38 - Trauma

813 58 13
                                    

Peringatan buat kalian yang sampe part sejauh ini tetep bersikukuh untuk tidak memperlihatkan jejak kalian. Aku tau sebagian pembacaku alhamdulillah udah ada kemajuan, udah kasi vote dan komen.

Terimakasih untuk semua orang yang sudah vote dan komen cerita ini. Tapi teruntuk kalian yang sampe sekarang belum kasih jejak dan cuma baca aja. Please hargai aku dan hargai karyaku, kalian gak akan rugi dengan memberi vote atau komen.

Bukannya aku gak menghargai kalian yang cuma baca aja. Enggak! Aku seneng kalian udah mau baca cerita ini. Tapi tolong, aku sebagai penulis butuh vote dan juga komen buat cerita aku. Sepele mungkin untuk kalian tapi enggak menurutku.

Dimohon kesadarannya :)

Udah deh, bahas siders-nya. Selamat membaca 😊

Happy reading 💖

▪︎

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

▪︎

"Kak, lo berantem sama suaminya Alyssa? Emang lo ada masalah sama dia?" Tanyanya saat sudah di dalam mobil.

Adnan menoleh ke arah Dimas. "Jadi cowok tadi suaminya Alyssa, cewek yang lo suka itu?"

Dimas berdeham tanda mengiyakan. "Ada masalah apa sama dia, sampe lo ngehajar dia?"

"Dia kakak dari cewek yang gue sukai. Kakaknya Kanya. Dia selalu ngehalangin gue buat nemuin Kanya di rumah sakit."

Pernyataan itu sukses membuat mata Dimas terbuka lebar. "Ha? Dia kakaknya Kanya? Serius?"

"Serius. Gue gak nyangka si kalo kakaknya Kanya itu suaminya cewek yang lo suka. Bisa-bisa nya dua orang yang kita sayangi jadi milik dia semua?" Adnan menghela napas kasar usai mengatakan hal tersebut.

Ucapan Adnan ada benarnya. Kenapa Kanya dan Alyssa jadi milik Riza semua. Dunia seakan tidak ada adil untuk mereka berdua. "Kak, tadi lo kenapa jadi nyakitin Alyssa. Gue ikhlas lo sakitin Riza tapi jangan sakitin cewek gue, Kak."

"Mana gue tau kalo tuh cewek ngelindungin suaminya. Lagian ngapain Alyssa ikut-ikutan ada disana. Gue juga maunya nyakitin Riza lebih dari tadi, tapi gara-gara tuh cewek semuanya gagal." Adnan kesal karena dirinya belum puas menghajar Riza tapi harus urung karena ada Alyssa disana.

Dimas menghela napas kasar. "Lo harusnya hati-hati tadi. Bisa-bisanya lo salah sasaran. Gue mau lo anter gue ke rumah sakit sekarang."

"Ngapain ke rumah sakit, masih peduli lo sama tuh cewek?"

Pria berkaos oblong hitam itu menoleh kakaknya sinis. "Gue jadi ngerasa bersalah, padahal bukan gue yang ngelakuin itu."

"Hallah, lagian tuh cewek gak suka sama lo. Mana disana ntar ada Riza, dia kan gasuka sama lo."

"Mau Riza suka atau engga. Pokonya gue mau liat keadaan Alyssa. Kayaknya Alyssa lagi hamil, kalo sampe kenapa-napa gue hajar lo Kak!" Adnan mendengus menanggapi ucapan adiknya.

Bagaimanapun penolakan yang di berikan Alyssa padanya, perasaannya tak akan pernah hilang. Begitupula dengan marahnya Riza, Dimas tidak akan semudah itu untuk menyerah.

🌻🌻🌻

"Mohon maaf, janin dalam kandungan Ibu Alyssa tidak bisa kami selamatkan karena benturan saat terjatuh yang lumayan keras, janin tidak dapat bertahan." Ujar dokter tersebut kala keluar dari ruangan tempat Alyssa di periksa.

My Beloved Husband [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang