MARK dan Haechan sudah sampai sekarang. Rumah keluarga jung sangatlah besar. Mark memberhentikan mobilnya di dalam garasi. Ia turun dan berlari kecil untuk membukakan Haechan pintu, dan dia tiba-tiba saja berjongkok siap untuk menggendong Haechan lagi.
"Naiklah." ucap Mark pada Haechan yang masih merapikan jaket yang dia gunakan.
"Hyung aku bisa berjalan, kau pasti lelah. Aku sudah tidak apa."
"Tidak, naiklah. Aku akan menggendongmu."
"Tidak usah hyung, aku akan berjalan. Kau bisa memapahku."
"Begini lebih cepat chan, sudah jangan lama-lama, naik saja. Aku juga sudah berjongkok sekarang."
Akhirnya tanpa banyak bicara lagi Haechan menurunkan kedua kakinya dari dalam mobil, merangkul leher Mark yang sudah berjongkok dan naik ke atas punggung sunbaenya itu.
"Hyung, apa tidak malu jika dilihat oleh orang rumah?"
"Tidak, untuk apa aku malu, ini adalah areaku. Lagipula rumah mungkin sekarang sudah sepi. Papa pasti sudah ke rumah sakit dan daddy mungkin juga pergi ke sana atau dia masih berada di kantor jika masih jam segini."
Haechan diam.
"Berarti hanya ada kita berdua di rumah?"
Mark menggeleng.
"Tidak Haechan, ada bibi juga di sini. Apa kau takut jika kita hanya berdua?"
Haechan menggeleng.
"Tidak hyung."
Sebenarnya Haechan merasa canggung jika harus berdua saja dengan mark, jujur dia juga merasa sedikit takut. Tapi ia mencoba untuk berfikiran positif. Dia tidak boleh berburuk sangka dengan mark. Bukankah dia sudah berkata akan melindungi dirinya. Mark juga dengan suka rela mengizinkannya untuk menginap.
Mereka berdua sampai di dalam rumah. Dan memang benar. Keadaan rumah sangat lengang sekarang. Tidak ada orang sama sekali.
"Apa kamar hyung ada di lantai dua?"
"Ya, kita akan ke sana. Kau bisa menggunakan pakaianku saja. Setelah mandi kau bisa menggantinya. Nanti hyung siapkan."
"Kalau begitu aku turun di sini hyung."
Mark mengangguk, akan berbahaya juga jika ia naik dengan menggendong Haechan di punggungnya. Haechan juga tidak tega, bisa-bisa sunbaenya itu akan sangat kelelahan terlebih lagi Haechan termasuk tipe yang tidak terlalu ringan.
"Baiklah."
Mark akhirnya menurunkan haechan dari punggungnya.
"Naiklah, kamarku ada di sebelah kiri. Aku akan mengambil minuman dulu, kau pasti haus".
Haechan mengangguk, dengan langkah ringannya ia menaiki tangga. Bayangan akan Sungchan yang menolongnya masih saja membuat Haechan takut. Ia masih berfikir siapa orang yang ingin mencelakainya, seingatnya ia tidak punya musuh.
"Huhhhh___aku harus membersihkan diriku."
Haechan sudah sampai si lantai dua.
"Mark hyung bilang kamarnya ada di sebelah kiri bukan?"
Haechan berjalan mendekati salah satu pintu kamar di sana.
CKLEKK__
Tidak terbuka.
"Kenapa terkunci?"
Haechan coba sekali lagi tapi pintu itu tidak bisa terbuka juga.
"Mungkin bukan yang ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
[11] Flower Crown
Fiksi Penggemar[COMPLETED] [Obsession] [Mystery] Haechan yang terjebak antara dua obsesi namja, Dia mahasiswa baru dari desa jeju, hanya berniat datang ke Seoul untuk belajar. Siapa sangka dipertemukan oleh dua namja yang tertarik dan menginginkannya. Bxb⚠️ masih...