HAECHAN menggeliat, tubuhnya terasa tidak nyaman seperti ditindih sesuatu yang berat. Ia membuka matanya pelan, mengumpulkan sedikit kesadarannya. Langit-langit kamar ini terasa asing baginya, ia baru menempati tempat ini. Aneh. Tengkuknya seperti ditiup sesuatu yang hangat. Saat dia memutar kepalanya dan melihat ke belakang. Matanya langsung terbuka lebar, serta kesadarannya langsung terkumpul sempurna.
"Mark hyung?"
Pergerakan kecil dibuat mark saat haechan memanggil namanya, mata itu langsung terbuka dan wajah keduanya saling tatap begitu dekat. Mark tersenyum.
"Morning sunshine." ucap Mark lirih dan semakin mengeratkan pelukannya pada Haechan. Dan itu membuat Haechan semakin bergerak gelisah.
"Hyung bisa lepaskan aku? Ini sudah pagi. Saatnya untuk bangun" Haechan menyentuh tangan Mark yang melingkar diperutnya berniat untuk melepaskannya.
Tapi Mark tidak bergeming, ia semakin mengeratkan pelukannya bahkan kini wajahnya ia sembunyikan di belakang ceruk leher Haechan, menyebabkan nafas hangatnya semakin dirasakan oleh Haechan.
"Lima menit lagi Haechan, tetaplah seperti ini dulu."
"Hyung~"
Haechan tidak ingin kalah, dengan sekuat tenaga ia lepaskan tangan Mark, bangun dari tidurnya dan mendudukkan dirinya. Baru saja ia duduk beberapa detik, tubuhnya ditarik kembali dengan sedikit dibanting.
Mark langsung memutar dirinya, kini tubuhnya berada di atas tubuh Haechan.
"Sudah aku katakan untuk diam sebentar bukan? Kenapa kau tidak mendengarkanku?"
Ucap Mark dengan suara masih serak khas orang baru bangun tidur. Ia mengelus pelipis Haechan menggunakan jari telunjuknya.
"Wajahmu manis jika baru bangun, apa saat kita menikah nanti pemandangan seperti ini yang akan selalu menyambut pagiku?"
"Hyung, berhentilah membual. Menyingkirlah dari sana, aku perlu mencuci mukaku. Aku juga belum sikat gigi, nafasku bau."
Mark terkekeh.
"Apa benar nafasmu sebau itu? Aku perlu mengeceknya."
"Hyung."
Haechan mulai panik karena kini Mark semakin memajukan wajahnya, dekat semakin dekat.
"Tutup matamu."
Dengan spontan Haechan menutup matanya rapat, jantungnya kini seperti sedang bermaraton. Detak jantungnya tidak bisa dikontrol, ia sangat gugup sekarang.
Gotcha.
Bibir mereka berdua benar-benar menempel tanpa celah, Mark masih membuka matanya namun dengan perlahan ia juga ikut memejamkannya, ia ingin lebih merasakan sensasi lembut dari bibir plum milik lelaki manis ini.
Mulai dengan gerakan perlahan mark menuntut Haechan yang menggerakkan bibirnya secara perlahan dan masih terasa kaku.
"Mmhhh__"
Haechan mulai menikmati permainan, bahkan tangan yang ditaruh di dadanya kini mulai meraba lengan bagian atas milik Mark, meremasnya pelan mengalihkan rasa gugup pada dirinya.
Merasakan Haechan yang sudah tenang dan rileks, Mark memberikan diri untuk mempercepat ciumannya. Ia hisap bibir atas dan bawah Haechan bergantian.
Bibir Haechan membuatnya candu.
Tangan Mark mulai bergerak, di bawah sana dengan pelan ia angkat kaos yang digunakan Haechan untuk tidur. Telapak tangannya yang besar
"Sshhh__ahh hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
[11] Flower Crown
Fanfiction[COMPLETED] [Obsession] [Mystery] Haechan yang terjebak antara dua obsesi namja, Dia mahasiswa baru dari desa jeju, hanya berniat datang ke Seoul untuk belajar. Siapa sangka dipertemukan oleh dua namja yang tertarik dan menginginkannya. Bxb⚠️ masih...