Nah loh triple update :)
Nebus kesalahanku udah lama ninggalin cerita ini, sampe berdebu😭🙌Selamat membaca.
▪︎
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
▪︎
Tiga bulan kemudian...
"Mas,"
Alyssa menyentuh lengan Riza, suaminya sudah tidur lebih dulu sedangkan dirinya malah tidak bisa tidur sampai pukul setengah dua malam.
"Mas Riza,"
Riza mengerjapkan matanya perlahan, menatap kearah sang istri yang tengah terduduk, "kenapa yang? Kok kamu belum tidur? Udah malem ini, Yang."
"Gak bisa tidur,"
Riza bangkit dari tidurnya kemudian duduk tepat di hadapan Alyssa seraya mengusap surai hitam milik istrinya. "Kenapa?"
"Mau sesuatu," cicitnya pelan.
"Mau apa, hm?"
"Pasti di turutin?"
Riza mengulas senyumannya, kemudian mengangguk.
"Adik bayinya lagi aktif banget, biasanya kalau udah dengerin suara ngaji ayahnya pasti diem."
Riza tersenyum lebar. "Sekalian sholat tahajjud yuk? Daripada nunggu nanti, mending sekarang. Mau?"
Alyssa mengangguk. "Mas siap-siap dulu gih, biar aku siapin alat sholatnya."
"Yaudah, aku ke kamar mandi duluan ya."
Alyssa tersenyum kemudian mengangguk. Dengan gerakan perlahan Alyssa turun dari ranjang kemudian menggelar sajadah untuk suaminya dan untuk dirinya sendiri. Tidak butuh waktu lama, Riza keluar dari kamar mandi.
"Hati-hati ke kamar mandinya." Peringat Riza pada istrinya yang tengah mengandung itu. Usia kehamilan Alyssa yang semakin lama semakin membatasi ruang gerak Alyssa itu membuatnya khawatir. Ntah kenapa perasaan takut dan khawatir itu datang tanpa permisi, bahkan terkadang Alyssa kesal sendiri jika suaminya itu mulai protektif.
Riza hanya ingin menjadi ayah dan suami yang siaga bagi mereka berdua. Karena sekarang usia kehamilan Alyssa sudah mencapai 8 bulan, itu artinya sebentar lagi mereka akan menimang bayi yang sudah mereka nanti-nantikan itu.
Usai melaksanakan sholat tahajjud, seperti biasa Alyssa mencium tangan Riza sedangkan Riza memberikan kecupan di kening Alyssa juga di perut Alyssa.
Alyssa meringis, bayi kecil itu sudah semakin aktif dalam perutnya.
"Sakit?" Tanya Riza ketika tak sengaja melihat sang istri meringis.
Alyssa mengangguk.
"Udah dari tadi kayak gini?"
"Iya."
"Kok baru bangunin aku?"
Wanita dengan mukenah putihnya itu menatap Riza seraya memainkan jemari suaminya, "aku gak tega bangunin, kamu nyenyak banget tidurnya."
"Aku pasti bangun kalo kamu butuhin aku, jangan di hadapi sendiri. Kamu punya aku, dia anak kita berdua, apapun yang bisa aku bantu atau lakuin buat kamu sama adik bayi, pasti aku langsung lakuin sayang. Apalagi ini udah malem, aku mana tega biarin kamu gak tidur sendirian." Riza mendekat, mengikis jarak diantara mereka berdua, "lain kali jangan gini ya?" Ia usap kepala istrinya yang tengah bersandar di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Husband [On-Going]
Romansa[Follow dulu sebelum baca] [Spiritual - Romance] - 𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐩𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 𝐢𝐦𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐩𝐚𝐭 Arti pernikahan sejatinya memang sesuatu yang sakral. Mengarungi bahtera rumah tangga dengan pendamping ter...