Draco sibuk membolak-balikkan buku Sejarah Hogwarts yang dibelinya. Matanya terfokus hanya pada lembaran kertas dihadapannya. Sesekali dia mengecek ponselnya dan membaca buku itu kembali.
Saat membaca pada bagian Merpeople, dia menajamkan tatapannya. Dia ingin tahu kehidupan dari Merpeople di Hogwarts. Saat ada Turnamen Triwizard di Hogwarts, dia sangat ingin tahu seperti apa wujud dari Merpeople yang ditugaskan untuk menjaga sandra.
Draco membuka Sejarah Sihir dan memastikan apakah Merpeople juga termasuk didalamnya. Saat mengetahui Merpeople ada, dia membacanya dengan fokus.
"Bahasa Merpeople adalah bahasa Mermish. Mereka menjaga ketat kerajaan dengan membawa tombak berbentuk trisula. Aku jadi ingin tahu seperti apa itu Merpeople," kata Draco membaca buku itu dan kemudian membayangkannya.
"Mereka selalu mengawasi daerah tertentu yang dianggap mempunyai suatu hal yang magis. Magis? Belum diketahui dengan pasti apakah itu benda atau mantra mereka, tetapi mitosnya hal itu akan membuat orang yang mendapatkannya menerima kebahagiaan yang dia inginkan."
Saat membaca bagian itu, Draco sangat ingin tahu tentang hal tersebut. Suatu hal yang memiliki kekuatan magis— yang dapat membuat penemunya memiliki kebahagiaan yang diinginkan.
Ini hanya mitos? Apa harus aku buktikan untuk menemukannya ya? Aku harus mendatangi Hogwarts. Tapi bagaimana orang luar dapat masuk ke kastil? Aku tidak mempunyai alasan apapun kepada Profesor McGonagall. Bagaimana caranya supaya aku menemukan hal itu?
"Kalau memakai jubah gaib, kan tidak mungkin aku mendapatkannya. Lagipula Potter itu apa mau meminjamkannya padaku?"
"Kalau langsung masuk, pasti aku akan disidang oleh Gonagall itu. Kalau membuat ramuan polijus? Membuatnya saja lama sekali." katanya menyerah.
"Menjadi guru Hogwarts? Rasanya tidak akan diterima dengan mudah di sana. Lagipula subjek apa yang harus aku kerjakan?" katanya menyerah dan menutup buku itu.
Baiklah—aku akan menjadi guru di Hogwarts. Demi apapun aku rela membuat diriku terluka hanya untuk mendapatkan kebahagiaanku kembali. Akan aku lakukan!
"Aku harus menulis pesan pada Profesor McGonagall. Subjek apapun akan aku lakukan asal kembali ke Hogwarts," katanya mengambil gulungan perkamen yang pernah dimilikinya di ruangannya itu.
Dia menggoreskan pena bulu meraknya dan sesekali mencelupkannya pada sebotol tinta yang hampir habis di sebelahnya.
Draco membanting pintu ruangannya dan menemui pekerjanya. Dia mengumpulkan seluruh pekerjanya untuk memberitahukan bahwa dia akan keluar kota kira-kira dalam waktu setahun.
"Jadi kira-kira aku akan pergi selama beberapa bulan— mungkin juga setahun."
"Yah Mr. Malfoy—kenapa Anda harus meninggalkan kami?" tanya Evelyn dengan nada bergetar.
"Di setiap kami terkena masalah, dan kesedihan, Anda kan selalu ada untuk kami," kata Cerine ikut sedih.
"Doakan aku— aku akan menjadi guru untuk mengajar kebaikan kepada anak-anak," kata Malfoy tersenyum.
"Tapi Mr. Malfoy— siapa yang akan memegang jabatan Anda saat Anda pergi?" tanya Joseph sedih.
"Tenang Joseph, Sean yang akan menggantikanku selama aku pergi. Turuti apa katanya— dia adalah orang yang paling tepat untuk ini," kata Malfoy tersenyum mendapati pekerjanya akan merindukannya.
"Baiklah—"
"Aku pergi ya, dah— aku harap kalian tetap tersenyum saat aku tidak di sini," kata Malfoy tersenyum untuk yang terakhir kalinya melihat wajah-wajah sedih mereka. Dia melangkahkan kakinya menjauh dari pekerjanya dan menuju Lamborghini miliknya.
Saat tiba di rumah, Malfoy berapparate menuju Malfoy Manor— rumah keluarganya. Halaman depan tampak suram menampilkan rumah yang pernah menjadi saksi bangkitnya Lord Voldemort. Dia berpikir betapa bodohnya dirinya telah diperalat oleh Voldemort.
Daun-daun kering bertebaran di halaman rumah yang begitu luasnya. Saat pintu terbuka, banyak debu yang menyambutnya dari ambang pintu. Dia melihat rumah yang dulu paling disukainya ini berubah menjadi penjara yang amat suram.
Draco mengeluarkan tongkatnya dan mengeluarkan mantra untuk membersihkan kembali rumahnya. Beberapa jam kemudian, rumah yang suram itu tampak bersih kembali— menjadi Manor yang indah seperti istana.
"Dimana ibu meletakkan bubuk Floo?" tanya Malfoy sambil mengingat perkataan ibunya.
"Tentu saja! Dalam lemari tengah—" katanya langsung melesat mencari bubuk itu.
Saat sudah menemukan bubuk itu, dia bersiap berdiri di dalam perapian. Mengucapkan tempat "Diagon Alley!" dan menghilang dari perapian.
Malfoy berada di Diagon Alley sekarang. Tepat berada di perapian milik toko Flourish and Blott's. Dia menarik pintu keluar dan mencari toko hewan peliharaan. Malfoy berjalan melewati penyihir-penyihir yang sedang mempromosikan permen ajaib yang dia buat.
Sampai pada akhirnya Malfoy menemukan burung hantu berwarna abu-abu dengan sorot mata tajam. Mata Malfoy tidak teralihkan dari mata burung hantu itu. Keduanya memiliki keterikatan saat bertatapan.
Langsung saja Malfoy membeli burung hantu itu dan membawanya ke Malfoy Manor. Burung hantu itu dia namai Edd.
"Kirim surat ini pada Profesor McGonagall, aku yakin kau tahu orangnya," kata Malfoy mengikatkan suratnya dan mengusap pelan kepala Edd. Edd terbang menjauh dengan gagahnya.
-oO0Oo-
"Uhu," Edd beruhu pelan mendarat pada meja Profesor McGonagall. Dia bingung dengan kehadiran burung hantu itu.
"Kau datang dari mana?" tanya Profesor McGonagall bingung dan mengusap lembut paruh Edd. Dia membuka ikatan tali dan menyobek amplop itu dengan kasar.
Yang terhormat Profesor McGonagall,
Selamat petang Profesor, bagaimana kabar Anda? Saya mendengar kabar Daily Prophet beberapa minggu yang lalu bahwa Anda adalah Kepala Sekolah Hogwarts yang baru dan sangat mirip dengan Profesor Dumbledore.
Saya sudah banyak belajar dari pertempuran Hogwarts II bahwa pilihan hati lebih sesuai dengan apa yang nantinya akan terjadi. Saya mengaku salah besar atas itu, tetapi Profesor, saya mendapatkan balasannya.
Untuk itu, saya ingin lebih baik lagi mengartikan hidup yang sebenarnya. Saya ingin mengajukan diri sebagai salah satu guru bagi siswa Hogwarts. Jika diizinkan, saya akan menerima pelajaran apapun untuk diajarkan pada siswa-siswi Hogwarts. Tapi jika tidak diizinkan, saya akan kembali pada kehidupan saya yang sebenarnya. Jauh dari kata kebahagiaan Profesor.
Saya akan menunggu balasan surat dari Anda kapanpun. Terima kasih atas waktunya karena telah membaca surat ini.
Hormat saya,
Draco Malfoy.
"Malfoy ingin mengajar?" tanyanya heran sambil membenarkan kacamatanya. Memastikan bahwa tidak ada kekeliruan dalam surat. Tapi hasilnya nihil, memang benar itu adalah surat yang dikirim oleh Draco Malfoy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dramione and The Secret of Lake
FantasyKepada Hermione Granger, Aku tahu setelah peperangan berakhir, semua orang sangat membenciku. Membenci ayah dan ibuku. Mengasingkanku dan jijik memandangku. Aku tahu itu salahku, jika aku punya pembalik waktu sendiri akan kugunakan dengan sebaik...