Wizarding War

778 78 6
                                    

    "Dedalus?! Semuanya masuk kastil sekarang! Kalian mendengarku? Masuk kastil sekarang!"

    "Accio Firebolt!" seru Harry. Tidak lama firebolt kepunyaannya datang. Ia segera menaiki sapu itu dan melihat kondisi Hogsmeade dari ketinggian Hogwarts.

    Oliver Wood yang melihat Harry menaiki sapunya bergegas mengikutinya setelah ia memastikan orang-orang telah masuk kastil. Narcissa menitikkan air matanya marah. Lucius berusaha menenangkannya.

    Profesor McGonagall menyegerakan pergi ke halaman depan dan merapalkan mantra pelindung. Molly, Arthur, Professor Sprout, Flitwick, dan Slughorn ikut melindungi kastil dengan merapalkan mantra yang sama.

   Hermione panik tapi ia mencoba bersikap cekatan. Murid-murid Hogwarts kelas 1 sampai kelas 4 diwajibkan berdiam di asrama. Jika murid kelas atas ingin membantu maka dibolehkan.

    "Tenang. Kita akan menghadapi ini bersama-sama. Masuk asrama cepat!"

    "Apa yang terjadi sebenarnya Draco?" tanya Hermione sangat khawatir.

    "Entahlah Hermione, aku tidak tahu mengapa ini bisa terjadi. Kau diam di kastil! Aku tidak ingin kau kenapa-kenapa. Apapun yang terjadi Hermione—aku mencintaimu," ucap Draco mengecup sekilas istrinya itu dan bergegas meninggalkannya.

    "Draco! Draco!" serunya panik.

    Keadaan di luar mulai terasa menakutkan. Kastil ini adalah harapan satu-satunya semua orang berlindung. Kingsley Shacklebolt berapparate di jembatan penghubung Hogwarts. Ia segera berlari menuju kastil.

    "Kepala Sekolah McGonagall, sebelumnya aku akan mengatakan sesuatu yang penting. Kami, orde sudah mengetahui pergerakan mereka. Tapi kami tidak tahu kapan mereka akan menyerang—"

    "Mereka menyerang sewaktu-waktu Kepala Menteri. Mereka menyerang disaat Hogwarts tengah lengah," lanjut McGonagall.

    "Kastil telah diberi mantra pelindung, kini saatnya kita berpencar untuk menghadapi mereka."

    "Baiklah professor," kata Professor Sprout menyegerakan diri.

    Oliver Wood dan George mengganti setelan jasnya menggunakan baju sweater quidditch yang menggantung di lemari ganti milik tim Gryffindor.

    Mereka mengambil sapu dan melesat keluar. "Sangat tidak menyenangkan jika memakai jas George," ujar Oliver.

    "Ya kau benar Wood," kata George menyetujui.

    Sebagian orang mengganti pakaian pesta mereka. Mudah saja bagi mereka untuk mengganti pakaian dengan rapalan mantra.

    Perwakilan alumni masing-masing asrama melindungi tempat mereka dahulu. Pansy, Blaise, dan lainnya menjaga keadaan bawah tanah. Sedangkan Hannah dan Macmillan menjaga ruang Hufflepuff.

    Hermione menitipkan Gryffindor pada Ginny, Seamus, dan Dean. Tapi Seamus menolaknya, "Hermione— kau harus berada di sini! Aku dan Dean yang akan keluar."

    "Tidak Seamus. Aku ikut keluar. Parvati! Kau jaga Gryffindor."

    "Baiklah!"

    "Seamus! Dean! Kemari kalian!" seru Ron langsung mengajak mereka berjaga di sekitaran kastil.

    Seamus dan Dean mengikuti langkah tergesa-gesa Ron. Sementara Hermione merasa panik. Bahkan sangat panik. Mengapa harus acara sakralnya dikacaukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab seperti mereka?

    "Hermione, tolonglah, kau sebaiknya tinggal di kastil. Ingat kata suamimu itu," ucap lirih pemilik nama Ginny itu. Ia menghampiri Hermione dan mengusap punggungnya lembut.

Dramione and The Secret of LakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang