The Marriage

1K 88 24
                                    

    Draco khawatir jika kakinya berubah menjadi ekor. Pernikahan ini harus berjalan sempurna—pikirnya gelisah.

    Neville memandangi Draco kebingungan. Ia mengira jika Draco gugup akan pernikahannya. Wajar saja toh ini momen sakral bagi Draco.

    "Draco kau gugup?" tanyanya.

    "Eh—em, ya. Sedikit lebih tepatnya. Ah, tidak. Aku benar-benar gugup," jawab Draco sambil memasang wajah kaku.

    "Kesampingkan masalahmu Draco. Tenangkan pikiranmu. Jika aku di posisimu pun tentu akan gugup, ya tapi apa mau buat selain kau bawa santai saja," ujar Neville kepadanya.

Ah ya benar perkataan Longbottom

  "Cobalah rileks kawan, kurasa aku akan ke kamar mandi sebentar. Permisi," kata Neville sesaat sebelum meninggalkan Draco sendirian.

    Ia menghela napasnya berat. Mencoba membuang beban yang ada dalam pikirannya. Neville benar, tidak ada gunanya memikirkan masalah saat momen berharga tiba bukan?

    Jam berdentang menandakan pukul 7 tepat. Udara dingin masih menyelimuti kastil. Ya benar. Mereka akan melangsungkan pernikahan di Kastil Hogwarts. Narcissa yang memintanya agar tidak terjadi sesuatu pada pernikahan nantinya. Ia khawatir dengan apa yang Lucius beritahukan padanya beberapa hari lalu.

    "Oh Ms.Granger kau sangat anggun, sama seperti dulu saat aku melihatmu bersama Krum," kata McGonagall memujinya.

    Balutan gaun putih dengan renda dan mutiara khas mencolok perhatian. Gaun yang mewah dan apik itu dibuat dengan penuh cinta untuk pemakainya. Hermione tersenyum senang.

    Rambut coklatnya disanggul rapi dengan aksesoris yang tidak lain adalah tiara. Tiara yang tampak mewah dihiasi dengan tatahan batu permata diselingi mutiara. Sangat cocok dipakai oleh seorang Hermione. Entah kenapa Draco menginginkannya memakai serba mutiara.

    "Terima kasih profesor, anda juga terlihat anggun," ujar Hermione memegangi lengan McGonagall.

    "Persiapkan dirimu nak, sebentar lagi kau akan diberkati di gereja," kata Narcissa hangat.

    "Iya ibu," jawabnya.

    Setelah mendapatkan berkat di gereja, mereka kembali ke Hogwarts. Dan ini adalah saatnya mengucap janji suci pada gadisnya. Gadis yang sangat amat dicintainya. Harry mengikuti Draco di belakangnya bersama Neville.

    "Draco, ini saatmu memulai hidup baru," ujar Harry tersenyum padanya. Draco mengangguk menyetujui ucapan Harry.

    Mempelai pria datang terlebih dulu. Harry dan Neville berada agak jauh dari posisi Draco berdiri.

    Rasa gugup tidak bisa dipungkiri, Draco merasa jemarinya bergetar. Ia mengatur napasnya untuk menghilangkan groginya saat melihat orang banyak di depannya.

    Sekilas ia melihat kawan-kawan lamanya datang menghadiri acaranya. Dari kejauhan tampak Blaise tersenyum padanya. Bahkan Pansy, Astoria, dan Daphne ikut hadir.

    Draco juga memandangi Oliver Wood bersama Katie Bell dari kejauhan. Ia senang ternyata anak-anak Gryffindor yang sebelumnya membencinya ikut hadir dalam pernikahannya.

    Momen yang dinantikan akhirnya tiba. Suara riuh yang terdengar kini mulai mereda. Dari kejauhan tampak sosok gadis anggun yang diserbu ratusan mata. Hermione berjalan diiringi oleh Hannah dan Ginny. Kedua gadis di belakang Hermione juga tidak kalah cantiknya.

    Ia gugup memandangi mata yang menoleh ke arahnya. Tapi ia hanya fokuskan pandangan ke depan. Memandangi Draco. Draco tampak tersenyum bahagia.

Dramione and The Secret of LakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang