36 - Baikan

967 59 6
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

▪︎

"Kamu dan anak kita adalah sesuatu yang paling berarti di dunia ini. Terimakasih karena kalian sudah hadir di tengah hidup Ayah."

-Rizansyah Azka Zian-

▪︎

Pria itu memilih bangkit dari tempat tidurnya, rasanya berbeda ketika tidak ada istrinya di sampingnya. Usai bertengkar kecil tadi, istrinya belum kembali ke kamar. Langkah Riza menuju lantai bawah rumah mereka.

Netra Riza berkeliling mencari keberadaan istrinya. Lalu tanpa sengaja ia melihat televisi ruang keluarga tengah menyala namun ketika dilihat, Alyssa sudah tertidur di sofa.

Langkah Riza mendekat, meraih remote tv kemudian mematikan televisi tersebut. Lalu Riza jongkok di hadapan istrinya yang tengah terlelap. Mana mungkin Riza tega membiarkan istrinya tidur di sofa apalagi kondisi istrinya sedang hamil saat ini.

Dengan perlahan Riza mengangkat tubuh Alyssa, membawanya menuju kamar mereka. Wanita itu tidak terusik sama sekali, malah semakin nyenyak kelihatannya. Riza merapihkan surai istrinya yang menutupi wajah cantik bidadarinya itu lalu mengecup keningnya cukup lama sebelum beralih menyapa calon bayi mereka yang kini tumbuh di rahim istrinya.

Ia kecup perut istri berulang kali, dan tanpa sadar air matanya luruh. "Assalamu'alaikum anak Ayah, terimakasih karena sudah hadir untuk Ayah dan Bunda, kami akan selalu menjaga kamu sampai akhirnya kamu lahir ke dunia nanti ya, sayang." Riza juga mengusap perut istrinya dengan sangat amat hati-hati takut malah mengganggu tidur Alyssa.

Setelah itu Riza kembali menatap wajah istrinya, namun sepertinya tidur Alyssa terusik karena saat ini kedua mata yang mulanya memejam kini mengerjap. Alyssa menatap suaminya sebentar kemudian hendak membalikkan tubuhnya, membelakangi suaminya tapi urung karena di tahan oleh Riza. "Sayang, maaf."

Alyssa masih terdiam. "Maafin aku, udah gagalin rencana kejutan kamu."

Alyssa enggan angkat bicara. "Sayang maaf, jangan diem dong dijawab,"

Wanita itu menghela napas. "Abisnya kamu nyalahin aku, padahal aku yang kesel sama kamu gara-gara kamu berubah tadi siang,"

"Iya, maaf. Aku gak sadar kalo aku udah berubah sama kamu, maaf ya."

Alyssa mengangguk. Lalu bangkit duduk. "Aku maafin, tapi jelasin dulu kenapa kamu berubah sama aku tadi siang."

"Oke, aku jelasin." Riza menghela napas seraya menyentuh jemari istrinya. "Aku gak sengaja liat hp kamu tadi pagi, terus ada notifikasi pesan dari nomor gak di kenal."

Alyssa menyunggingkan senyuman. "Oh jadi karena itu kamu berubah, Mas?"

"Iya, ngechat istri orang pake cantik-cantik gitu, ngapain sih?"

Wanita itu hanya tersenyum lebar menanggapi ucapan suaminya. Jadi Riza lagi cemburu gara-gara pesan itu.

"Kok malah senyum-senyum," Riza mendekat dan kemudian menduselkan hidungnya di perut Alyssa. "Bundanya kok malah senyum gitu sih, Nak."

"Mas geli ih!" Alyssa menepuk-nepuk punggung suaminya agar cepat menghentikan kegiatannya.

Riza terkekeh kemudian menghentikan kegiatannya. "Kamu kenapa senyum-senyum sih?"

My Beloved Husband [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang