Teruntuk kamu yang udah klik part 23 ini makasih banget yaa❤
Yaudah gih baca sampe bawah, jangan di skip ya sampe bawah harus dibaca semua. Makasih.Selamat menikmati part ini temen-temen. Selamat membaca. Happy reading ☘
"Kesedihan yang berlarut-larut pun tak pernah bisa mengembalikan yang sudah tiada."
-Alyssa Nivanna Diamira-
Jadikan sebuah ujian sebagai alasan kamu menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Karena sejatinya ujian ada untuk memperkuat bukan melemahkan apalagi menghancurkan.
-My Beloved Husband-
▪︎
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
▪︎
"Ada banyak faktor yang menyebabkan istri bapak keguguran. Ibu Alyssa terlalu stress lalu ditambah kelelahan serta kurang memperhatikan asupan makanan yang bu Alyssa konsumsi membuat janin tidak bisa bertahan." Sang dokter menjelaskan secara rinci dan Riza hanya termangu mendengar ucapan dokter.
Kenapa istrinya sampai stress? Apakah dia sedang ada masalah? Apakah ada hal yang mengganggu pikiran Alyssa akhir-akhir ini?
Yang jelas Riza menyayangkan keterlambatan dia mengetahui kondisi sang istri, andaikan dia tau dari awal agar bisa saling menjaga untuk kesehatan sang calon bayi mungkin tidak akan begini. Tapi semuanya telah terjadi, dia kini sudah hilang, dia sudah pergi. Meninggalkan orangtuanya.
Riza memasuki kamar inap sang istri, wanitanya kini tengah berbaring lemas di brankar rumah sakit. Riza melihat tubuh rapuh itu hanya bisa tersenyum kecil sambil terus menyeka air matanya.
YaAllah engkau lebih menyayangi anak kami. Maafkan kami tidak bisa menjaga dengan baik amanah dari-Mu yaAllah.
Riza duduk di kursi dekat brankar. Pria itu menyentuh tangan sang istri yang terbalut infus lalu mengecupnya. "Maafin aku gak bisa jaga kalian," mengalir kembali derai air mata di pipinya sampai jatuh ke tangan sang istri. "Maafin ayah gak sadar kalo kamu udah hadir, Nak." Jemari Riza berpindah mengelus perut sang istri pelan takut menyakiti bekas kuretasi tadi yang dilakukan. Bahkan mengatakan dirinya ayah membuat hati Riza makin sakit dan bersalah.
"M-mas," suara serak sang istri mengejutkan Riza di tempatnya, pria itu menyeka sudut matanya lalu tersenyum menatap sang istri.
"Ada yang sakit, hm?"
Alyssa menatap lekat suaminya, "perut aku sedikit sakit."
Riza meringis mendengar ucapan istrinya. "Tiduran aja ya, jangan duduk dulu." Ujarnya ketika melihat sang istri berusaha untuk duduk.
Alyssa menggeleng. "Aku mau duduk," gumam Alyssa pelan. Perlahan Riza membantu agar sang istri bisa duduk dengan nyaman.
"Aku minta maaf udah lalai jaga kandungan aku." Alyssa menunduk dan mulai terdengar isak tangisnya. Jemari Riza menyentuh tangan sang istri. "Bukan salah kamu, sayang."
"Aku tau Mas Riza kecewa sama aku, karena aku tau anak ini udah diharepin banget sama kamu kan?" Sang istri masih saja menunduk.
Riza mendekat, sedikit menggeser kursinya untuk mendekati wanitanya. "Sayang.." isak tangis Alyssa semakin menjadi. Riza bangkit dari duduknya, lalu mendekap erat tubuh istrinya pelan, mengusap punggung Alyssa yang bergetar. Riza dapat merasakan kemeja yang tengah ia pakai basah akibat tangis sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Husband [On-Going]
Romance[Follow dulu sebelum baca] [Spiritual - Romance] - 𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐩𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 𝐢𝐦𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐩𝐚𝐭 Arti pernikahan sejatinya memang sesuatu yang sakral. Mengarungi bahtera rumah tangga dengan pendamping ter...