Guncangan ombak, angin yang bergemuruh, dan petir yang menyambar membuat pelahap maut ketakutan. Badan mereka menggigil hebat setelah berkali-kali dihajar oleh gelombang besar. Beberapa tubuh dari mereka mulai mengambang tanda tak bernyawa.
Suasana semakin mencekam. Tampaknya Augustus Rookwood dan Antonin Dolohov semakin terpojok. Mereka kewalahan melawan Draco yang murka. Sedangkan Avery beserta yang lain kehabisan tenaga dan tidak kuat menahan, sehingga kematian merangkulnya.
Keadaan Augustus Rookwood terdesak, berkali-kali memerintah, tetapi dengan keadaannya yang seperti ini menyulitkannya untuk berbicara dengan lancar. Dengan mudah tubuhnya terombang-ambing karena gelombang air yang tinggi. Begitu pula dengan Antonin Dolohov yang kini penglihatannya mulai kabur. Hal ini dikarenakan mantra yang dipergunakan untuk bernafas di bawah air telah melebihi batas waktu. Paru-parunya nyeri luar biasa, dan kemudian ia sekarat.
Sebaliknya, semakin dalam Draco membayangkan kebesaran dari ketulusan, kepercayaan, dan rasa kasih, semakin besar juga kekuatan yang dihasilkan. Kini danau hitam mulai tak beriak, guntur dan petir perlahan menghilang, awan gelap perlahan memudar menyisakan langit yang berwarna kelabu.
Hal ini berpengaruh kepada merpeople yang sebelumnya terkena mantra sihir. Mereka kembali sadar. Dengan beringas mereka membawa jasad tanpa roh milik pelahap maut yang mengapung untuk menahannya di dasar laut, selamanya, sebagai tawanan hingga membusuk.
Kemudian rintikan hujan turun membasahi tanah. Draco terbangun dari mimpinya, akan tetapi ia tidak memiliki kekuatan untuk menggerakkan tubuhnya dan berakhir mengapung di permukaan air dalam kondisi hidup.
Seluruh merpeople berkumpul mengitarinya. Samar-samar Draco mendengar bahwa mereka menyenandungkan lagu rahasia bawah air. Ia mengerjapkan mata untuk kesekian kalinya dan merasakan energi mereka meresap masuk ke tubuhnya.
Come seek us where our voices sound
We cannot sing above the ground
An hour long you'll have to look
To recover what we took"Kembalilah ke kehidupanmu Draco, tugasmu telah selesai. Takdir telah berhasil menemukan pemegang rahasia merpeople."
"Perlu kau ketahui bahwa sebelum kau mencarinya, kami telah mengetahui siapa yang telah ditentukan takdir. Dan itu adalah dirimu," ungkap siren yang muncul di sisi Draco.
"Jadi itu sebabnya kau dengan mudahnya datang padaku.." kata Draco terengah.
Siren itu mengangguk, "dan kini perang antara perebutan dan mempertahankan rahasia bawah air telah berakhir. Saatnya berpisah dengan kami dan juga rahasia itu," imbuhnya seraya menyentuh dahi lawan bicaranya.
Siren itu menyentuh bagian terluar dari jantung Draco- yaitu tengah-tengah dadanya. Kemudian jemari lentiknya bergerak dengan lemas sembari merapalkan sihir. Semburat warna keemasan keluar dari jantung Draco. Ia menyaksikannya tanpa bertanya apapun. Siren itu mengangkat kembali rahasia yang terbenam dalam tubuh laki-laki itu. Kemudian ia menggenggamnya.
Suara khas logam mulia yang gemerincing datang dari cahaya itu memperlihatkan sebuah liontin emas. Draco memperhatikan sembari mengingatnya. Setelah itu, liontin yang digenggam itu lenyap menyisakan serbuk-serbuk emas yang bertaburan. Serbuk emas itu mengenai Draco, sehingga ia terpejam dengan lelapnya.
Merpeople yang berada di sekitar Draco mulai membawa kembali jasad pelahap maut untuk tinggal selamanya di dalam air hingga membusuk- tak terkecuali Augustus Rookwood yang tidak sempat melawan di saat-saat terakhirnya. Ia terlihat mengenaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dramione and The Secret of Lake
FantezieKepada Hermione Granger, Aku tahu setelah peperangan berakhir, semua orang sangat membenciku. Membenci ayah dan ibuku. Mengasingkanku dan jijik memandangku. Aku tahu itu salahku, jika aku punya pembalik waktu sendiri akan kugunakan dengan sebaik...