Hai, ketemu lagi sama cerita ini. Maaf banget baru bisa diupdate setelah beberapa bulan. Semoga suka sama part ini 💖
Jangan lupa kasih vote dulu, sempetin komen juga yaa.
Happy reading.
▪︎
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
▪︎
"KAMU?!"
Sepasang netra Alyssa membulat ketika menangkap siluet seseorang yang berada di hadapannya saat ini.
Alyssa mendorong sekuat tenaga untuk menutup kembali pintu tersebut agar Dimas tidak masuk namun sayang kekuatan Alyssa tidak sebanding dengan Dimas.
"Mau apa lagi?" Sergah Alyssa ketus sedang orang yang ditatapnya itu tertawa pelan.
Alyssa mengira Dimas sendirian namun ternyata, lelaki itu membawa teman. Dan sekarang, Dimas dan entah siapa itu menarik tangan Alyssa untuk keluar rumah.
"Lepasin! Apa-apaan sih, Dim!"
"Udah sayang, ikut aja dulu." Bisik Dimas tepat di telinga Alyssa yang sontak membuat tubuh wanita itu merinding.
Alyssa berusaha lepas dari jangkauan Dimas namun lagi-lagi dia tidak sekuat itu untuk bebas dari Dimas. "Dim! Kamu mau bawa aku kemana?" Tanyanya saat sudah berada di mobil.
"Tenang sayang, aku gak akan apa-apain kamu. Tapi kalo kamu--" Dimas menggantung ucapannya membuat Alyssa semakin takut di sana.
"Kamu apa, Dim?" Netra Alyssa memusat pada perutnya yang terasa ditendang oleh calon anaknya. Ia khawatir Dimas akan menyakiti anaknya.
"Tapi kalo kamu bawel dan berusaha kabur, aku bakal nyakitin kamu dan calon bayi kamu ini." Tangan Dimas menyentuh perut Alyssa, dan buru-buru Alyssa tepis.
Alyssa meringis ketika janin dalam kandungannya itu menendang perutnya terus-menerus seakan-akan dia tengah merasakan apa yang dirasakan ibunya.
"Jangan takut sayang, bunda pasti jagain kamu. Kita harus berjuang sama-sama ya, Nak."
Entah kemana mobil ini berjalan, Alyssa tidak tahu. Alyssa ingin sekali pergi dari mobil ini, tapi bagaimana caranya? Mau lompatpun rasanya mustahil mengingat kondisi dirinya yang saat ini tengah hamil.
Di lain tempat, Riza sedang perjalanan pulang menuju rumahnya, ia tidak sabar bertemu istrinya. Sesampainya ia di depan rumah terlihat teman-teman istrinya.
Riza mengernyit, kenapa mereka ada di luar? Seharusnya Alyssa membukakan pintu untuk teman-temannya.
Riza keluar dari mobilnya, menghampiri mereka. "Assalamu'alaikum,"
"Waalaikumussalam." Balas mereka menjawab salam Riza.
Riza mengernyit, "kalian kenapa gak masuk?"
"Dari tadi kita pencet bel bahkan manggil-manggil Alyssa, pintunya gak dibuka." Jawab Zarinna.
"Yaudah bentar aku panggilin." Riza melangkah menuju pintu masuk utama rumahnya, ternyata tidak terkunci. "Sayang," panggil Riza mencari keberadaan sang istri yang sampai detik ini belum menampakkan batang hidungnya.
Menyusuri kamar, dapur bahkan tempat kesukaan Alyssa yaitu taman belakang rumah tetap saja tidak ia temukan istrinya. Perasaan tidak enak mulai memenuhi pikirannya.
Buru-buru Riza menelpon nomor istrinya yang nyatanya membuat dirinya semakin panik karena ponsel istrinya tergeletak di sofa ruang tengah. "Astaghfirullahaladzim."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Husband [On-Going]
Romance[Follow dulu sebelum baca] [Spiritual - Romance] - 𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐩𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 𝐢𝐦𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐩𝐚𝐭 Arti pernikahan sejatinya memang sesuatu yang sakral. Mengarungi bahtera rumah tangga dengan pendamping ter...