Dream

936 89 8
                                    

    Oliver Wood merasakan kesakikan yang luar biasa pada lehernya. Pandangannya kabur dan kehilangan napasnya. Ia terjatuh ke air. Keajaiban datang seketika.

    Ketika ia menyentuh air tiba-tiba ia dapat bernafas lega. Ah, seperti ikan- pikirnya kemudian.

    Semburat cahaya kilat menyilaukan mata mereka. Kilatan cahaya biru bercampur kekuningan menandakan dua kekuatan tengah beradu.

    "Apa-apaan ini Harry?! Disini terasa mematikan," ujar Oliver.

    "Draco- itu Draco. Ia membutuhkan bantuan. Aku tidak tahu pasti Oliver," jawab Harry padanya.

    "Berpencar. Kita harus berpencar," kata Kingsley menyela.

    "Aku dan kau ke arah barat," ujarnya pada Harry, "dan kau dengan Oliver ke arah utara."

    Dedalus mengangguk menyetujuinya. Mereka menyegerakan diri mencari dimana keberadaan Draco saat ini.

    "Hermione.."

    "Hermione!" serunya menghampiri seseorang yang meringkuk ketakutan itu.

    "Hermione—"

    "Siapa kau?!"

    Sorot ketakutan terpancar dari mata berwarna coklat hazelnya. Bibirnya bergetar, keadaannya saat ini tidak seperti Hermione yang biasanya.

    "Aku Draco—"

    "Tidak mungkin!" gadis itu berteriak. Ia meneteskan air matanya. Hermione terlihat frustasi. Tangisnya semakin menjadi-jadi.

    "Tapi aku Draco Malfoy."

    "Lihat— siapa yang terbaring di sana—" tunjuk Hermione

    Draco memandangnya seakan-akan bertanya bagaimana mungkin. Ia melihat dirinya sendiri terbujur kaku. Wajahnya pucat dan bibirnya membiru.

    Ia menghampiri tubuhnya sendiri yang tergeletak tidak jauh dari Hermione. Air matanya menetes deras setelah ia mengecek pernapasannya.

    Betapa terkejutnya ia mendapati dirinya yang seperti itu.

    "Tidak—"

    "Tidak mungkin!! Aku tidak mati! Tidak mungkin!" serunya hingga ia dibanjiri air mata.

    Sosok Draco yang sekarang memandangi tubuh aslinya yang telah ditinggalkan oleh jiwanya. Betapa hancurnya perasaan Draco sekarang. Sebab yang ia lihat itu adalah mayatnya sendiri.

    Seakan-akan hatinya terisis pisau. Ia frustasi dengan keadaan. Bagaimana mungkin ia bisa meninggal? Pikirnya meracau kemana-mana untuk mendapatkan jawaban pasti.

    "Menjauhlah dari suamiku—" ujar Hermione dengan nada setengah dinginnya. Ia memberanikan diri untuk melindungi mayat Draco yang terbujur di dekat makhluk seram itu.

    "Hermione jelaskan—"

    "Bagaimana mungkin kau mengenaliku sementara aku tidak tahu siapa kau?!" teriaknya dihadapan Draco yang sekarang.

    Draco memandangi gadisnya yang sama sekali tidak mengenali dirinya. Dengan wujudnya yang seperti ini bagaimana mungkin kekasihnya dapat mengenali dirinya? Draco bahkan tidak mengenali dirinya sendiri saat dirinya berubah wujud.

    "Kau benar. Bagaimana mungkin kau akan mengenaliku sementara aku sendiri tidak tahu seperti apa rupaku," ujar Draco putus asa, "aku hanya ingin tahu bagaimana diriku meninggal seperti itu. Aku tahu kau tidak akan percaya kata-kataku. Tapi aku hanya ingin tahu bagaimana ini bisa terjadi. Itu saja."

Dramione and The Secret of LakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang