TOK__
TOK__
Suara ketukan pintu terdengar saat Haechan baru saja selesai membersihkan unit sewaannya. Ia taruh sapu dan kain pel yang digunakannya tadi untuk bersih-bersih kemudian berjalan ke arah pintu untuk membukakan tamu yang datang.
"Siapa tamu yang berkunjung pagi-pagi begini?"
KRIEETT__
Haechan membuka pintu.
"Mark hyung?"
Mark langsung masuk saat Haechan membukakannya pintu, ia mendorong tubuh Haechan hingga masuk ke dalam unitnya sendiri. Dengan keras dia juga menutup pintu unit haechan dan menguncinya.
"Hyung! Apa yang kau lakukan?"
CUP__
Tanpa aba-aba mark langsung mencium Haechan dengan terburu-buru, mendorong tubuh yang lebih kecil darinya itu hingga jatuh terlentang di atas tempat tidur. Mark mengunci pergerakan Haechan, kaki kanannya menekan kaki milik haechan dan kedua tangan Haechan dia angkat dan ia tahan di atas.
"Mhhh__sshhh hyung." Haechan kesulitan untuk bernafas, mark terlalu beringas.
Tidak sampai di situ saja, Mark bahkan mulai menciumi leher jenjang milik Haechan, menghisapnya kuat hingga meninggalkan bekas keunguan di sana, tidak hanya satu melainkan dua tanda.
"Hyung!" teriak Haechan.
Mark menyudahi kegiatannya, ia tersenyum puas melihat hasil karya yang dia buat dengan Haechan sebagai kanvas hidupnya. Ia akhirnya menyingkir dari atas tubuh Haechan.
"Apa yang hyung lakukan padaku?" mata Haechan mulai berkaca-kaca, ia tutup kedua wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya, disembunyikannya rapat-rapat wajahnya yang hampir menangis karena tidak mengerti terhadap sikap Mark padanya barusan.
Tanpa merasa bersalah atau sekedar meminta maaf, Mark menarik Haechan agar duduk di sampingnya. Memeluk tubuh Haechan yang kini sudah menangis karena ulahnya sendiri. Dia tidak takut jika setelah ini Haechan akan memukulnya atau sekedar menamparnya, bahkan lebih. Lagipula ia sudah melakukan tugasnya dengan sangat baik.
"Aku sedang kesal Haechan, aku tidak bisa menahannya lagi."
"Kesal? Lalu untuk apa hyung melampiaskan kekesalan hyung padaku? Aku sama sekali tidak tau apa-apa."
Mark mengelus pelan surai milik Haechan.
"Kenapa kau menerima Sungchan malam itu?"
Haechan tiba-tiba diam saat Mark menanyakan pertanyaan yang diluar perkiraannya. Kenapa ia harus mengingatkan Haechan.
"Jenapa kau tidak menolaknya? Padahal malam itu aku juga ingin mengutarakan perasaanku padamu. Aku menyukaimu Haechan, tidak. aku bahkan sangat mencintaimu, sangat." pelukan Mark semakin erat.
"Hyung___".
"Apa Sungchan mengancammu? Apa yang dia katakan sehingga kau menerimanya?"
Haechan kembali diam.
"Aku tau dia itu seperti apa, aku sangat mengenalnya, karena aku adalah kakaknya Haechan. Tapi tidak apa, jika kau tidak ingin mengatakannya padaku, tapi Haechan."
Mark melepas pelukannya, dia angkat kepala haechan yang menunduk agar menghadap kepadanya.
"Apa kau menyukainya?"
Haechan diam.
"Jawab pertanyaanku."
Haechan masih diam, dia hanya menatap penuh harap ke arah Mark. Dengan mata yang berkaca dan lelehan air mata yang masih membekas di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[11] Flower Crown
Fiksi Penggemar[COMPLETED] [Obsession] [Mystery] Haechan yang terjebak antara dua obsesi namja, Dia mahasiswa baru dari desa jeju, hanya berniat datang ke Seoul untuk belajar. Siapa sangka dipertemukan oleh dua namja yang tertarik dan menginginkannya. Bxb⚠️ masih...