Rebellion of Rook(Wood)

468 31 5
                                    

    "Nak, Harry," lirih Dedalus memegangi bahu seseorang yang lebih muda darinya itu, "keadaan di sini sudah tidak terlalu ketat. Sebaiknya kita segera bergegas masuk istana merpeople dan menemukan Hermione."

    Harry mengangguk setuju. Ia dan Dedalus bergerak mendekati gerbang istana. Dirinya bersyukur bahwa pelahap maut tidak dapat melihat keberadaannya dikarenakan terbungkus oleh jubah ghaib peninggalan ayahnya, yaitu James Potter.

    Di sisi lain, Draco dan Oliver menemukan mangsa. Mereka merapalkan mantra penghilang ingatan pada dua pelahap maut yang lengah dan tidak memperhatikan sekitar.

    "Obliviate," lirih keduanya merapalkan mantra. Kedua pelahap maut itu tiba-tiba kehilangan kesadaran dan pingsan.

    Mereka tenggelam— tapi sebelum itu terjadi lebih dalam lagi, Draco dan Oliver menangkap tubuh mereka. Segera saja mereka membawa tubuh pelahap maut itu ke lorong istana.

    "Kelihatannya jubah pria itu muat di tubuhmu Draco," ujar Oliver memberitahunya.

    "Aku akan memakainya— kau juga pakai yang itu."

    Setelah mengganti pakaian masing-masing, mereka mulai memberanikan diri untuk keluar. Oliver menyuruh Draco untuk menutupi kepalanya dengan topi yang terdapat di jubah itu.

    "Rasanya seperti aku menginjakkan kaki lagi sebagai pelahap maut Wood," kata Draco dengan entengnya.

    "Jangan lagi!" tegas Oliver sembari mengetuk agak keras kepala Draco dengan menggunakan tongkat sihirnya. Draco meringis kesakitan dan memalingkan wajah, "toh aku cuma ingin tahu seperti apa reaksimu."

    "Makan saja itu reaksiku," dengusnya kesal. "Dan ngomong-ngomong soal pelahap maut tadi, mereka telah mati. Ku tutupi tubuh mereka menggunakan ganggang besar saat kau bergegas keluar tadi."

    "Aku tahu. Sekarang aku yakin kalau seperempat dari mereka akan memberontak. Maka kita buat lebih panas lagi, ayo," ajaknya.

    Mereka mencari tempat beraksi dimana pada saat itu terdapat salah seorang pelahap maut tengah nampak kesal. Entah apa yang ia sedari tadi gumamkan. Oliver dan Draco segera bersembunyi di balik ganggang besar— tidak sepenuhnya bersembunyi. Mereka memainkan peran dimana Wood menunjukkan bakat menirunya sama seperti boggart.

    "Kau tahu Dolohov?" ujarnya dengan nada keras. Terlihat pelahap maut itu tengah mencari-cari sumber suara itu berasal. "Kita akan menjalankan rencana sesuai yang telah dipersiapkan sebelumnya!"

    "YA KAU BENAR ROOKWOOD!" tegas Draco yang menyamar menjadi Antonin Dolohov, "TENTU SAJA RENCANA KITA PASTI AKAN BERHASIL."

    "Sial—" umpat Oliver pelan, "kau jangan keras-keras."

    "Aku terbawa peran," terang Draco lirih.

    "Dan ya sahabatku Rookwood, aku pastikan kau akan mendapatkan yang kau mau."

    Pelahap maut itu ternyata sudah menemukan keberadaan Draco dan Oliver. Mereka berdua hanya pura-pura tidak tahu akan keberadaan pelahap maut itu dan tetap melanjutkan dramanya.

    "Setelah benda itu ditemukan, lihat saja— aku akan membuat dunia ini berpihak kepada siapa yang paling kuat. Tapi sebelum itu, aku membutuhkan bagian dari mereka untuk dikorbankan."

    "Maksudmu mereka? Anggota yang mudah dibodohi untuk kepentingan atasan? Hahaha! Kau benar sekali." Tawa Draco meluncur.

    "Setelah kau dapatkan itu semua, Lord akan menjadi gelamu," imbuhnya.

    Oliver menepuk bahu Draco dengan santai, "kau yang akan berada di posisi yang paling pantas, sahabatku Dolohov."

    "Kau licik bedebah kotor!" umpatnya lirih.

Dramione and The Secret of LakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang