"Shh—" desis Oliver Wood sangat pelan. Draco menengok ke arahnya. "Pelahap maut, disana," imbuhnya sembari menunjuk keberadaan sekelompok pengikut Voldemort yang kelihatannya curiga akan keberadaannya.
Draco mengangguk. "Kau gunakan mantra stupefy setelah aku memancing perhatian mereka. Jangan khawatir aku perenang handal, percayalah padaku. Dan aku mempercayakannya juga padamu," ujar Draco memberi acuan teknik penyerangan.
Oliver mengangguk tegas. Terlihat ia tengah melirik ke tempat lain dan berharap tidak mendapati pelahap maut yang lainnya. Saatnya beraksi bagi Draco. Dengan kemantapan hatinya ia mengayunkan jemarinya pelan. Gelombang lemah pun mengarah ke pelahap maut itu.
Ia melakukan gerakan itu berulang kali hingga salah satu dari mereka menyadari ada hal yang aneh. Mereka mulai waspada dengan mengacungkan tongkat sihir dan siap menyerang musuh saat itu juga.
Kemudian Draco mengendalikan sekumpulan grindylow untuk mengacau mereka. Dan tentu saja cara itu berhasil. Pelahap maut itu lengah, di sinilah Draco akan muncul dengan kecepatan berenang bagai seorang merpeople. Walaupun begitu ia memang merpeople saat ini.
"Wood, jika mereka berbalik arah dan mencariku maka segeralah kau meluncurkan mantramu," pesan Draco singkat.
Ia mengambil posisi dan berenang secepat ikan, mungkin lebih tepatnya ikan hiu. Tidak lupa ia membuat gelombang bertekanan agak tinggi saat ia mendekat ke arah mereka.
"Apa itu?!"
"Musuh! Crucio-!"
Salah satu pelahap maut berusaha merapalkan mantra untuk menyerang sosok tersebut, namun ia tidak berhasil mengenainya. "Ini sulit! Bagaimana bisa di kedalaman danau terdapat gelombang bertekanan besar seperti ini?! Tadinya bahkan tidak ada."
"Ini tipuan, entah apa yang penduduk ikan itu rencanakan. Setelah menghadapi hewan kotor dan menjijikkan itu sekarang kita akan menghadapi apa lagi?" tanya salah seorang pelahap maut.
Tampak terhuyung badan sekumpulan pelahap maut itu. "Gelombang ini makin besar, semakin aku mencoba keluar semakin juga tubuhku terasa berat."
Tiba saatnya lagi untuk Draco beraksi. Ia muncul di hadapan pelahap maut dengan mata menyala, duri-duri tubuh yang siap menusuk, dan wajah yang menggambarkan kemarahan. Pelahap maut itu melongo menatapnya. Bahkan ukuran tubuhnya hanya setengah dari makhluk itu. Beberapa dari mereka telah meluncurkan mantra crucio dan avada kedavra.
Hebatnya kilatan cahaya biru dan hijau itu sama sekali tidak mengenainya. Gerakan tubuh Draco sangat gesit. Ia berputar mengelilingi pelahap maut itu hingga mereka seperti terlilit pusaran air. Kemudian ia menghilang lagi, meninggalkan pelahap maut dengan pusaran itu.
Tampaknya mereka tidak menyerah. Pelahap maut itu berusaha keluar dari pusaran yang dibuat Draco. Mantra-mantra terus mereka rapalkan hingga tiba waktunya Oliver muncul dari balik ganggang lebat lalu mengayunkan tongkatnya. Semburan cahaya muncul dari tongkat itu.
"Stupefy!!" serunya.
Kelompok pelahap maut itu terpental dan tidak sadarkan diri. "Avada Kedavra!" serunya pada salah satu pelahap maut.
Ia melakukan kutukan tak termaafkan itu berkali-kali kepada kelompok pelahap maut hingga tubuh kasarnya berubah menjadi debu yang terbawa gelombang danau.
Kemarahan nampak jelas dari wajah Oliver Wood. Jika orang lain melihatnya maka mereka akan kaget melihat perubahan sosok kapten quidditch yang terkenal 'menjaga image-nya'.
Draco menghampiri Oliver yang tampak kaget dengan apa yang diucapkannya. "Tidak apa-apa kau menggunakan mantra itu. Kau tidak bersalah jika menggunakannya untuk orang yang tepat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dramione and The Secret of Lake
FantasyKepada Hermione Granger, Aku tahu setelah peperangan berakhir, semua orang sangat membenciku. Membenci ayah dan ibuku. Mengasingkanku dan jijik memandangku. Aku tahu itu salahku, jika aku punya pembalik waktu sendiri akan kugunakan dengan sebaik...