masing mengerjakan tugas mereka.
"Haechan, periksalah punyaku." ucap Sanha, dirinya mendekat dan duduk lebih dekat dengan Haechan membuat bahu mereka berdua menempel.
"Ah...ini sedikit berbeda. Kau bisa lihat catatanku sedikit itu mungkin membantu." Haechan tiba-tiba mendongak mengedarkan pandangannya ke berbagai arah.
"Kenapa?" tanya Sanha.
"Aku tidak melihat Yora, apakah kalian sudah menghubunginya? Bukankah kita sepakat untuk bertemu hari ini? Apa dia tidak melihat group chat."
Haechan segera mengeluarkan benda pipih yang dia taruh di dalam tasnya, membukanya dan mencari nomor Yora yang dia simpan, dia akan mencoba menghubunginya.
Handphone Haechan terdorong sedikit karena ada orang yang menghentikan gerakannya untuk menelpon, dia mengadah menghadap ke atas.
"Sungchan?"
Sungchan duduk di samping Haechan, dirinya langsung melirik ke arah Sanha, menatapnya sangat tajam. Sungchan memperhatikan Sanha yang sangat dekat dengan Haechan. Merasa mendapat tatapan tidak menyenangkan, dengan refleks Sanha sedikit menjauh dari Haechan.
"Kurasa dia tidak akan datang Haechan."
Haechan mengerenyit.
"Dari mana kau tau Yora tidak akan datang sungchan? Dan kenapa kau ada di sini?"
"Hanya menebak, bukankah ini sudah sangat terlambat dari jam perjanjian kalian? Dan kenapa aku di sini? Saat aku keluar gedung aku melihatmu jadi aku kemari. Bagaimana keadaan kakimu?"
Haechan menghadap ke bawah, melihat kakinya yang terbalut perban. Namun masih tertutup celana yang longgar.
"Sudah membaik jadi tidak apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
[11] Flower Crown
Fanfic[COMPLETED] [Obsession] [Mystery] Haechan yang terjebak antara dua obsesi namja, Dia mahasiswa baru dari desa jeju, hanya berniat datang ke Seoul untuk belajar. Siapa sangka dipertemukan oleh dua namja yang tertarik dan menginginkannya. Bxb⚠️ masih...