Hermione terbangun dari tidur lelapnya. Ia mengerjap kerjapkan mata cantiknya perlahan. Kantuknya masih menyerang, tetapi ia gunakan untuk menghangatkan diri di perapian kamarnya. Cuaca hari ini begitu dingin. Gemercik air yang jatuh ribuan bahkan milyaran terdengar dari kamarnya.
Ia memandang api itu lekat. Selimut ia gunakan menutupi tubuh mungilnya sembari sesekali terpejam. Rambutnya menggelayut menyebabkan ia kaget dan terbangun lagi.
"Engorgio," ujarnya merapalkan mantra agar api itu agak membesar.
Udaranya mulai hangat, ia sangat merasa nyaman. Crookshanks bangun dari tidurnya dan menghampiri Hermione. Ia mendengkur di sebelahnya menikmati hangatnya api yang diperbesar Hermione. Sampai-sampai, keduanya tertidur di karpet lantai berbulu itu.
Keesokan harinya, cuaca sangat cerah. Bau tanah yang basah menambah kesan relaksasi bagi pikiran gadis itu. Ia memegangi cawannya yang berisi teh hangat.
"Seandainya Draco disini," gumamnya tersenyum.
Hermione menengadah memandang langit biru dan sesekali melihat burung-burung berterbangan. Ia tersenyum simpul. "Aku sudah lama tidak bersamanya, aku harap dia baik-baik saja. Andai saja pekerjaan tidak banyak seperti beberapa hari lalu, mungkin aku sudah bersama Draco untuk menikmati hari."
Kau tahu Draco? Meskipun kau ada dalam tempat yang sama denganku, tetapi aku tetap merindukanmu.
Aku sangat menginginkan kita melepas penat dan menantikan senja bahkan hingga keluarnya bulan.
Draco, apa kau mendengarku? Aku sangat ingin hidup bersama denganmu entah dimanapun tempatnya.
Tetapi aku harus bersabar menunggu kapan waktunya tiba bagiku untuk melihatnya membawaku. Ku harap kau juga memikirkan hal yang sama Draco.
Sementara itu, Draco memakai setelan rompi jas sederhana yang berwarna abu-abu dan dibalut ornamen-ornamen cantik yang menambah kesan betapa berkarismanya sosok Draco Malfoy ini.
Ia menggenggam sebuah cincin yang indah bertatahkan batu berlian Swarovski yang berbentuk bundar dengan tambahan berlian bening disepanjang bundaran berlian Swarovski itu. Cincin itu sangat mewah, tetapi terkesan elegan.
"Draco," panggil ibunya.
"Ibu?"
"Apa kau siap membawanya kemari?" tanya Narcissa tersenyum.
Draco tersenyum tanda mengatakan 'iya' pada ibunya. Narcissa mengangguk. Dan Draco senang melihat ibunya bangkit dari rasa sakitnya. Ia menggunakan dress berwarna biru tua dengan ornamen bunga berwarna emas. Narcissa terlihat cantik meskipun usianya tidak lagi muda.
"Ibu menunggumu Draco. Dan, jangan lupa membawa baju untuknya," kata Narcissa mengingatkan.
Draco tersenyum dan pergi meninggalkan ibunya. Ia ingin menjemput Hermione di Hogwarts. Kali ini Draco pergi menggunakan mobil yang dibelinya dari dunia muggle. Sedikit sentuhan sihir, mobil yang bermerk Lamborghini itu pun melesat dengan cepatnya.
Hanya belasan menit, Draco telah tiba di Hogwarts. Saat datang, Neville menyapanya dan kagum dengan mobil yang dibawa oleh Draco.
Draco berjalan menuju ruangan Hermione dan memberikannya sebuah dress. Dress dengan balutan warna biru tua dan sedikit warna abu-abu menghiasi gaunnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dramione and The Secret of Lake
FantasyKepada Hermione Granger, Aku tahu setelah peperangan berakhir, semua orang sangat membenciku. Membenci ayah dan ibuku. Mengasingkanku dan jijik memandangku. Aku tahu itu salahku, jika aku punya pembalik waktu sendiri akan kugunakan dengan sebaik...