33 - I'm Always Beside You

760 48 4
                                    

Mau ucapin makasih banyak buat yang udah support cerita ini dari awal sampe akhirnya nyentuh 6k. Tanpa kalian cerita ini gak akan sampe di titik ini, walaupun 6k itu belum seberapa tapi bagi aku itu luar biasa. Terimakasih semuanya❤

Oke, sebelum baca, boleh minta votenya dulu gak? Makasih apresiasinya❤

Happy reading 😊

▪︎

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

▪︎

Hidup memang kerap kali penuh kejutan. Berulang kali manusia terjatuh, bangkit kemudian terjatuh lagi. Siklus hidup manusia terkadang memang begitu, manusia di haruskan selalu kuat melewati ujian yang telah Allah gariskan untuknya.

Kehilangan nampaknya memang membuat manusia merasa jatuh dan berada di ambang keputusasaan. Tapi bagaimanapun Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hambaNya sesuai firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 286 sebagai berikut :

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286).

Dari ayat ini kita bisa pahami bahwa batas kemampuan setiap orang berbeda-beda dalam menghadapi ujian dari Allah. Ayat di atas juga menjadi pengingat bagi kita saat sedang terpuruk dan banyak beban hidup. Kita sebagai orang beriman harus senantiasa berserah diri kepada Allah di samping selalu berusaha sekuat kita.

Beberapa bulan lalu, ia kehilangan janinnya dan kemarin, Yusuf meninggal dunia. Dunia Alyssa yang mulanya runtuh sudah berhasil Alyssa bangun lagi dengan susah payah namun beberapa bulan kemudian mengapa harus kembali runtuh?

"Sayang." Alyssa terkesiap merasakan sentuhan Riza di lengannya.

"Ngelamun lagi, hm?" Semalam Riza melihat istrinya tidak kunjung tertidur, entah pukul berapa Alyssa bisa tertidur lelap semalam. "Kamu gak tidur semalem?"

Alyssa diam. Enggan menjawab pertanyaan suaminya. Riza berjongkok di bawah lalu mendongak menatap istrinya. "Sayang, aku paham perasaan kamu sekarang. Dua kali kita ditinggalkan orang yang paling kita sayangi. Tapi jangan gini Yang, aku gak bisa liat kamu kayak gini lagi." Riza menatap wajah istrinya yang juga basah oleh air mata entah sejak kapan mereka berdua menangis.

Alyssa menutup matanya dengan tangannya, isak tangis mulai terdengar di telinga Riza. Riza pun bangkit dari jongkoknya langsung membawa Alyssa ke dekapannya. Membiarkan wanitanya menangis di sana. "Yang dengerin aku ya, kamu masih punya aku, Ummi, Abang dan juga kakak ipar yang sayang sama kamu. Kamu masih punya kita Yang, jangan ngerasa kamu sendirian."

"Jangan gini sayang, please bangkit." Lanjutnya semakin mengeratkan pelukan pada istrinya.

Tiba-tiba Alyssa melepas pelukan suaminya. "Kamu bilang gitu karena kamu gak pernah tau rasanya kehilangan, Mas. Aku yang paling merasa kehilangan disini, bukan kamu." Alyssa menghela napas kasar seraya tersenyum. "Aku yang paling kehilangan waktu aku dinyatakan keguguran, kamu gak pernah tau Mas rasanya jadi aku, kehilangan dua kali sosok yang paling berharga di hidup aku. Sekarang Abah, pertahanan yang udah aku bangun harus hancur lagi Mas karena dua kali aku harus kehilangan."

My Beloved Husband [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang