🌻 Chapter 28 - Rumah Jebakan

1K 139 7
                                    

KUN dan Mark berhasil masuk tanpa ada kendala sedikitpun. Mereka masuk melalui pintu utama dengan mudah dan tanpa merasa curiga karena semua terlihat aman-aman saja, Mark sudah melihat ke sekelilingnya dan tidak ada kamera pengawas yang tertangkap oleh matanya. Tapi, mereka tidak tahu kalau Sungchan sebenarnya sudah tahu gerak-gerik mereka lakukan semenjak memasuki gerbang depan.

Suasana masih terasa hening, Mark merasa keheranan. Semua pembantu dan penjaga yang biasa bekerja di rumahnya kini tidak terlihat satupun, sepertinya Sungchan telah memberikan mereka libur? Atau bahkan memecat mereka, rumah ini terlihat begitu luas dari biasanya Mark lihat.

Suara gema dan hentak kaki terdengar di lantai dua, dengan sempoyongan Sungchan menyeret tubuh Yangyang yang masih terikat tangan serta kakinya. Wajah itu penuh dengan lebam, rambut berantakan dengan jejak darah yang masih basah. Sungchan tersenyum puas kala melihat ekspresi Kun yang terkejut dengan tangan gemetar meremas diri sendiri.

"Sungchan!" Kun berteriak keras, menyadarkan Yangyang dengan mata sayu seperti mengantuk, tubuhnya lelah.

"Kenapa? Terkejut? Tentu tidak, bagaimana rasanya?" Sungchan tertawa, ia menjepit leher Yangyang menggunakan lengannya, sedangkan tangan kiri memegangi pinggang agar tubuh Yangyang tidak merosot, "aku tahu kau akan menghianatiku, sejak awal kau tidak berpihak padaku. Itu sebabnya aku mencari tahu tentang kekasihmu ini. Atau bisa aku bilang calon?" Sungchan tertawa.

"Kau sudah gila Sungchan! Lepaskan dia!" Kun menapakkan satu kaki siap berlari ke atas.

Tapi, tangannya terlebih dahulu dicegah oleh Mark. Dilihatnya Sungchan sudah mengambil ancang-ancang untuk menjatuhkan tubuh Yangyang dari lantai dua. Tubuh Kun bergetar menahan amarah, rasa takut, dan khawatir melihat kondisi Yangyang yang sudah tidak bisa ditahannya sendiri, mata itu kian memejam dan terbuka lemah. Menatap sayu ke arah bawah dengan kepala yang sudah dijorokkan.

"Terimakasih sudah mengatakan aku gila, aku sangat tersanjung." Sungchan melirik ke arah Mark, "tenang, Haechan aman bersamaku. Kau harusnya mempercayakan Haechan sejak bersamaku. Hyung."

"Sebenarnya apa keinginamu Sungchan?" Mark menahan diri, mencoba mencari celah agar bisa menyelamatkan Haechan dan Yangyang. Dalam keadaan baik-baik saja dengan nyawa masih berada di dalam tubuh.

"Sudah aku katakan, aku akan mengambil semua milikmu. Dan aku akan menghilangkan semua pengganggu!"

Sungchan kali ini benar-benar menjatuhkan tubuh Yangyang dari lantai dua. Dia langsung berbalik berlari kembali ke dalam kamar, refleks Mark melepas tangan Kun yang tadi ditahan, keduanya terlihat panik dengan tingkat ardenalin yang langsung berdesir cepat, nyawa seperti sudah siap keluar dari ubun-ubun. Kun segera berlari ke arah tubuh Yangyang yang terjatuh, sedangkan Mark langsung menaiki tangga untuk mengejar Sungchan, karena target selanjutnya pasti dirinya dan tidak lain adalah Haechan.

Kun yang berada di bawah mengangkat tangannya dengan segera berniat untuk menangkap tubuh Yanyang yang terjatuh, namun. Karena terlambat beberapa detik dan posisi yang tidak pas. Kepala Yangyang membentur dada Kun sangat keras, dengan dada yang sakit dan tumpuan tubuh Yangyang yang harus dijaga, Kun masih sempat untuk menarik punggung Yangyang menariknya agar dia peluk, menjaga tubuh itu agar tidak terluka lagi. Tubuh keduanya terhuyung ke belakang, kaki Kun terpeleset hingga punggung dan kepalanya terbentur ke atas lantai. Tubuhnya berada di posisi awal, terasa kepalanya amat berdenyut, dan terasa ada luka karena benturan.

Kun mengangkat wajah, menatap Yangyang yang tidak sadarkan diri. Mata itu tertutup ketakutan karena tubuhnya yang terlempar. Pergelangan kakinya terasa nyeri mungkin terkilir. Dia menatap ke lantai dua, melihat Mark yang menatap ke bawah. Kun mengangkat tangan dan menunjukkan jempol kanannya.

[11] Flower CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang